Ke Kalsel IFAD Memastikan Program YESS Bermanfaat Untuk Petani Muda

0

Tim IFAD yang terdiri dari Thierry Maheoux, dan Shazreh Hussain, Konsultan Targeting, Gender, dan Youth IFAD berdiskusi ringan dengan sejumlah Penerima Manfaat Program YESS dan Tim PPIU Kalsel. (Foto-Humas SMK PP Negeri Banjarbaru).

Kalsel terus menjadi perhatian untuk regenerasi petani, seiring bagusnya Program Youth Entrepreneurship And Employment Support Services (YESS)dijalankan. Kalsel sendiri salah satu daerah yang diharapkan menjadi salah satu pencetak petani-petani muda berkualitas, terutama mengembangkan kemampuan wirausaha bagi generasi milenial.

Terkait ini pula International Fund for Agricultural Development (IFAD),memberikan perhatian penuh kepada Kalsel dalam mendorong tumbuhnya wirausaha milenial tangguh dan berkualitas melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS).

Dukungan ini terlihat saat Tim IFAD Supervision Mission IFAD” Program Yess di Kalimantan Selatan. Kunjungan yang berlangsung selama 3 hari, sejak kamis (02/05/2024), guna memastikan pelaksanaan program YESS memberikan manfaat penuh bagi petani-petani muda di Banua.

Tim IFAD  yang terdiri dari Thierry Maheoux, dan Shazreh Hussain, Konsultan Targeting, Gender, dan Youth IFAD,langsung mengunjungi sejumlah tempat mulai PPIU Kalsel, Kabupaten Tanah Laut, hingga Kabupaten Banjar.

Kunjungan lapangan ini untuk mengevaluasi implementasi Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) di Kalimantan Selatan. Disamping itu kunjungan tersebut bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas program, dengan fokus khusus pada para penerima manfaat.

Thierry Maheoux, salah satu perwakilan IFAD, menyampaikan bahwa meskipun program YESS telah memberikan dampak positif di Kalimantan Selatan, namun masih dibutuhkan lebih banyak pendampingan, pelatihan, dan akses permodalan ke lembaga keuangan agar usaha para penerima manfaat dapat berkembang lebih lanjut.

Senada dengan itu Shazreh Hussain, Konsultan Targeting, Gender, dan Youth IFAD, menekankan pentingnya kesetaraan gender dalam program YESS,. Dia menyebutkan minimal 50% dari penerima manfaat harus perempuan.

“Kami menyarankan perlunya adanya fasilitas yang ramah gender seperti taman bermain dan ruang laktasi di tempat-tempat pelatihan,” ujar Shazreh Hussain.

 

Diskusi Tim IFAD bersama Tim Manajemen PPIU Kalsel. (Foto-Humas SMK PP Negeri Banjarbaru).

Sementara itu Budi Santoso, Kepala SMK-PP Negeru Banjarbaru, mengungkapkan hasil evaluasi selama dua hari ini akan menjadi masukan berharga untuk perbaikan program di masa yang akan datang.

“Evaluasi yang dilakukan IFAD ini merupakan langkah penting dalam memastikan bahwa program YESS tidak hanya memberikan dampak ekonomi, tetapi juga mendukung kesetaraan gender dan inklusi sosial di wilayah ini. Semoga evaluasi ini menjadi tonggak penting untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat khususnya petani muda di Kalimantan Selatan,” kata Budi.

Kunjungan lapangan selama dua hari , dimanfaatkan Tim IFAD menggali informasi tentang pengalaman Penerima Manfaat. Mereka pun mengawali kunjungan ke kecamatan Tatah Makmur Kabupaten Banjar. Di tempat ini Thierry Maheoux  dkk mendapatkan info-info penting dan pengetahuan serta pengalaman terbarukan dari  penerima Hibah Kompetitif. Salah satunya adalah bertemu langsung dengan Ernawati, pengusaha budidaya jamur, dan Bahrani, peternak ayam broiler.

Usai di Kabupaten Banjar, Tim IFAD juga melihat dari dekat kawasan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut. Di tempat ini mereka pun mendapat kisah dan pengalaman dari sejumlah Penerima Manfaat Program YESS, termasuk bagaimana dampak pelatihan Literasi Keuangan Dasar (LKD).

Sejumlah Penerima Manfaat Program YESS seperti Ratna Hidayah, Mutia Zairinia, dan Awaluddin Marifatullah Kurau, memberikan pandangan yang lebih komprehensif tentang dampak program ini. Diskusi dengan fasilitator pemuda mobilizer, dan penerima manfaat LKD juga menjadi bagian penting dari evaluasi ini.

Misi kunjungan ini juga selaras dengan upaya Kementerian Pertanian melahirkan petani-petani muda berkualitas di Indonesia.  Hal ini dilakukan karena Kementan menyadari bahwa generasi milenial merupakan modal utama dalam fenomena bonus demografi. Potensi generasi milenial yang dapat dimaksimalkan akan mampu meningkatkan pertumbuhan

Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman dalam setiap kesempatan selalu menegaskan pertanian merupakan salah satu sektor yang akan selalu menjadi andalan bagi perekonomian Indonesia.

“Didalam sektor pertanian perlu diisi oleh SDM yang berkualitas. Lulusan SDM inilah yang telah dididik untuk menjadi petani milenial melalui pendidikan vokasi selama tiga tahun, salah satunya SMK-PP,”tega Amran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, menambahkan program Youth Entrepreneurship And Employment Support Services (YESS) dirancang untuk menghasilkan wirausahawan muda perdesaan di bidang pertanian dan untuk menghasilkan tenaga kerja yang kompeten.

“Keberhasilan program YESS akan menjadi percontohan dan tolok ukur untuk pelaksanaan program pengembangan pemuda tani dan kewirausahaan muda di tingkat nasional maupun internasional. Dengan demikian maka pengelolaannya harus dilakukan dengan baik, oleh tenaga yang professional dan berkomitmen tinggi,” tutur Dedi.

Kementan bersama International Fund for Agricultural Development (IFAD), menciptakan wirausaha milenial tangguh dan berkualitas melalui Program YESS bertujuan mencetak petani milenial dan meningkatkan kapasitas maupun kompetensinya serta mengembangkan kemampuan wirausaha bagi generasi milenial. (Olpah Sari).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Exit mobile version