Kementan Permudah Akses Permodalan Bagi Usaha Pertanian

0

Kesempatan Magang Ke Luar Negeri  Terbuka Untuk Petani Milenial Banua

 

Batulicin – Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus mendorong proses regenerasi petani dan mendorong pengembangan usaha pertanian melalui akses permodalan khususnya Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Salah satunya dengani program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) yang disupport oleh International Fund for Agricultural Development (IFAD), sebuah lembaga pembiayaan internasional dibidang pertanian, Kementan terus meningkatkan minat generasi muda untuk berwirausaha dibidang pertanian

Di satu sisi akses permodalan menjadi perhatian penting dalam mendukung harapan pemerintah menghadirkan petani-petani muda di masa depan.Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi juga mengingatkan pentingnya akses permodalan bagi para pelaku bisnis pertanian.

“Permodalan menjadi faktor penting dalam kegiatan usaha para petani milenial. Penting sebagai upaya mereka dalam mengembangkan skala usaha mereka,untuk itu akses permodalan, khususnya KUR harus terus diupayakan,” ungkap Dedi.

Terkait itu pula Kementerian Pertanian Republik Indonesia terus memasifkan informasi mengenai akses KUR bagi Petani Milenial. Salah satu yang terkini  sedang dilakukan Unit Pelaksana Teknisnya yakni SMK-PP Negeri Banjarbaru. Sekolah vokasi pertanian merupakan  Provincial Project Implementation Unit (PPIU) YESS Programme Kalimantan Selatan.

 

Kepala SMK PP Negeri Banjarbaru,Budi Santoso, menekankan pentingnya pengelolaan yang baik dalam usaha pertanian.

 

Sekolah ini pun mengelar Millenial Agriculture Forum (MAF) edisi Tani Akur dengan mengusung tema “Akses Permodalan Usaha Menggunakan CSR”. MAF sendiri disiarkan langsung dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Karang Bintang, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, Rabu (08/11/2023).

Pada Millenial Agriculture Forum sejumlah narasumber ahli pun dihadirkan. Mereka tersebut adalah yang, M. Untung RLU (Bappeda Litbang Kabupaten Tanah Bumbu), Heru Dianto (Koordinator BDSP Karang Bintang), dan M. Husaini (Offtaker Hortikultura), serta Anton Laras Tri Anggoro (Local Champion Penerima Manfaat Program YESS).

Saat membuka webinar, Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso mengatakan pertanian merupakan salah satu bisnis yang menguntungkan jika dikelola dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya petani yang yang sukses, dan mengembangkan usaha dengan pinjaman modal dari lembaga keuangan.

“Karena usaha di pertanian menguntungkan, jika ada kendala bisa konsultasi ke BPP yang ada di rekan-rekan semua, misalnya disini di BPP Karang Bintang. Jika sudah berjalan dan mapan, rekan-rekan harus mengembangkan usahanya agar lebih berkembang”, ujar Budi.

Budi menambahkan, bagaimana cara mendapatkan modal usaha nantinya di MAF ini akan dijelaskan, baik melalui KUR atau mendapatkan bantuan modal dari CSR. Kehadiran sejumlah  narasumber diharapkan menjadi pencerahan dan motivasi bagi anak muda untuk terus berbisnis di sektor pertanian.

Sementara itu salah satu pembicara  Millenial Agriculture Forum M. Untung RLU,  menyebutkan Kabupaten Tanah Bumbu konsen terhadap sektor pertanian, yang mengarahkan ke pertanian agro industri. Potensi unggulan daerah ini adalah tanaman pangan, holtikultura, perkebunan dan peternakan.

Dalam pengembangan usaha pertanian masalah permodalan usaha menjadi catatan penting daerah. Karena itulah pihaknya juga mengandeng sejumlah perusahaan untuk mendukung pengembangan sektor pertanian, salah satunya melalui program CSR.

“Misalkan petani-petani membutuhkan akases untuk CSR, siapkan proposalnya kita akan bantu follow up melalui kecamatan. Selanjutnya kita akan pertemukan dengan 3 perusahaan ini. Karena kewajiban perusahaan itu di Perda Tanah Bumbu No. 5 Tahun 2016, mereka wajib mengeluarkan 2% dari keuntungannya untuk CSR”, jelas Untung.

 

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti menyemangati para petani milenial untuk terus bergerak mengembangkan usaha dengan tata kelola yang benar.

Senada dengan itu, Heru Dianto mengatakan para petani milenial bisa memanfaatkan keberadaan BPP. Lembaga ini merupakan tempat informasi, penggerak Lembaga pertanian, pusat belajar, konsultasi Agribisnis Pertanian, dan jenjang kemitraan.

“Selain itu, dalam mengembangkan usaha, mereka bisa memperoleh modal melalui sumber modal dari perbankan. Karena lembaga keuangan tersebut menawarkan banyak pilihan pinjaman modal yang besar. Dan di Karang Bintang sendiri akses yang sangat mudah adalah adalah Bank BRI dan Bank BPD Kalimantan Selatan,”kata Heru Dianto.

Dalam pengembangan usaha, yang perlu dicatat adalah penghitungan untung rugi.Karena itulah M. Husaini, Offtaker Hortikultura, membagikan kiat-kiat khusus dalam menjalankan usaha di bidang pertanian. Dia juga menekankan pentingnya pencatatan dalam bertani, karena menyangkut perhitungan untung dan rugi.Terlebih peluang usaha cukup terbuka seperti hortikultura, peternakan.

Dalam Millenial Agriculture Forum, panitia juga menghadirkan Anton Tri Anggoro, Local Champion Penerima Manfaat Program YESS, yang berkecimpung di budidaya jeruk di lingkungan perkebunan karet. Dia pun mengajak petani di Karang Bintang bisa berkecimpung di budidaya jeruk, dan terbentuk ekosistem disana, ada yang bibit, pemasaran, dan pengolahan produk

Di puncak acara Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti memberikan wejangan khusus bagi petani milenial di Tanah Bumbu. Salah satu yang didorong Kementerian Pertanian adalah memberikan kesempatan magang bagi petani di Banua.

“Sekarang masih ada kesempatan magang bagi petani dari Tanah Bumbu atau Kalimantan Selatan, untuk dapat mempunyai pengalaman magang di luar negeri seperti di Taiwan, sehingga pertanian di Indonesia menjadi Maju, Mandiri, dan Modern,” tutupnya. (Olpah Sari/Adv).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Exit mobile version