Jejak Panjang Anugerah Sawit Di Negeri Gemah Ripah Loh Jinawi

0

Kontribusi Perekonomian Di Antara Harapan Energi Terbarukan

 

                            Oleh Muhammad Risanta, SE, MM

Beruntunglah Indonesia diberikan anugerah kekayaan alam dan sumber hayati lainnya yang melimpah . Berkah anugerah ini pun semakin lengkap dengan kondisi geografisnya dan Indonesai berada di garis khatulistiwa. Ini pula yang menempatkan negeri gemah ripah loh jinawi sebagai  salah satu negara tropis.

Tidaklah heran jika sejarah mencatat Indonesia dikenal sebagai negara penghasil rempah-rempah berkelas dunia dan komoditas lainnya.Salah satu yang dikembangkan sejak 100 tahun silam adalah perkebunan kelapa sawit. Jika menengok ke belakang industri perkebunan kelapa sawit tersebut melewati fase-fase sejak zaman penjajahan, kemerdekaan, orde lama, orde baru hingga reformasi yang bertranformasi dengan digitalisasi.

Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dilansir katadata.co.id yang dikeluarkan 21 Mei 2021 tercatat luas perkebunan besar di Indonesia didominasi tanaman kelapa sawit hingga saat ini. Pada tahun 2020 jumlahnya mencapai 8,9 juta  hektare. Luas ini mengalami kenaikan 300 ribu hektare .Dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 8,6 juta.

Luas perkebunan sawit di Indonesia pada periode 2015-2019 sangat fluktuatif. Namun di tahun 2015-2016 luasnya sempat menurun, namun pada 2016-2019 luasnya terus melonjak. Tercatat, pada 2019 luasnya mencapai 14,60 juta hektare (ha). Berdasarkan sebarannya perkebunan kelapa sawit tersebar di 26 provinsi di Indonesia. Provinsi Riau memiliki areal perkebunan kelapa sawit terluas dengan 2,82 juta ha pada 2019 atau 19,31% dari total luas areal perkebunan kelapa sawit di negeri ini.

Jika melihat faktanya kelapa sawit dengan nama latin Elaeis guineensis bukan tanaman asli Indonesia. Tanaman ini adalah tanaman asli dari kawasan Afrika. Sedangkan di Indonesia,  konon kelapa sawit berawal dari empat biji kelapa sawit yang dibawa oleh Dr. D. T. Pryce. Ia pun membawa masing-masing dua benih (wikipedia).

Selanjutnya seperti tertulis dalam literatur empatbiji kelapa sawit tersebut ditanam pada Kebun Raya Bogor, Jawa Barat. Saat itu yang  itu dipimpin oleh Johanes Elyas Teysman dan berhasil tumbuh dengan subur. Di Kebon Raya Bogor, pohon kelapa sawit tersebut tumbuh tinggi dengan ketinggian 12 meter dan menjadi pohon kelapa sawit tertua di Asia Tenggara.

 

Perkebunan Sawit PT.Citra Putra Kebun Asri, Jorong, Tanah Laut, Kalsel.

Peran dan Kontribusi Sawit Bagi Ekonomi Nasional

Berbicara sawit semakin tak terbantahkan jika komoditas satu ini sangat berkontribusi positif bagi perekonomian Indonesia. Yang terbaru saja catatan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyebutkan pada September 2020 silam ekspor minyak sawit tergerek dalam posisi menggembirakan yakni surplus senilai USD 13,82.

Di tahun 2021 Di tengah pandemi Covid-19, komoditas sawit masih memberikan kontribusi positif terhadap ekonomi Indonesia. Ekspor minyak sawit menopang neraca perdagangan pada September 2020 surplus senilai US$13,82 miliar. Meskipun pada periode yang sama tahun 2021 sempat turun, namun soal harga CPO justru naik.

Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (GAPKI) juga menyebutkan pada tahun 2021 merupakan masa keemasan industri sawit Indonesia. Kabar paling gres harga CPO terbilang tinggi dalam sejarah perdagangan minyak sawit di dunia.Jika dikaitkan sepanjang tahun 2021 harga rata-rata CPO di atas USD 1.000 per metrik ton.Puncaknya di bulan Oktober 2021 mendekati level USD 1.390.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Joko Supriyono saat memberikan keterangan resmi persiapan diadakannya acara ‘GAPKI 17th Indonesian Palm Oil Conference and 2022 Price Outlook (Virtual IPOC 2021), di Studio Gapki Jakarta, Rabu (17/11/2021), mengungkapkan kenaikan harga tersebut memberikan dampak positif  untuk industri sawit, termasuk dari segi pendapatan petani.

“Tak hanya itu kontribusinya menjaga neraca perdagangan Indonesia tetap positif di tengah pandemi Covid-19 melandai di berbagai negara di dunia,hingga terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi,” ungkap Joko Supriyono dalam keterangan resminya secara virtual.

Gapki sendiri melihat terjadinya penurunan produksi di negara produsen sawit, justri membuat harga sawit saat ini terus melejit. Hal lainnya adalah justru pada produksi minyak nabati lainnya mengalami pelambatan. Kondisi seperti ini bisa saja akan berubah jika produksi tinggi dan demand yang menurun.Kalau berlangsung lama maka harga akan kembali turun karena stok yang melimpah.

Kondisi ini juga perlu disikapi serius, yang memerlukan strategi tepat menjaga kestabilan harga dan daya saing pada kondisi-kondisi seperti ini. Karena itulah momen IPOC  dijadikan sarana khusus membahas secara komprehesif mengenai strategi pemulihan ekonomi berkelanjutan kaitannya dengan peranan kelapa sawit. Strategi ini juga dilakukan pemerintah dari berbagai strategi untuk pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, termasuk Indonesia.

Dalam berbagai kesempatan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, industri kelapa sawit menyumbang lebih dari 14% dari total penerimaan devisa ekspor non migas. Secara implisit pemerintah berusaha juga mengurangi ketergantungan pada impor minyak melalui program biodiesel. Kebijakan ini juga ditempuh dengan cara hilirisasi industri sawit untuk mendorong peningkatan kegiatan perekonomian dalam negeri.Tak hanya mendorong nilai ekonomi, kebijakan tersebut juga untuk memberikan kesempatan kerja dan kemandirian untuk sektor pangan maupun sektor lainnya.(Bisnis.Com).

 

 

Catatan khususnya ternyata industri sawit dinilai sudah mampu menjadi big-push dan berdaya besar memiliki big-impact dalam perekonomian Indonesia. Industri sawit membuktikantelah  membawa perubahan dengan membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya. Bahkan industri sawit, salah satu sektor yang kokoh dan tidak terdampak pandemi.Bahkan sawit termasuk komoditas penyumbang devisa papan atas bagi Indonesia.

Ketua Bidang Komunikasi, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Tofan Mahdi, menegaskan pula  sampai saat ini industri kelapa sawit menjadi bagian penting perekonomian Indonesia. Dan Sawit menjadi andalan perekonomian Indonesia, termasuk dalam kondisi pandemi Covid-19.

Topan juga menekankan betapa peran industri kelapa sawit sang penting dalam mendukung perekonomian secara nasional.  Hal ini menunjukkan bukan sekedar penguatan argumen, namun nyatanya bahwa,sawit ini berkontribusi besar dan menjadi penyumbang kedua devisa negara. Topan Mahdi, salah satu pembicara utama dalam BPDPKS Journalist Fellowship dan Training 2021, berkali-kali menyakinkan bahwa Indonesia adalah produsen terbesar di dunia dan produksi CPO pun terbanyak di dunia.

Kebijakan Mandatory Sebuah Penghematan Devisa Indonesia

Sejatinya juga sektor ini mampu menyerap 4,4 juta tenaga kerja langsung dan 12 juta tenaga kerja tidak langsung.Tak hanya itu 2,3 juta usaha petani yang mempekerjakan 4,4 juta orang di industri perkebunan kelapa sawit.Bahkan program mandatori B30 diperkirakan menghemat devisa USD 8 Miliar atau setara dengan Rp.116 Triliun, sedangkan melalui mandatori B20 saja penghematan mencapai USD 3,54 Miliar atau Rp.51,73 Triliun.

Setidaknya untuk sebuah kedaulatan negeri, langkah cepat dan strategis ditempuh Indonesia dengan mengembangkan energi substitusi terbarukan (renewable energy).Tengoklah bagaimana dalam beberapa tahun terakhir kebijakan mandatori biodisel sawit telah menjadi B30. Indonesia juga dinilai mampu menurunkan BBM impor yang berdampak positif dalam menghemat devisa impor.

Dalam perbincangan dengan sejumlah wartawan pada BPDPKD Journalist Fellowship & Training 2021 Batch II,  Ketua Harian Aprobi (Asosiasi Produsesn Biofuel Indonesia)  Paulus Tjakrawan menuturkan mandatori B30 (biodiesel campuran 30 persen FAME) sejak awal tahun 2021 terus digalakkan oleh pemerintah. Karena diklaim bahan bakar nabati lebih ramah lingkunga  dibandingkan fossil fuel.

Catatan yang dilansir Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi), sepanjang tahun 2020 volume produksi B20 mencapai 6,37 juta kiloliter atau setara 40 juta barel minyak. Artinya bahwa volume produksi sebanyak itu dihasilkan dari 19 perusahaan yang memiliki 11,6 juta kiloliter kapasitas terpasang. Jumlah tenaga kerja yang diserap di hulu mencapai 650.000 orang

Optimalisasi Biomassa Energi Ekonomi Padat Karya

Tanaman kelapa sawit disebut-sebut sebagai tanaman sejuta manfaat.Faktanya tak hanya sebagai pendorong ekonomi terbesar negeri ini, sawit juga memberikan harapan bagus bagi pergerakan industri lainnya, seperti kontribusi minyak massal hingga bahan bakar kelapa sawit.

Pada sebuah industri perkebunan sawit dan pengolahan crude palm oil (CPO) dikenal ada sisa biomassa yang populer dengan sebutan limbah industri sawit. Semula biomassa ini akan meimbulkan masalah jika dibuang sembarang termasuk membiarkan begitu saja di mana-mana. Ketidaktahuan manfaat membuat sebagian besar orang memandang sebelah mata terhadap limbah sawit dan perkebunan sawitnya.

Padahal jika dicermati produk sampingan kelapa sawit ini termasuk bahan baku yang baik digunakan untuk pembangkit tenaga listrik. Biomassa sawit diakui juga sebagai sumber bahan bakar ramah lingkungan dan terbarukan.Biomassa ini dikenal pula dalam bentuk tandan buah kosong, serat buah, cangkang pelepah dan Palm Oil Mill Effluent (POME) atau limbah cair. 70 persen biomassa sawit terdapat di pelepah pohon sawit, selanjutnya tandan buah kosong mencapai 10 persen , sedangkan batang sawit hanya 5 persen saja.

Salah satu Pabrik Kelapa Sawit yang memanfaatkan biomassa sawit ini terdapat di perusahaan PT.Citra Putera Kebun Asri , Jorong , Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.Manager Kebun PT.Citra Putera Kebun Asri, Eko Priyanto, mengatakan Sebanyak 89% dari total biomassa yang dihasilkan umumnya digunakan sebagai bahan bakar, mulsa, dan pupuk. Bahkan biomassa ini dapat pula diubah menjadi bio batu bara untuk mengantikan batubara. Bio batubara ini juga diklaim sebaga bahan bakar pembangkit lebih dengan kualitas ramah lingkungan. Lantaran termasuk yang bisa mengurangi emisi gas rumah kaca.

Tak sampai disitu keberadaan biomassa sawit ini juga katanya dapat menyerap tenaga kerja. Karena janjang yang merupakan sisa peremasan sawit bisa dimanfaatkan menjadi pupuk. Perusahaan ini pun memberikan gratis kepada masyarakat untuk mengangkut janjang, namun untuk pengangkutan mereka memberikan upah atau honor yang sesuai dengan kesepakatan. Cara ini pun disambut antusias warga, karena dalam sehari bisa mengantongi ratusan ribu dari honor pengangkutan bahan baku pupuk dari sawit. Jadi tak hanya minyaknya, janjang ini pun memberikan kontribusi ekonomi bagi warga sekitar.

 

  • Penulis adalah Wartawan Trans7 & Economictravelling.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Exit mobile version