Menjaga Tahun Keemasan Sawit Diantara Persaingan dan Harga

0

Gapki Gelar 17th Indonesian Palm Oil Conference and 2022 Price Outlook, Awal Desember 2021

Jakarta – Kontribusi sawit terhadap ekonomi Indonesia tidak terbantahkan lagi. Di tengah pandemi sawit memberikan kontribusi positif. Catatan ekspor minyak sawit tergerek dalam posisi menggembirakan di mulai  bulan September 2020 silam surplus senilai USD 13,82. Di tahun 2021 Di tengah pandemi Covid-19, komoditas sawit masih memberikan kontribusi positif terhadap ekonomi Indonesia. Ekspor minyak sawit menopang neraca perdagangan pada September 2020 surplus senilai US$13,82 miliar. Meskipun pada periode yang sama tahun 2021 sempat turun, namun soal harga CPO justru naik.

Tahun 2021 boleh jadi seperti yang dirilis Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (GAPKI) merupakan masa keemasan industri sawit. Disebutkan harga CPO global terdongkrak tinggi dalam sejarah perdagangan minyak sawit dunia. Data GAPKI juga mengaitkan jika sepanjang tahun 2021 harga rata-rata CPO di atas USD 1.000 per metrik ton.Puncaknya di bulan Oktober 2021 mendekati level USD 1.390.

“Kenaikan harga ini memberikan dampak positif, baik dari segi pendapatan petani. Tak hanya itu kontribusinya menjaga neraca perdagangan Indonesia tetap positif di tengah pandemi Covid-19 melandai di berbagai negara di dunia,hingga terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi,” ungkap Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Joko Supriyono saat memberikan keterangan resmi persiapan diadakannya acara ‘GAPKI 17th Indonesian Palm Oil Conference and 2022 Price Outlook (Virtual IPOC 2021), di Studio Gapki Jakarta, Rabu (17/11/2021).

 

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Joko Supriyono dan Ketua IPOC 2020, Mona.

 

Lebih jauh Joko Supriyono  memaparkan , terjadinya penurunan produksi di negara produsen sawit, justri membuat harga sawit saat ini terus melejit. Hal lainnya adalah justru pada produksi minyak nabati lainnya mengalami pelambatan. Kondisi seperti ini bisa saja akan berubah jika produksi tinggi dan demand yang menurun.Kalau berlangsung lama maka harga akan kembali turun karena stok yang melimpah.

“Menyikapi hal tersebut di atas, maka, diperlukan strategi yang tepat untuk menjaga kestabilan harga dan daya saing terutama pada kondisi saat ini. Terkait itu pula IPOC tahun ini akan membahas secara komprehesif mengenai strategi pemulihan ekonomi berkelanjutan kaitannya dengan peranan kelapa sawit. Strategi ini juga dilakukan pemerintah dari berbagai strategi untuk pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, termasuk Indonesia,” bebernya.

Joko juga menambahkan dalam IPOC tahun ini secara khusus mengundang beberapa Menteri terkait untuk memberikan pandangan dan informasi terkait strategi pemerintah dalam hal memulihkan perekonomian yang berkelanjutan. Hal tak kalah pentingnya dalam pertemuan tahunan ini pembahasan tentang peluang pasar minyak sawit dunia di beberapa negara tujuan utama ekspor, supply and demand minyak nabati dunia, tren pasar global, dan proyeksi harga minyak sawit untuk tahun berikutnya.

 

Ketua Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Topan Mahdi

 

Dalam agenda ini pihaknya memberikan sesi khusus khusus untuk para menteri terkait seperti Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan dan Menteri Kesehatan untuk memberikan special address. Dan mendaulat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI sebagai keynote speech dari yang sekaligus membuka acara IPOC 2021 secara resmi.

“Presiden RI, Bapak Ir. H. Joko Widodo dijadwalkan akan memberikan sambutan khusus di awal acara dan nantinya dilanjutkan mendaulat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI sebagai keynote speech dari yang sekaligus membuka acara IPOC 2021 secara resmi,” ujar Joko.

Sekedar diketahui IPOC sendiri meruoakan konferensi industri minyak sawit terbesar dunia. Dalam konfrensi ini juga memberikan informasi perkembangan industri sawit Indonesia dan global terkini serta menganalisis tren harga minyak sawit ke depan.

Tak hanya itu IPOC sendiri  merupakan tempat para pelaku bisnis dan pemangku kepentingan (stakeholders), pemilik, CEO dan eksekutif, dan para pengambil kebijakan baik tingkat nasional maupun internasional serta stakeholder lainnya, untuk bersama-sama membahas isu-isu strategis di seputar industri kelapa sawit dari hulu sampai ke hilir.

“Ini merupakan tahun kedua  penyelenggaraan secara virtual, kami optimis peserta akan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Tercatat kuota sudahmencapai hampir 900 peserta, artinya ini  menunjukkan animo masyarakat tetap tinggi,”kata  Mona, ketua pelaksana IPOC 2020. (Olpah Sari Risanta).

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!