Kementan Mudahkan Akses Permodalan Bagi Petani Muda

0

Foto-Humas SMK PP Negeri Banjarbaru.

 

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengatakan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi negara terkuat di dunia melalui pengelolaan pertanian. Karena itu, dia ingin insan pertanian bekerja keras dan memiliki integritas.

Melalui program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) yang disupport oleh International Fund for Agricultural Development (IFAD), sebuah lembaga pembiayaan internasional dibidang pertanian, Kementan berupaya terus meningkatkan minat generasi muda untuk berwirausaha dibidang pertanian.

Salah satu hal terpenting adalah bagaimana Kementerian Pertanian lewat Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus mendorong proses regenerasi petani dan mendorong pengembangan usaha pertanian melalui akses permodalan khususnya Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menekankan pentingnya akses permodalan bagi para pelaku bisnis pertanian.

“Permodalan menjadi faktor penting dalam kegiatan usaha para petani milenial. Penting sebagai upaya mereka dalam mengembangkan skala usaha mereka,untuk itu akses permodalan, khususnya KUR harus terus diupayakan,” tegasnya.

Terkait itu pula lembaga mereka juga memasifkan informasi mengenai akses KUR bagi petani milenial di sejumlah daerah. Salah satunya dilakukan SMK-PP Negeri Banjarbaru. Sekolah Vokasi Pertanian ini adalah Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pertanian, disamping sebagai Provincial Project Implementation Unit (PPIU) program YESS Kalimantan Selatan.

SMK-PP Negeri Banjarbaru kembali menggelar Millenial Agriculture Forum (MAF) edisi Tani Akur. Edisi kali ini mengusung  tema Strategi TPAKD dan CSR Daerah dalam Mendukung Permodalan Petani Muda Menuju Ketahanan Pangan Berkelanjutan.

Kegiatan sendiri dipusatkan langsung di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Mataraman, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, Rabu (12/06/2024) dan dilakukan secara luring dan daring (Zoom Meeting).

 

Para Narasumber yang menginspirasi peserta Millenial Agriculture Forum (MAF) edisi Tani Akur. (Foto-Humas SMK PP Negeri Banjarbaru).

Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso kembali mengungkapkan adanya elnino kemarin berdampak kepada pertanian Indonesia dan dunia. Dampaknya pun dirasakan dengan kekurangan pangan. Untuk itu pula  Kementerian Pertanian mencetuskan beberapa program peningkatan produksi tanaman pangan.

“Dampak elnino berdampak pada panen pertanian kita, sedangkan negara pengekspor juga membatasi, seperti india dan vietnam.  Sehingga Kementan mencetuskan beberapa program diantaranya optimalisasi lahan, pompanisasi dan IP, “ ujar Penanggungjawab YESS Kalsel ini.

Budi Santoso juga berharap semua pihak saling bergandengan tangan menjaga ketahanan pangan negeri ini.

“Mari kita bergandengan tangan, bersama-sama baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan petani menjaga pangan kita, terkhusus di Indonesia.  Terkait tema kali ini, adanya berbagai macam akses permodalan bisa dimanfaatkan untuk pertanian, baik dari pemerintah, lembaga keuangan atau CSR di sekitarnya,” ajaknya.

Sekedar diketahui Millenial Agriculture Forum (MAF) yang diselenggarakan setiap hari Rabu ini, menghadirkan 5 (lima) narasumber yang kompeten dan sesuai bidangnya. Mereka adalah Dedi Nurmadi yang merupakan Kepala Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam Bappeda Litbang Kabupaten Banjar. Pria ini pun memaparkan  kebijakan dan pengelolaan CSR yang ada di Pemerintah Kabupaten Banjar, dalam mendukung sektor pertanian.

Selain terdapat narasumber dari PT. Banjar Bumi Persada, Oktaviano Catur Arya.Dalam Forum ini dirinya menjelaskan bagaimana Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) atau juga disebut CSR yang ada di perusahaannya. PT. BBP terus mendukung agar sektor pertanian terus berkembang. Hal ini juga untuk mengurangi tekanan yang dialami oleh Masyarakat akibat pertambangan

Millenial Agriculture Forum (MAF) kali juga diramaikan dengan kehadiran Rizal Dwi Prastyo dari Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan.Salah satu pejabat Bank Indonesia ini, memberikan pemahaman terkait peran BI dalam menjaga stabilitas inflasi di Kalimantan Selatan, yang salah satunya yang mempengaruhi inflasi adalah komoditas pertanian (Cabai, Bawang Merah, dan Beras).

Selanjutnya  ada Amelia Sri Widyastuti .Perempuan energik ini dikenal sebagai Koordinator BPP Mataraman. Dia pun menyebutkan sebagai BDSP dalam Program YESS, selain melaksanakan implementasiya. Pihaknya juga menjalin Kerjasama dengan PT. BBP sejak 2022 untuk melaksanakan Sekolah Lapang Pertanian. Kecamatan Mataram tidak jauh dari komoditas padi, cabai, kambing, sapi dan ayam lokal.

Sementara itu sebagai pembicara terakhir adalah Muhibban, Ketua GAPOKTAN Berkat Maju, Mataraman, Petani muda ini adalah  penerima manfaat dari Program YESS. Muhiban sendiri terbilang sukses mengembangkan usaha di komoditas cabai. Dirinya mengaku hal itu tidak terlepas dari program yang dilakukan bersama Kementan. Karena begitu usai mengikuti permagangan YESS selama 3 bulan, selanjutnya dirinya  berhasil mendapatkan bantuan agribisnis (HK) dari Program YESS Kementan.

Sementara itu Manager Program YESS PPIU Kalimantan Selatan, Angga Tri Aditia Permana, mengharapkan setelah acara ini petani bisa memperluas jejaring, dan terjadi bisnis pitching dan matching. Sehingga kemudian harapannya terjadi kontrak kerjasama, akses layanan perbankan dapat dilakukan.(Olpah Sari).

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Exit mobile version