Kementan Tanamkan Pemahaman Remittance Kepada Petani Muda

0

Salah satu upaya Kementerian Pertanian melalui UPT-nya SMK PP Negeri Banjarbaru menanamkan pemahaman ekonomi bagi petani muda di Kabupaten Banjar.

Martapura – Kementerian Pertanian (Kementan)  melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus mendorong proses regenerasi petani dan mendorong pengembangan usaha pertanian melalui akses permodalan khususnya Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengatakan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi negara terkuat di dunia melalui pengelolaan pertanian. Karena itu, dia ingin insan pertanian bekerja keras dan memiliki integritas.

Melalui program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) yang disupport oleh International Fund for Agricultural Development (IFAD), sebuah lembaga pembiayaan internasional dibidang pertanian, Kementan terus meningkatkan minat generasi muda untuk berwirausaha dibidang pertanian.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengingatkan pentingnya akses permodalan bagi para pelaku bisnis pertanian.

“Permodalan menjadi faktor penting dalam kegiatan usaha para petani milenial. Penting sebagai upaya mereka dalam mengembangkan skala usaha mereka,untuk itu akses permodalan, khususnya KUR harus terus diupayakan”, jelas Dedi.

Kementan terus memasifkan informasi mengenai akses KUR bagi petani milenial, di berbagai daerah. Salah satunya yang dilakukan Unit Pelaksana Teknisnya SMK-PP Negeri Banjarbaru. Sekolah Vokasi Pertanian ini juga merupakan Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Program YESS Kalimantan Selatan.

Dukungan terhadap ini, SMK-PP Negeri Banjarbaru mengadakan Millenial Agriculture Forum (MAF) edisi Tani Akur dengan tema “Remiten Sebagai Penggerak Pertumbuhan Ekosistem Pertanian Pedesaan Tangguh Melalui Petani Milenial”. Kegiatan sendiri disiarkan langsung secara daring dan luring di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Martapura Timur, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, pada Rabu (15/05/2024).

Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso menjelaskan  Remittance atau Remiten biasanya melibatkan pengiriman uang dari negara lain, seperti ekspor impor, sehingga harapannya petani muda bisa memanfaatkan dana dari luar negeri.

“Kami harapankan petani muda ini memanfaatkan berbagai dana untuk pengembangan usahanya, seperti dana KUR dan dana dari luar negeri. Sebab, pertanian ini menjadi ujung tombak untuk menopang kelangsungan hidup Masyarakat dan pemerintah,” ujar Budi saat membuka langsung kegiatan.

Budi pun berharap semua pihak untuk terus mensupport kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Kementerian Pertanian.

“Pemerintah Daerah juga harus mensupport, petani muda harus ikut berperan. Sebab padi beberapa tahun terakhir ini sangat menguntungkan,” ujarnya lagi.

 

Millenial Agriculture Forum (MAF) edisi Tani Akur dengan tema “Remiten Sebagai Penggerak Pertumbuhan Ekosistem Pertanian Pedesaan Tangguh Melalui Petani Milenial”. (Foto-Humas SMK PP Negeri Banjarbaru).

Kegiatan Millenial Agriculture Forum (MAF) edisi Tani Akur ini, menghadirkan langsung 4 narasumber yang berkompeten. Mereka adalah Abdullah Mekani dari BSI Cabang Martapura MRM TL, Dedi Nurmadi selaku Kepala Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam Bappeda Litbang, Hj. Kasmawati selaku Koordinator BPP Martapura Timur, dan terakhir Mutia Zairina seorang Local Champion Program YESS.

Dalam pertemuan tersebut, Abdullah Mekani menjelaskan tentang Kredit Usaha Rakyat yang ada di Bank Syariah Indonesia cabang Martapura. Karena itu petani muda harus bisa memahami jenis kredit, syarat dan aturan yang dapat diajukan mereka untuk mengembangkan usahanya, dengan maksimal sampai 500 juta.

Sedangkan Dedi Nurmadi selaku menyebutkan Pemerintah Kabupaten Banjar memiliki beberapa program dalam mendukung petani di wilayahnya. Salah satunya adalah  Kurma Manis, dan dana dari CSR.

“Kurma Manis merupakan program investasi daerah yang dijalankan Pemkab Banjar berupa pemberian pinjaman tanpa bunga dan biaya administrasi bagi masyarakat dan pelaku usaha. Hal tersebut sebagai dukungan Kabupaten Banjar sebagai penyokong sektor pertanian dari IKN Nusantara nantinya,”sebutnya.

Sementara Koordinator BPP Martapura Timur, Hj. Kasmawati menyampaikan di wilayah Martapura Timur ini sebagian adalah lahan rawa lebak, rentan akan perubahan kondisi.Karena itu petani muda harus bisa menyesuaikan penanaman dan pengolahan pertanian dengan kondisi tersebut.

“Di Martapura Timur petani menjalan usaha tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan pengolahan hasil pertanian.Kami berharap petani muda yang tergabung dalam Program Yess bisa bergabung di kelompok tani, untuk memudahkan pendataan dan pembinaan,” ajak Kasmawati.

Terakhir, Mutia Zairina seorang Local Champion Program YESS berbagi kisah sukses merintis usaha melalui metode hidroponik tanaman selada. Ia menceritakan bagaimana usaha di sektor pertanian ini menguntungkan, dengan kondisi lahan rawa dan lahan yang sempit. Melalui usaha ini pua dirinya dapat mengembangkan dan menjual seladanya Rp.30.000 per kilogram dengan wilayah penjualan di Banjar dan Tanah Laut.

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Kapusdiktan), Idha Widi Arsanti mengatakan dengan mengundang narasumber yang kompeten dalam bidang akses permodalan, dan pemasaran ini adalah dalam rangka untuk mendukung pengembangan usaha pertanian bagi petani milenial.

“Melalui MAF Tani Akur ini kita berharap terjadi bisnis matching dan bisnis pitching di BPP dan P4S. Sehingga kemudian harapannya terjadi kontrak kerjasama, akses layanan perbankan dapat dilakukan. Sebab untuk mengembangkan usahanya petani milenial ini harus bisa akses permodalan”, ujar Santi. (Olpah Sari).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Exit mobile version