Signifikan dan Tren Positif Realisasi PAD Banjarmasin  

0

Foto-Ilustrasi Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina saat menerima kunjungan Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki.

 

Dalam enam tahun terakhir laju pergerakan Pendapatan Asli Daerah Kota Banjarmasin diwarnai tren positif . Sukses ini menempatkan Banjarmasin sebagai kota yang berkontribusi besar meraih pendapatan asli daerah cukup signifikan. Salah satu indikator pendapatan itu berasal dari pajak yang terus berkontribusi positif dan cenderung mengalami kenaikan.

Dilansir dari data Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Aset Daerah (BPKPAD) Banjarmasin, pada tahun 2018 saja, Banjarmasin mampu membukukan pendapatan hingga Rp,190 Miliar. Angka tersebut melebihi target pajak daerah. Kondisi ini semakin terkerek dan terjaga pula di tahun 2021  dengan capaian Rp198 miliar. Raihan ini melampaui target yang dibidik Pemerintah Kota Banjarmasin.

Keberhasilan ini semakin lengkap  dengan kinerja bagus di tahun 2023.Hingga bulan Oktober saja Banjarmasin di bawah duet kepemimpinan Ibnu Sina dan Arifin Noor, sudah meraup pendapatan hampir Rp.228 Miliar lebih. Dipastikan tren positif ini terus berjalan hingga akhir tahun dan dipastikan mengunci realisasi lebih dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar Rp 258 Miliar.

Capaian positif dan signifikan ini setidaknya mementahkan tudingan realiasasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terburuk di Kalimantan Selatan.Tidak validnya data dan croschek yang tak berimbang ketika menjadi menu berita, disinyalir membuat informasi realisasi pendapatan kota Banjarmasin menjadi samar atau tidak jelas,

Karena itulah Kepala Bagian Hukum Setdako Banjarmasin, Jefri Fransyah, langsung meluruskan pemberitaan yang terlanjur beredar namun terdapat kekeliruan dan menimbukan salah tafsir serta merugikan Pemerintah Kota Banjarmasin.

“Keliru itu, kalau PAD Banjarmasin hanya sebesar Rp.1 Miliar, logika berpikirnya gimana.Terlebih sudah memasuki semester ketiga dalam laporan keuangan kami. Itu jelas keliru. Karenanya kami perlu meluruskan kekeliruan itu,” tegasnya saat memberikan keterangan resmi mewakili Pemerintah Kota Banjarmasin, di Banjarmasin, Selasa (31/10/2023).

 

Semangat para ASN Pemko Banjarmasin dalam berkolaborasi dan sinergi mendukung program percepatan realisasi pencapaian PAD dari tahun ke tahun.

Jefri Fransyah juga mengungkapkan fakta dan info terkini , salah satunya dari Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), disebutkan total pendapatan Pemerintah Kota Banjarmasin sudah mencapai Rp,1, 33 Triliun.

“Total pendapatan PAD Kota Banjarmasin sendiri dari pendapatan lain-lain, dana transfer dan dana bagi hasil,” sebutnya lagi.

Sementara itu berdasarkan data dilansir Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan RI Kantor Wilayah Kalimantan Selatan, menyebutkan Kinerja APBD Regional Kalimantan Selatan sampai dengan 30 September 2023, untuk realisasi pendapatan daerah mencapai 22,76 Triliun atau sekitar 74,89% dari target. Pendapatan daerah ini terdiri dari Pendapatan asli daerah sebesar 5,25 Triliun, Pendapatan Transfer 17,46 Triliun, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar 53,11 Miliar.

Sedangkan dari sisi Belanja Daerah, telah terealisasi sebesar 18,53 Triliun atau sekitar 58,56%. Realisasi Belanja Daerah ini terdiri dari Belanja Operasional sebesar 12,36 Triliun, Belanja Modal 2,90 Triliun, Belanja Tak Terduga 24,80 Miliar, dan Belanja Transfer sebesar 3,26 Triliun.

“Realisasi Belanja Daerah tertinggi pada Kabupaten Hulu Sungai Utara prosentase sebesar 72,79% dan yang paling kecil adalah pada Kabupaten Balangan sebesar 47,81%. Realisasi TKD s.d. 30 September 2023 sebesar 15,72 Triliun atau 67,56% dari pagu. Capaian ini meningkat 19,80% dibandingkan tahun lalu,” terang Kepala Kanwil DJPb Provinsi Kalsel, Syafriadi, saat Publikasi ALCo Regional Kalsel di Kantor Direktorat Jenderal Pajak Kalselteng di Banjarmasin, beberapa saat lalu.

Dikatakan Syafriadi, capaian tersebut dimulai dengan rincian Dana Bagi Hasil (DBH) sebesar 6,21 Triliun, Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar 6,01 Triliun, DAK Fisik sebesar 585,14 Miliar, DAK Non Fisik sebesar 1,67 Triliun, Hibah 0,73 Miliar, Dana Desa 1,16 Triliun, dan Intensif Fiskal sebesar 74,05 Miliar.

“Realisasi TKD terbesar pada Kabupaten Balangan mencapai 77,26% dari pagu. Sedangkan realisasi TKD terendah pada Kabupaten Tanah Bumbu baru sebesar 54% dari pagu,”sambungnya lagi.

Sementara itu  untuk realisasi DAK Fisik di Kalimantan Selatan telah terealisasi sebesar 51,14%. Kabupaen Barito Kuala menempati peringkat pertama penyaluran DAK Fisik berdasarkan persentase realisasi dari pagu dan Rencana Kegiatan (RK) di lingkup Pemda Kalimantan Selatan.

Untuk realisasi Dana Desa, sampai dengan 30 September 2023 ini Kabupaten Barito Kuala juga menempati peringkat pertama realisasi Dana Desa dengan persentase sebesar 85,16%. Kalimantan Selatan menempati peringkat ke-8 penyaluran Dana Desa se-Indonesia. (Olpah Sari).

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Exit mobile version