Sejarah Peradaban Pun Terukir Dalam Jelujur Massal Kain Sasirangan

0

 

Banjarmasin– Torehan tinta emas kembali diberikan Kota Banjarmasin. Prestasi terbaik dan membanggakan ini menjadi saksi sejarah dalam rangkaian Banjarmasin Sasirangan Festival ke-7 di Banjarmasin. Dan agenda spesial menjelujur massal kain Sasirangan memberikan rekor penting di hari Minggu yang indah di Siring Menara Pandang, Banjarmasin.

Dalam agenda yang dibuka langsung Wakil Walikota Banjarmasin, H Arifin Noor, rekor terbaik pun diraih kota Banjarmasin dan tercatat dalam Rekor Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID). Rekor ini pun dibukukan secara resmi dengan jumlah orang yang menjelujur secara serentak 1000 orang lebih. Mereka yang kompak dan seirama menjelujur bersamaan adalah para kader-kader TP-PKK Kota Banjarmasin, PKK Kecamatan, tenaga pendidik serta peserta didik di sejumlah Sekolah Menengah Pertama Kota Banjarmasin.

Pemecahan rekor dengan ribuan orang dengan teknik menjahit menggunakan tangan, semakin meramaikan pagelaran budaya bertajuk Banjarmasin Sasirangan Festival (BSF) 2023.Siapa menyangka kerja bareng dan kompak ini membuat tim juri Rekor Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID) memberikan penilai khusus.

Atas keberhasilan ini, Pemerintah Kota Banjarmasin pun mengapresiasi setinggi-tingginya para peserta menjelujur massal kain Sasirangan. Bahkan Wakil Walikota Banjarmasin H Arifin Noor dibuat terharu dengan prestasi membanggakan ini.Dirinya pun sangat berterima kasih banyak kepada seluruh stakeholder yang berperan dalam penyelenggaraan Rekor tersebut, Ia mengakui hasil itu berkat kolaborasi seluruh lapisan, mulai dari Pemerintah, para Guru, hingga peserta didik dan masyarakat pada umumnya.

“Tidak lupa saya ingin berterimakasih kepada para Panitia yang sudah bekerja keras untuk suksesnya acara ini, semoga dengan pemecahan rekor ini, bisa lebih memperkenalkan lagi Sasirangan sampai ke luar daerah dan luar negeri,” kata H Arifin Noor.

 

 

Sementara itu, Staf Ahli  Bidang Birokrasi Reformasi dan Regulasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Raden Kurleni Ukar, sangat terkesan dengan penyelenggaraan Banjarmasin Sasirangan Festival. Salah satu yang mendapat perhatiannya adalah pembuatan kain Sasirangan yang begitu mempesona. Selama 3 hari di Banjarmasin, dirinya pun mendapat ilmu luar biasa serta pelajaran khususnya dalam pembuatan kain Sasirangan.

“Ya disini saya banyak sekali belajar Sasirangan dan ini memang karya yang membanggakan bagi Banjarmasin perlu dilestarikan dan perlu diberikan nilai tambah untuk bisa menjadikan ini pariwisata,” ujar perempuan yang pernah menjabat sebagai Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf.

Mantan Peneliti LIPI ini juga banyak mendapat pengetahuan baru termasuk sejarah terkait kain Sasirangan maupun penyelenggaraan Banjarmasin Sasirangan Festival, sebagai wadah menjaga dan merawat warisan terbaik nenek moyang di Kalimantan Selatan.

“Tadi banyak sejarahnya dan ini kalo bagi kami harus di bungkus menjadi story nomik, bagi pariwisata inilah yang bisa membedakan, unik untuk wisatawan baik manca negara maupun wisatawan lokal,” tambahnya.

Ketua LEPRID Paulus Pangka SH, sangat mengapresiasi panitia penyelenggara di BSF yang hanya butuh persiapan singkat namun mampu menyelesaikan sesuai harapan.Tentunya kerja keras peserta menjelujur Kain Sasirangan harus diapresiasi dan diberikan reward luar biasa.

“Hari ini kami diundang, sehari sebelumnya kami tidak percaya bisa dilakukan dalam satu hari. Padahal ini butuh 3 bulan dalam mengajukan permohonan, namun kota Banjarmasin bisa mewujudkan. Luar biasa adik-adik, Bapak dan Ibu guru semua dengan semangatnya, memberikan edukasi luar biasa untuk kita semua,” ungkap Paulus Pangka.

Pihaknnya sendiri mengaku bangga dengan semangat dan kerja keras yang diberikan para peserta memberikan sesuatu yang berharga, ilmu luar biasa dalam melestarikan warisan budaya leluhur, Kain Sasirangan.

,”Selama ini saya memakai topinya kemana saya pergi, ke Semarang saya memakai topi yang terbuat dari sasirangan kemudian kainnya juga, lalu orang bertanya apa kamu sudah lihat bagaimana prosesnya dan hari ini kita saksikan bersama bagaimana menjelujur ini,” sebut Paulus sambil mengenakan topi bercorak khas Sasirangan. (Olpah Sari ).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Exit mobile version