Neraca Perdagangan Kalsel Naik Meski Performance Ekspor Menurun

0

 Banjarbaru – Kabar terbaru Neraca Perdagangan Kalimantan Selatan pada bulan September 2022 tetap mengalami surplus,  namun kinerjanya mengalami penurunan jika dibandingkan dengan surplus pada bulan-bulan sebelumnya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya trend penurunan harga produk CPO dan turunannya.

Mengacu kepada data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan, terkait perkembangan ekspor dan impor pada bulan September 2022 hanya membukukan US$1,48 miliar atau turun sebesar 9,87 persen dibanding nilai ekspor pada Agustus 2022 yang mencapai US$1,64 miliar.

Ekspor terbesar Kalsel September 2022 berdasarkan kode Harmonized System (HS) dua dijit disumbangkan oleh kelompok bahan bakar mineral (HS 27) dengan nilai US$1,32 miliar. Nilai tersebut mengalami penurunan sebesar 6,84 persen dibanding ekspor Agustus 2022 sebesar US$1,41 miliar.

Hal ini diungkapkan pula Rudie Bayu wijadnoko, Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai Kanwil DJBC Kalbagsel, saat memberikan keterangan pada Media Briefing di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kalsel, Banjarbaru, Jumat sore (21/10/2022).

“Kegiatan ekspor di Kalsel ini bertumpu kepada sumber daya alam,batubara , CPO dan turunannya.Untuk ekspor batubara trennya tinggi dan bagus, karena pasar dunia juga bagus.Sedang komoditi CPO trennya jelek,” ungkap Rudie kepada wartawan.

 

 

Rudie yang didampingi Kepala seksi penerimaan dan Pangkalan Data Kanwil DJBC Kalbagsel,Arif Setyawan, menyebutkan kenaikan volume ekspor itu sangat tergantung kepada tinggi rendahnnya harga dunia. Pada bulan Juni-Juli hingga Agustus harga CPO sangat bagus sekali maka eksportis berlomba-lomba untuk melakukan ekspor.Sehingga pada saat itu pemerintah terpaksa membatasi bahkan melarang ekspor.Karena sempat terjadi kelangkaan minyak goreng dalam negeri.

Hal ini selaras pula dengan Laporan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) yang menyebutkan pula stok CPO dan turunannya secara nasional pada awal April berada di angka 3,20 juta ton. Volume ini lebih rendah dibandingkan dengan stok awal Maret yang mencapai 4,02 juta ton.

Sejumlah faktor yang menyebabkan performa ekspor lemak dan minyak nabati mengalami koreksi pada April jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kondisi dalam negeri bisa memengaruhi kinerja ekspor pada periode tersebut.

“Kebijakan pembatasan mobilitas atau lockdown bisa sangat memengaruhi kinerja ekspor,” kata Ketua Umum GAPKI, Joko Supryono, pada saat itu.

 

Sementara itu Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan Sulaimansyah SE, mengatakan Kinerja neraca perdagangan di Kalimantan Selatan pada bulan September 2022 masih menunjukkan surplus walaupun tidak sebesar bulan yang lalu.

“Sementara itu, kondisi makro ekonomi di Kalimantan Selatan ditandai dengan peningkatan angka inflasi sebesar 1,42 %. Angka tersebut meningkat cukup tinggi jika dibandingkan pada bulan sebelumnya yang mengalami penurunan inflasi sebesar 0,42 %.,”ujar Sulaiman.

Menurutnya Kenaikan harga BBM yang telah diputuskan oleh Pemerintah pada awal September 2022, telah mempengaruhi harga barang atau jasa yang terdampak secara langsung di lapangan seperti  sektor transportasi serta perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya. Kenaikan beberapa harga barang atau jasa tersebut telah mempengaruhi hasrat konsumsi masyarakat yang saat ini cenderung menurun

“Dengan kondisi tersebut di atas, untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang sedang meningkat, pemerintah perlu menahan daya beli masyarakat agar tidak turun. Hal tersebut karena sebagian besar pertumbuhan ekonomi kita saat ini masih ditopang oleh permintaan domestik dan komoditas ekspor,”tambah Sulaiman saat berdiskusi dengan para awak media.

Di sisi lain, upaya pemerintah untuk menahan laju inflasi yang semakin tinggi juga mempunyai peran yang sangat penting. Antara lain diwujudkan dalam bentuk strategi menjaga pasokan bahan makanan di pasar untuk menjamin ketersediaannya sehingga harga bahan makanan tidak naik.

Sebelumnya Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkapkan kepada media di Jakarta, secara umum capaian surplus neraca perdagangan September 2022 sebesar 4,99 miliar dolar AS, Hal ini menunjukkan kemampuan ekonomi Indonesia bertahan di tengah berbagai krisis.

Data yang dilansir Kementerian Perdagangan sektor non migas menyumbang surplus perdagangan pada bulan September sebesar 7,09 miliar dolar AS.Sedangkan komoditi migas mengalami defisit sebesar 2,10 miliar dolar.(Olpah Sari Risanta).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Exit mobile version