Batik Menjadi Simbol Kebangkitan Ekonomi Sektor Ekraf

0

Yogyakarta– Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menginginkan agar batik menjadi simbol kebangkitan ekonomi di sektor ekonomi kreatif terutama subsektor fesyen.

Saat menghadiri acara “Batik Nusantara Celebration-Rediscover Indonesia by Accor Live Limitless” di The Phoenix Hotel Yogyakarta, Minggu (10/10/2021) malam ,Menparekraf Sandiaga Uno,menjelaskan setiap daerah di Indonesia memiliki wastra (helaian kain) khasnya masing-masing yang potensial untuk dikembangkan, salah satunya adalah batik.

“Batik sebagai simbol ekonomi kita, karena batik merupakan ekosistem warisan budaya leluhur bangsa. Indonesia juga menjadi salah satu negara yang kaya akan potensi budaya yang luar biasa. Hal ini menjadi modal yang sangat berharga bagi pengembangan ekonomi kreatif Indonesia,” kata Menparekraf Sandiaga.

Menparekraf Sandiaga juga mengapresiasi langkah Grup Accor dalam menggelar acara yang dihadiri para pelaku UMKM dari Pulau Sumatera hingga Papua. Event sendiri sekaligus dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional 2021. Sedikitnya 4 (empat) pilar ditonjolkan yakni Destinasi, Kuliner, Seni Budaya, dan Kebugaran atau Kesehatan, sebagai kelanjutan kerja sama atau kolaborasi antara Kemenparekraf dengan Grup Accor yang sudah terjalin sejak 2012.

“Saya sudah meninjau secara langsung pameran batik sebagai produk karya para pelaku UMKM di bawah binaan Accor dan Kita Muda Kreatif, serta menyaksikan peragaan busana batik. Saya berharap hadirnya acara ini tentunya bukan hanya menjadi aspek kelestarian budaya, namun juga sebagai penggerak ekonomi dan lapangan kerja,” ujarnya lagi.

 

Sandiaga Uno sendiri menyebutkan pihaknya menyambut baik kolaborasi acara tersebut. Terkait itulah dirinya berharap, acara ini akan turut mendorong pemulihan sektor parekraf dan menggerakkan perputaran ekonomi, utamanya di masa pandemi.

“Pandemi belum berakhir, tak bosan-bosannya saya mengingatkan untuk terus menerapkan protokol kesehatan secara disiplin dan ketat. Pandemi boleh saja membatasi ruang gerak kita, namun tidak akan pernah bisa membatasi ruang kreativitas kita dalam berkarya,” katanya.( Fikri Husaini- Risanta )

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Exit mobile version