Kisah Inspiratif Bidan Hj.Raihatul Jannah Rela Begadang Untuk Bantu Persalinan

0

 Life is a long lesson in humility.Begitu ucap perempuan bernama HJ.Raihatul Jannah, suatu kali ketika ditanya tentang pilihan hidupnya menjadi seorang bidan.Padahal semula ia bercita-cita menjadi seorang diplomat dan penterjemah di kantor kedutaan besar. Namun arah perjalanan hidup berubah saat menyaksikan perjuangan sejumlah bidan yang bertugas di kawasan pelosok untuk menolong sesama.

Raihatul pun akhirnya mantap memilih bidan sebagai profesi dalam hidupnya.Perempuan yang dikenal ramah ini menempuh pendidikan kebidanan untuk memuluskan cita-cita mulia sebagai seorang bidan.Usai menyelesaikan sekolah kebidanan dirinya pun langsung terjun ke masyarakat. Pada awalnya keberadaannya tidak begitu dilirik, karena sebagian masyarakat memilih membawa keluarganya yang ingin melahirkan ke klinik kandungan atau rumah sakit bersalin untuk proses persalinan.

 

 

Meskipun begitu tidak mematahkan semangat seorang Raihatul Jannah muda untuk menekuni profesi bidan. Ia pun membuka praktek di kampungnya dan banyak menghabiskan waktu mengedukasi masyarakat khususnya ibu-ibu hamil,bagaiamana menjaga kondisi pra dan sesudah melahirkan, termasuk menjaga pola makanan yang sehat .Seiring waktu nama bidan Raihatul Jannah mulai dikenal luas sebagian besar warga, hingga akhirnya memutuskan membuka praktek bidan di kawasan Jalan Jahri Saleh RT.25 No.35, Kelurahan Sungai Jingah, Banjarmasin Utara.

“Apa yang ulun lakukan semata-mata sebuah pengabdian. Ini adalah tanggung jawab untuk bisa membantu dan mengabdi pada masyarakat sehingga bisa berperan langsung dalam upayanya menolong masyarakat khususnya para ibu hamil,” cerita Hj.Raihatul Jannah, saat bertemu Tim Economic Travelling.Com, di kliniknya di kawasan Jahri Saleh Banjarmasin, Rabu (29/6/2022).

Meskipun sudah berstatus bidan profesional, Raihatul tidak membedakan siapa pun orang yang ingin mendapat pelayanan di tempat praktek bidan miliknya.Ia pun tetap rendah hati dan memperlakukan sama kepada warga, termasuk mereka yang berasal dari kurang mampu sekalipun. Tak jarang dirinya tidak mempersoalkan bayaran yang diberikan masyarakat kurang mampu. Karena bisa menolong sudah menjadi kepuasan tersendiri bagi penggemar kuliner Banjar ini.

 

Profesi sebagai seorang bidan, benar-benar membuat Raihatul siaga dalam situasi apa pun. Bahkan dirinya rela begadang menemani ibu-ibu hamil sambil menunggu proses persalinan. Hal ini dilakukan untuk memberikan semangat kepada ibu hamil yang akan melahirkan, disamping memberikan kenyamanan dan ketenangan.Meskipun terkadang mengaku lelah, namun bisa membantu kelancaran proses persalinan menjadi penawar lelah.Karena menyaksikan senyum bahagia keluarga yang mendapatkan momongan di kliniknya, sesuatu yang selalu ia syukuri.

“Alhamdulillah..urusan begadang adalah juga bagian bagaimana seorang bidan ini bisa memberikan ketenangan, kenyamanan bagi ibu yang mau melahirkan.Agar tetap prima kita sebelumnya juga cukup istirahat dan makan yang bergizi.Karena kebanyakan pasien yang ulun tangani ini banyak di malam hari.Mohon doanya juga agar ulun selalu sehat dan bisa terus membantu masyarakat,” ujar Raihatul, yang sekarang masih menyelesaikan studi  lanjutan di STIE Pancasetia Banjarmasin.

Raihatul Jannah sendiri berharap apa yang dilakukannya selama ini bisa memberikan kontribusi positif bagi masyarakat luas. Bidan tak hanya sekedar memberikan pertolongan saat proses persalinan, namu juga harus bisa memberikan edukasi-edukasi maupun spirit bagi orang lain, khususnya kaum perempuan. Karena itulah dirinya terus bertekad terjun dan berperan langsung dalam upayanya menolong masyarakat khususnya para ibu hamil.

“Tujuan awal ulun menjadi bidan sebenarnya ingin bisa menolong banyak orang. Karena ulun sering melihat banyak sekali ibu-ibu hamil yang masih belum teredukasi soal kehamilannya. Makanya ulun berkomitmen untuk bisa membantu masyarakat , agar mereka sadar dan pahan akan pentingnya penanganan yang baik pada ibu hamil agar kondisi kandungannya tetap terjaga.” Kata Raihatul Jannah menutup pembicaraan santai ini. (Olpah Sari Risanta).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Exit mobile version