Kinclongnya Program Sapi SISKA KU INTIP di Kalsel

0

Percepatan Swasembada Potong Melalui Integrasi Sawit-Sapi Berbiaya Rendah

 

Satui – Program Super Prioritas yaitu Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma (SISKA KU INTIP) dinilai sehat dan menguntungkan dalam upaya percepatan swasembada sapi potong melalui integrasi sawit-sapi.

Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (SISKA) merupakan suatu program yang mengintegrasikan ternak dalam hal ini sapi potong dengan tanaman perkebunan kelapa sawit. Konsep ini menempatkan dan mengusahakan sejumlah ternak tanpa mengurangi aktifitas dan produktifitas tanaman. Integrasi ternak dengan tanaman perkebunan ini dilakukan dengan bertumpu pada pemanfaatan hasil samping perkebunan untuk pakan ternak serta pemanfaatan kotoran ternak untuk pupuk tanaman.

Setidaknya 4 (empat ) perusahaan  perkebunan sawit di Kalsel telah menerapkan Progran Superioritas yang dilakukan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang juga menunjang ketersediaan sapi qurban dan dalam rangka menyambut Ibu Kota Negara (IKN).Terlebih Kalsel menjadi pintu gerbang Ibu Kota Negara yang baru.

 

 

Salah satunya adalah PT Buana Karya Bhakti (BKB) yang berlokasi di  kawasan Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu. Perusahaan perkebunan sawit ini sudah menerapkan program integrasi sawit-sapi yang mampu menghasilkan daging sapi berkualitas dengan biaya rendah.upaya itu dilakukan dengan memanfaatkan rumput alam yang tersebar di perkebunan kelapa sawit serta pakan yang dihasilkan dari limbah kelapa PT. Buana Karya Bhakti

Direktur PT. SISKA Dr. Wahyu Darsono kepada sejumlah awak media mengatakan program integrasi sapi-sawit, sejak diterapkan di perkebunan kelapa sawit PT. Buana Karya Bhakti produktivitas peternakan sapi meningkat. Terbukti hingga kini produktivitas sapi sudah mencapai ribuan ekor dan sebagian besar untuk memenuhi permintaan sapi potong di Kalsel. Tak hanya sapi lokal, pengelola perkebunan menyiapkan sapi-sapi Brahman berkualitas untuk keperluan korban.

“Program SISKA KU INTIP jelas memberikan manfaat luar biasa dalam upaya percepatan produktivitas sapi potong. Kami memanfaat 3 (tiga komponen) yang bisa dioptimalkan mulai daun, pelepah dan rumput untuk pakan sapi. Hal ini dalam pertanian biosistem saling menguntungkan atau simboisis mutualisme.Disini kami melakukan sistem pengembalaan terkontrol,sehingga interaksi ternak dengan kebun itu melekat istilahnya,” kata Wahyu Darsono, saat menerima kunjungan Tim TPID Kalsel, ke perkebunan sawit PT.Buana Karya Bhakti, Selasa (31/05/2022).

Sistem ini sendiri menurut Wahyu, memiliki potensi untuk pembiakan sapi ke depan yang menghasilkan peset (anak sapi) untuk masuk ke fase-fase penggemukan sapi.Terbatasnya populasi ternak dengan luas kebun, membuat pengelolaan sistem ini terlebih dahulu mengukur kapasitas sehingga memudahkan nantinya proses penggembalaan dan pemeliharaan ternak sapi berbasis integrasi sawit ini.

 

 

Selaras dengan itu Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel, Drh.Hj.Suparmi, MS, menjelaskan Program SISKA KU INTIP sendiri sangat membantu sekali dalam hal ketersediaan sapi potong di Kalsel. Di satu sisi program andalan Gubernur Kalsel, H.Sahbirin Noor, ini mampu memanfaatkan berbagai sumber daya lokal sebagai sumber bahan pakan alternatif, terutama bahan baku sumber protein dan energi, di tengah mahalnya pakan ternak. Hal ini sebagai upaya peningkatan produksi ternak dan tidak cukup hanya dengan memberikan rumput alam saja, tetapi perlu adanya pakan tambahan.

“ Melalui program ini selain untuk memenuhi ketersediaan sapi potong, sistem ini juga memberikan perlindungan bagi sapi-sapi di alam terbuka dan terkontrol ini, Insya Allah akan terhindar dari penyakit mulut dan kuku,” jelas Suparmi.

Sementara itu Kepala Biro Ekonomi Pemprov Kalsel, Hj.Raudhatul Jannah, mengapresiasi program yang dinilai memberikan nilai tambah dan mendorong kesejahteraan masyarakat dan petani terutama di sektor perkebunan. Sistem integrasi ini sangat besar potensi dan berhasil serta berkelanjutan.

“Harapannya Program SISKA KU INTIP ini mampu ditingkatkan lagi dan menjadi percontohan yang baik bagi daerah lainnya. Di satu sisi kita juga butuh dukungan dari lintas sektoral seperti Bank Indonesia dan Bulog maupun sektor lainnya.Karena ini program ini termasuk kinclong dan harus mendapat dukungan penuh kita bersama,” ujar Bunda Raudhatul Jannah, sapaan akrab perempuan yang juga istri Gubernur Kalsel, H.Sahbirin Noor. (Olpah Sari Risanta).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Exit mobile version