Kepala OJK Provinsi Kalimantan Selatan, Agus Maiyo.

Agus Maiyo : Perekonomian Kalsel tumbuh Positif

Tahu kah kita sekarang pertumbuhan ekonomi  Kalimantan Selatan bergerak dinamis dan semakin tumbuh positif. Pada Triwulan I di tahun 2024, perekonomian daerah ini tumbuh positif sebesar 4,96 persen sedikit di bawah Nasional yang mencapai 5,11 persen.

Hal ini selaras dengan penilaian Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Kalimantan Selatan, yang menyebutkan sektor jasa keuangan posisi Mei 2024 terjaga stabil dan kontributif terhadap pertumbuhan daerah, didukung oleh pertumbuhan di sektor Perbankan, Industri Keuangan Non-Bank (IKNB), dan Pasar Modal.

“Perkembangan Industri Perbankan Per Mei 2024 kondisi kinerja sektor perbankan regional Kalimantan tumbuh dengan intermediasi, likuiditas dan risiko kredit yang terjaga dalam threshold yang memadai. Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Kredit perbankan regional Kalimantan secara yoy mengalami pertumbuhan positif, yaitu sebesar 11,18 persen, 9,28 persen dan 9,02 persen dengan Loan-to-Deposit Ratio (LDR) sebesar 72,86 persen dan Non-Performing Loan (NPL) Nett sebesar 0,97 persen,” terang Kepala OJK Provinsi Kalimantan Selatan, Agus Maiyo, dalam Event Media Update OJK Kalsel, di Kantor OJK, Jalan Ahmad Yani Km 9, Kertak Hanyar, Kalsel, Selasa (24/07/2024).

Tak hanya itu menurut pria yang pernah mengisi posisi Direktur Pengawasan Lembaga Keuangan Khusus OJK Pusat, Sektor perbankan di Kalimantan Selatan juga menunjukkan pertumbuhan positif. Aset perbankan tmbuh sebesar 11,49 persen Year On Year (yoy). Kredit perbankan tumbuh meningkat 17,29 persen (yoy), utamanya ditopang oleh kredit konsumsi yang tumbuh sebesar 10,52 persen (yoy).

“DPK atau Dana Pihak Ketiga tercatat tumbuh 10,36 persen (yoy) menjadi Rp85 Triliun, utamanya didorong peningkatan deposito sebesar 14,13 persen yoy dan tabungan sebesar 9,34 persen yoy. Intermediasi perbankan cukup baik dengan LDR (Loan to Deposit Ratio )79,15 persen serta profil risiko perbankan yang relatif masih terjaga dengan rasio NPL (Non Performing Loans) Nett 1,04 persen,” beber Agus Maiyo.

 

Diskusi ringan sore hari antara OJK dan media di Kalsel.

Sementara itu, kinerja perbankan syariah tetap menunjukkan peningkatan dengan rincian Aset, DPK, Pembiayaan Provinsi Kalimantan Selatan secara yoy tumbuh 11,47 persen, 11,57 persen dan 20,52 persen, dimana Financing to Deposit Ratio (FDR) sebesar 88,73 persen dan Non-Performing Finance Nett sebesar 0,80 persen.

“Sedangkan perkembangan Industri Pasar Modal Kinerja sektor Pasar Modal per Mei 2024 di wilayah Regional Kalimantan menunjukkan tren yang positif berdasarkan pertumbuhan nilai kepemilikan saham, nilai transaksi saham, dan Single Investor Identification (SID) secara berurutan sebesar 32,45 persen, 2,49 persen dan 20,37 persen,” kata Agus yang sempat menjabat sebagai Direktur Dana Pensiun OJK.

Provinsi Kalimantan Selatan juga menunjukkan peningkatan nilai kepemilikan saham sebesar 13,08 persen dan jumlah SID meningkat sebesar 17,24 persen atau terdapat 24.611 investor baru dibandingkan dengan posisi Mei 2023, menjadi sebanyak 167.359 akun.

Bagaimana dengan Industri Keuangan Non-Bank Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI) atau fintech peerto-peer lending ?. Otoritas Jasa Keuangan Kalimantan Selatan mencatat secara umum sektor ini menunjukkan kinerja yang positif. Nilai outstanding per April 2024 sebesar Rp633 miliar, meningkat sebanyak 37,07 persen yoy. Adapun TWP90 (ukuran tingkat wanprestasi atau kelalaian penyelesaian kewajiban yang tertera dalam perjanjian Pendanaan di atas 90 hari sejak tanggal jatuh tempo) di Kalimantan Selatan masih lebih rendah dari nasional, yaitu 1,90 persen. Sedangkan TWP90 secara nasional pada angka 2,79 persen.

“Kita lihat juga bagaimana, jumlah rekening aktif penerima pinjaman sebanyak 199.732 entitas, naik sebesar 10, 32 persen. Akumulasi dana yang diberikan oleh pemberi pinjaman di Kalimantan Selatan sebanyak Rp298 miliar sedangkan akumulasi penyaluran pendanaan di Kalimantan Selatan sebanyak Rp7 triliun,” jelasnya.

 

Jajaran Pimpinan OJK Kalsel bersama Jurnalis Ekonomi & Bisnis Kalsel, usai menggelar Event Media Update OJK Kalsel, Selasa sore (24/07/2024).

Agus pun mengungkapkan hal tersebut mengindikasikan bahwa dana yang berputar di Kalimantan Selatan melalui fintech peer-to-peer lending didominasi oleh dana dari luar Kalimantan Selatan.

Dari sisi Perusahaan Pembiayaan, total penyaluran pembiayaan per April 2024 sebesar Rp 12 triliun, dengan 3 kegiatan yang paling tinggi penyalurannya pada investasi (51,36 persen), multiguna (35,06 persen), dan modal kerja (9,19 persen) dengan NPF Kalimantan Selatan sebesar 1,62 persen, lebih rendah daripada angka NPF nasional yaitu 2,82 persen.

Non Performing Financing (NPF) merupakan salah satu instrumen penilaian kinerja sebuah bank syariah yang menjadi interpretasi penilaian pada aktiva produktif, khususnya dalam penilaian pembiayaan bermasalah.

Sedangkan menurut sektor ekonomi, pembiayaan pada sektor pertambangan dan penggalian masih mendominasi dengan proporsi sebesar 33,61 persen, diikuti oleh sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 15,85 persen, dan Aktivitas Penyewaan sebesar 8,67 persen.

“Adapun penyaluran pembiayaan investasi tertinggi berada di Kota Banjarmasin (25,88 persen atau sebesar Rp1,59 triliun), Kabupaten Tanah Bumbu (21,82 persen atau sebesar Rp1,34 triliun), dan Kab. Tabalong,” pungkasnya. (Olpah Sari).

Olpah Sari – Penulis – Editor Economic Travelling.Com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Exit mobile version