Menariknya Lahan Rawa Berbasis Pertanian Modern di Kalsel

0

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menegaskan komitmen pemerintah mendorong swasembada beras berkelanjutan. (Foto Humas SMK PP Banjarbaru).

Banjarbaru – Saat ini, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) kembali memanfaatkan dan mengembangkan lahan rawa sebagai alternatif peningkatan produksi padi.

Program yang dicanangkan oleh Menteri Amran Sulaiman tersebut merupakan salah satu upaya untuk mendukung swasembada pangan di Indonesia.

“Salah satu program untuk mencapai swasembada pangan dapat dilakukan melalui optimalisasi lahan rawa dalam peningkatan produksi pangan, tentunya program ini perlu melibatkan dukungan berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah, penyuluh, dan petani muda” sebut Amran.

Salah satu daerah yang menjadi perhatian Kementan adalah Kalimantan Selatan (Kalsel). Saat meninjau lahan rawa tadah hujan di Desa Padang, Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut, Kalsel, bulan November 2023 silam, Mentan pun akan mengoptimalkan lahan rawa seluas 200 hektare di Kalimantan Selatan (Kalsel) untuk bisa menopang produksi pangan nasional, khususnya beras.

Kalimantan Selatan sendiri adalah penopang pangan Indonesia. Karena Kementan pun akan merancang daerah ini bersama Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan menjadi penopang pangan nasional. Kementan akan mengoptimalkan lahan rawa di Kalimantan Selatan seluas 200 ribu hektare, minimal 150 ribu hektare.

Gayung bersambut, mendukung dan menyukseskan harapan Menteri Pertanian tersebut, Kementan melalui peran Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menyelenggarakan kegiatan “Focus Group Discussion (FGD) Agribisnis di Lahan Rawa Berbasis Pertanian Modern” dan Kunjungan Lapangan  yang melibatkan stakeholder dari lembaga penelitian, lembaga pendidikan, dan pakar mekanisasi pertanian lahan rawa.

Kegiatan sendiri digelar selama  2 harii sejak Kamis (14/03/2024) dan dimulai di SMK-PP Negeri Banjarbaru, Kalimantan SelatanKegiatan di hari pertama adalah  kegiatan “Focus Group Discussion (FGD) Agribisnis di Lahan Rawa Berbasis Pertanian Modern”. Sedangkan hari kedua dilakukan kunjungan lapangan ke Kabupaten Barito Kuala.

Selain di hadiri Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, forum ini hadir Staf Khusus Menteri Pertanian, Tenaga Ahli Menteri Pertanian, BRIN, Sekretaris Badan PPSDMP, Kapusdik, Kapusluh, Kapuslat.

Tak hanya itu turut hadir pula Direktur Polbangtan dan Pepi Kementan, Kepala SMK-PP Sembawa, Bapeltan Lampung, dan beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementan di Kalimantan Selatan, diantaranya BBPP Binuang, BSIP Kalsel, BSIP Lahan Rawa Kalsel, dan SMKPP Negeri Banjarbaru.

 

Widi Arsanti .Kapusdik Kementerian Pertanian menekankan pentingnnya peran petani milenial mendukung optimalisasi lahan rawa di Kalsel. (Foto-Humas SMK PP Negeri Banjarbaru).

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan swasembada beras berkelanjutan menjadi komitmen pemerintah, Lahan rawa menjadi solusi bagian penting masa depan pertanian Indonesia.

Karena itu pula menurutnya peningkatan produksi padi melalui optimalisasi pemanfaatan lahan rawa berkelanjutan berbasis pertanian modern, sangat diperlukan. Hal ini sejalan upaya mengatasi krisis pangan yang terjadi dewasa ini, akibat adanya konflik dan elnino yang terjadi sejak Februari 2023.

“Dampak dari El Nino stok beras turun signifikan, padahal di tahun-tahun dulu kita bisa menghasilkan 32,5 Juta ton, tahun ini hanya 30 juta ton beras, sementara jumlah manusia yang makan semakin meningkat, hampir 4 juta tiap tahunnya,”  Ujar Dedi.

Padahal Indonesia sendiri tambahnya lagi, memiliki 33,3 juta ha rawa, sekitar 9,5 juta hektare potensial untuk lahan pertanian produktif. Karenannya perlu segera dilakukan “Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi melalui Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Rawa Berkelanjutan Berbasis Pertanian Modern”. Di tahap awal akan dilakukan optimalisasi lahan rawa sebesar 400 ribu Ha pada 11 Provinsi di Indonesia dan pada Kalimantan Selatan sebesar 46,3 ribu Hektare.

Dedi mengungkapkan lahan rawa mempunyai keunggulan spesifik dapat menghasilkan padi saat musim kemarau. Hal ini karena agroekosistem lainnya mengalami kekeringan. Lahan rawa sumberdaya lahan yang potensial untuk tanaman pangan, namun secara alamiah memiliki karakter dan fisik lahan yang tidak subur dan air yang sulit dikendalikan, maka perlu dilakukan penerapan teknologi tepat.

Dalam Forum ini sejumlah pemateri dari BRIN memaparkan terkait agribisnis dan pengolahan lahan rawa. Mulai dari narasumber diantaranya Masganti yang mempresentasikan Menakar Keandalan Agribisnis Padi di Lahan Rawa. Sedangkan pemateri kedua, Muhammad Noor mengusung Pengolahan Tanah Spesifik Rawa . dari Tajak sampai Traktor.

Selain pembicara dari BRIN, di Focus Group Discussion (FGD) Agribisnis di Lahan Rawa Berbasis Pertanian Modern”, terdapat pula Ani Susilawati dari BPSIP Lahan Rawa, yang mengangkat materi Penyiapan SDM Agribisnis Lahan Rawa Dalam Meningkatkan Produksi Pangan Nasional. Sedangkan pembicara kunci adalah Widi Arsanti selaku Kapusdik, Kementan yang berbicara tentang Rencana Pelibatan Petani Milenial

FGD Agribisnis di Lahan Rawa Berbasis Pertanian Modern Tahun 2024 ini pun mendapat perhatian serius para peserta, termasuk Menteri Pertanian yaitu Sam Herodian, dan juga dengan beberapa Tenaga Ahli Menteri Pertanian.. Mereka pun saling sharing membahas beberapa hal terkait pemanfaatan lahan rawa dalam menunjang produktivitas pertanian.

Dengan FGD ini , ada 3 poin penting yang diharapkan Kementerian Pertanian, pertama , adanya tinjauan kebijakan, potensi, peluang dan kendala optimalisasi lahan rawa dalam konteks  swasembada pangan nasional.

Tak hanya itu poin lainnya adalah adanya strategi dalam pengembangan agribisnis lahan rawa yang efektif dan efisien untuk menjamin swasembada pangan nasional dan kesejahteraan petani.

Sedangkan yang  Ketiga, adalah adanya pembagian peran masing-masing stakeholder yang ikut terlibat dalam mengembangkan agribisnis lahan rawa berbasis pertanian modern.(Olpah Sari/Adv).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Exit mobile version