Bersama OJK Petani Tak Ragu Budidayakan Padi Apung

0

Komitmen bersama mendukung produktivitas pertanian yang semakin bagus lewat teknologi Padi Apung.(Foto-Humas OJK).

 Kendati manfaatnya luar biasa dalam menghadapi perubahan iklim, teknologi Padi Apung sebelumnya disambut keragu-raguan oleh sebagian petani.Namun literasi dan pendampingan terus dilakukan pemerintah dalam mendorong kemandirian petani dan memahami manfaat-manfaat terbaik menggunakan teknologi di lahan rawa dan gambut.

Salah satu solusi teknik budidaya padi yang dikembangkan untuk memanfaatkan ekosistem lahan basah yang ada  di Kalimantan Selatan. Tiga daerah di Kalsel pun sudah menerapkan uji coba teknologi Padi Apung.Ketiga daerah tersebut adalah Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Tabalong dan Barito Kuala.

Upaya mendorong petani memaksimalkan teknologi Padi Apung, tak hanya dilakukan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan saja, namun juga melibatkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalsel sendiri terus mendorong peningkatan kapasitas dan akses pembiayaan bagi petani untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan.

Bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kalsel menyelenggarakan kegiatan pendampingan dan workshop kepada kelompok tani padi apung, lembaga jasa keuangan, dan stakeholders di
Kecamatan Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) akhir pekan lalu.

Kepala OJK Kalsel yang diwakili oleh Deputi Direktur Pengawasan Perilaku PUJK, Edukasi Pelindungan Konsumen dan Layanan Manajemen Strategis Abidir Rahman menyebutkan OJK sangat mendukung pengembangan budidaya padi apung di wilayah Hulu Sungai Selatan.

“Pengembangan ekonomi daerah, khususnya pada komoditas padi apung menurut kami perlu untuk didukung bersama. Metode padi apung terbukti mampu memanfaatkan lahan rawa yang tergenang air sepanjang tahun sehingga dapat kembali produktif,” ujar Abidir.

 

Deputi Direktur Pengawasan Perilaku PUJK, Edukasi Pelindungan Konsumen dan Layanan Manajemen Strategis Abidir Rahman menegaskan komitmen OJK dalam mendukung program budidaya Padi Apung di Kalsel. (Foto-Humas OJK).

Abidir pun membeberkan komoditas padi apung memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Kalsel. Hal ini dengan mempertimbangkan potensi lahan rawa lebak yang luas. Dengan metode padi apung diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, karena masa tanam yang lebih singkat serta juga dapat dilakukan saat musim penghujan.

OJK sendiri dalam pendampingan tersebut memberikan pemahaman-pemahaman terkait teknis budi daya padi apung beserta kendala dan risiko yang muncul, dan juga perhitungan ekonominya. Usai kegiatan pendampingan peserta pun meninjau langsung lokasi budi daya Padi Apung di sekitar Kecamatan Daha.

Kegiatan pendampingan sekaligus peninjauan budi daya Padi Apung mendapat perhatian Kepala Bagian DPKP Provinsi Kalsel Rahma, Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan Darma Setia Jaya, serta Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Selatan Luthfiana serta perwakilan dari Dinas Pertanian Kabupaten Tabalong dan Dinas Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Tak hanya itu Kegiatan pendampingan juga menghadirkan perwakilan Lembaga Jasa Keuangan (LJK), antara lain Bank Mandiri, Bank BNI, BSI, Bank Kalsel, PNM, Jamkrindo, Jamkrida, dan Jasindo.

Pendampingan ini juga bertujuan untuk mempertemukan lembaga jasa keuangan dengan para petani padi apung serta memberikan pemahaman kepada kelompok tani yang masih ragu-ragu untuk budidaya padi apung.

Selain itu, pendampingan juga diharapkan dapat memberikan gambaran kepada LJK tentang kelayakan komoditas pertanian dari sisi pembiayaan sehingga LJK dapat mendorong pengembangan padi apung melalui akses keuangan formal.

Pendampingan ini diharapkan dapat mendorong perkembangan budidaya padi apung di Kalsel dan menjadi salah satu pendorong pengembangan ekonomi daerah.

Sekedar diketahui Teknologi Padi Apung merupakan salah satu solusi teknik budidaya padi yang dikembangkan untuk memanfaatkan ekosistem lahan basah yang ada di Indonesia (seperti lahan rawa/gambut untuk produksi padi), upaya adaptasi teknologi menghadapi perubahan iklim seperti lahan sawah yang selalu tergenang tergenang karena banjir/

Hal ini seperti harapan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang menginginkan pelaku industri pertanian untuk terus melakukan inovasi di bidang pangan agar pertanian Indonesia bisa bersaing dan menguasai pasar dunia.

Salah satu teknik budidaya memanfaatkan teknolgi adalah Budidaya Padi Apung, yang juga merupakan teknik budidaya yang menggunakan rakit atau styrofoam sebagai wadah tanam. Pada dasarnya teknologi budidaya padi apung sama seperti budidaya padi di sawah. Hanya saja implementasi budidaya ini dilakukan pada lahan tergenang.(Muhammad Irfani).

Muhammad Irfani, Jurnalis Economic Travelling.Com

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Exit mobile version