GAPKI Kalsel Dorong Pemenuhan FPKM 20% Melalui Program Siska Ku Intip

0

Banjarmasin – Pemenuhan kewajiban Fasilitasi Pembangunan Kebun Masyarakat (FPKM 20%) merupakan salah satu tantangan yang dihadapi oleh industri kelapa sawit Indonesia, tidak terkecuali Kalimantan Selatan.

Hal ini diungkapkan Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia cabang Kalimantan Selatan (Gapki Kalsel) Eddy S. Binti pada acara Buka Puasa Bersama di Hotel Harper, Banjarmasin, Senin (25/03/2024).

Seperti yang diatur dalam UU Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah pengganti UU Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang dan turunannya, bahwa pemenuhan FPKM 20% dapat dilakukan melalui pola kredit, bagi hasil ataupun bentuk kemitraan lainnya yang disepakati sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Eddy S. Binti juga membeberkan sistem Integrasi Kelapa Sawit Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Inti -Plasma (Siska Ku Intip) menjadi salah satu solusi pengusaha kelapa sawit sebagai kegiatan produktif atau kemitraan lainnya (pengganti) untuk memenuhi kewajiban FPKM 20%. Di sisi lain, program ini menjadi salah satu perhatian khusus pemerintah setempat akibat terjadinya defisit daging sapi di Kalsel.

“Program Siska Ku Intip menjadi salah satu program priotitas pemerintah Provinsi Kalsel sejak diterbitkannya Pergub Kalsel 053/2021 dalam rangka percepatan swasembada sapi potong melalui integrasi sawit-sapi. Selain menjadi solusi pemenuhan daging sapi, juga alternatif program produktif lain untuk kemitraan,” lanjut Ketua Gapki Kalsel.

 

Bersama dengan Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalsel, Gapki Kalsel melakukan pendampingan terhadap klaster-klaster atau kelompok ternak melalui SISKA Supporting Program (SSP). Saat ini, 22 klaster terbentuk di 4 Kabupaten, diantaranya Tanah Bumbu, Tanah Laut, Barito Kuala dan Tabalong. Dengan total anggota klaster sebanyak 448 orang, 31 diantaranya merupakan perempuan, yang mengelola 3.693 ekor sapi pada lahan seluas 17.000 hektar.

“Implementasi program ini didukung 6 perusahaan yaitu PT BKB, Siska Ranch, Jhonlin Group, Astra Agro Lestari, GMK dan Candi Arta. Kami berharap program ini dapat menawarkan efek berganda pada pertumbuhan ekonomi daerah, juga pendapatan dan kesejahteraan masyarakat yang bekerjasama atau bermitra dengan perusahaan kelapa sawit melalui program Siska Ku Intip,” harapnya.

Eddy juga memastikan tidak hanya dari segi ekonomi, program integrasi sawit-sapi juga memiliki manfaat besar terhadap lingkungan karena membantu pengurangan pupuk kimia hingga 40% dengan pemanfaatan kotoran sawit sebagai pupuk kompos dengan unsur hara yang sangat tinggi. (Olpah Sari).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Exit mobile version