China Buka Ekspor Batubara Australia, Ekspor Indonesia Tumbuh Terbatas

0

Kepala OJK Provinsi Kalsel, Darmansyah,saat memberikan keterangan resmi kepada awak media, di Kantor OJK Provinsi Kalsel. Senin malam (06/11/2023).

 

China kini melonggarkan larangan ekspornya terhadap negara yang menjadi pemasok terbesar kedua ke China yakni Australia.Setelah selama dua tahun sempat menjauh, hubungan baik kedua negara di sektor bisnis batubara kian membaik.

Dilansir dari CNBCIndonesia.com disebutkan China Energy Investment Corp dikabarkan telah melakukan pemesanan impor batu bara Australia, kesepakatan pertama sejak Beijing melonggarkan larangan tidak resmi yang diberlakukan atas impor batu bara dari Australia pada tahun 2020.

Langkah itu dilakukan ketika hubungan diplomatis antara Beijing dan Canberra mulai mencair. Sedangkan saat bersamaan China masih berusaha memenuhi permintaan batu bara yang meningkat, akibar konsumsi daya yang lebih tinggi menyusul pelonggaran pembatasan terkait virus corona.

Ternyata hal ini berdampak serius bagi perkembangan ekspor emas hitam Indonesia.Meski pada saat pelarangan impor batubara Australia ke China, jumlah batubara Indonesia mengalami peningkatan, namun secara kouta itu hanyalah sebagian kecil yang dimiliki negara kangguru di negeri Tirai Bambu Ini.

Dampak ini terlihat dari kinerja keuangan yang terlihat pada pertumbuhan Triwulan III 2023 sedikit lebih melambat bila dibandingkan dengan Triwulan II 2023 yang mencapai sebesar 5,56 persen.

“kinerja batu bara tumbuh terbatas akibat dibukanya ekspor Australia oleh Tiongkok dan meningkatnya produksi domestik Tiongkok.Perlambatan pertumbuhan tersebut juga disebabkan oleh laju perlambatan pertumbuhan Lapangan Usaha (LU) Pertambangan dan Penggalian yang disebabkan penurunan kinerja ekspor karena belum berlanjutnya pembangunan smelter di Kalimantan,” ungkap Kepala OJK Provinsi Kalsel, Darmansyah, kepada wartawan, Senin malam (06/11/2023).

Kendati demikian Triwulan III 2023 Perekonomian di regional Kalimantan tumbuh positif sebesar 4,83 persen (yoy) dan berkontribusi 8,08 persen terhadap PDB Nasional. Hal ini juga dialami Kalsel sebagai daerah penghasil batubara terbesar.

“Jika melihat potretnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Selatan menilai, sektor jasa keuangan di Provinsi Kalimantan Selatan posisi September 2023 terjaga stabil. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi regional Kalimantan, pertumbuhan ekonomi di Kalsel pada Triwulan III 2023 tumbuh sebesar 4,57 persen (yoy). Ini sedikit melambat dari Triwulan II 2023 sebesar 4,96 persen (yoy),” jelas Darmansyah.

 

Kepala OJK Provinsi Kalsel, Darmansyah, foto bersama Forum wartawan OJK, usai memberikan info perkembangan sektor jasa keuangan, Senin malam (06/11/2023).

Sementara mengacu laporan yang dikeluarkan Bank Indonesia (per Juni 2023 lalu) Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan pada 2023 diprakirakan melambat, lebih rendah dibandingkan 2022 sejalan dengan perlambatan perekonomian global yang berdampak terhadap permintaan domestik dan eksternal.

Di sisi penawaran, perlambatan pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh penurunan kinerja LU Pertambangan dan LU PHR. Hal tersebut sejalan dengan peningkatan pertumbuhan produksi batubara yang diprakirakan lebih rendah seiring dengan melambatnya perekonomian negara mitra dagang utama.

Sementara pada sisi permintaan, perlambatan ekonomi didorong oleh kinerja konsumsi RT, ekspor, dan impor yang lebih rendah. Hal tersebut sejalan dengan motif berjaga-jaga masyarakat di tengah potensi resesi perekonomian global. Sementara itu, penyerapan domestik yang meningkat untuk batubara dan CPO juga menahan kinerja ekspor. Selain itu, impor juga melambat seiring dengan menurunnya kinerja LU Pertambangan yang terutama berdampak pada impor barang modal seperti alat berat dan kapal.(Olpah Sari/Risanta).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Exit mobile version