Dari Karawang Uang Kertas Rupiah Dicetak Untuk Kita

0

Fadel, Kepala SBU Uang RI , Bersama 40 Jurnalis Kalsel yang melakukan kunjungan khusus ke Perum Peruri, Karawang, Jawa Barat.

 

Tahukah kita ternyata uang kertas Rupiah yang setiap hari menemani kita berasal dari Kota Karawang, Jawa Barat. Karena di kawasan Desa Parung Mulya, Karawang inilah terdapat Perum Peruri atau yang dikenal sebagai Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia.

Peruri sendiri adalah satu-satunya perusahaan yang mampu dan diberi wewenang oleh Bank Indonesia (BI) untuk mencetak uang kertas asli, rupiah dan dokumen penting lainnya milik negara.

Berkunjung ke Perum Peruri tidak sembarangan orang bisa. Karena harus mendapat izin khusus dan harus mendapat persetujuan khusus pula Bank Indonesia.

Karena itulah momen langka ini menjadi sejarah tersendiri bagi (40) orang Jurnalis asal Kalimantan Selatan. Senin lalu (15/05/2023) Jurnalis berbagai media ini mendapat kesempatan khusus mengunjungi perusahaan percetakan uang kertas Rupiah, yang memiliki lahan cukup luas 202 hektare.

Namanya aset nasional tentu pengunjung atau tamu ini harus melewati penjagaan yang super ketat, salah satu persyaratan SOP resmi perusahaan negara ini.Jangan berharap tamu bisa leluasa bisa masuk, karena setiap sudut diawasi tim pengamanan serta CCTV.

Nah beruntungnya kami diterima langsung Fadel, Kepala SBU Uang RI didampingi Hilda Erika yang merupakan Asisten Direktur Kelompok Data Sistem Informasi Edukasi Kerjasama dan Penanggulangan Uang Palsu Bank Indonesia.

Kami pun bisa melihat langsung proses untuk membuat uang kertas agar berkualitas dan memenuhi spesifikasi,.Ternyata tidak semudah yang dibayangkan karena membutuhkan prosesnya cukup panjang.

Ternyata pembuatannya diawali dengan proses pengukiran, yang mencakup pembuatan desain dan gambar. Soal seperti ini Peruri saling berkoordinasi dan biasanya gambar tersebut merupakan yang sudah direkomendasikan dan disediakan Bank Indonesia.

 

Fadel, Kepala SBU Uang RI didampingi Hilda Erika yang merupakan Asisten Direktur Kelompok Data Sistem Informasi Edukasi Kerjasama dan Penanggulangan Uang Palsu Bank Indonesia, saat berdiskusi dengan Tim Jurnalis Kalsel yang berkunjung ke Perum Peruri, di Karawang, Jawa Barat.

Fadel menjelaskan banyak seputar proses pencetakan, setelah mendapatkan desain dilakukan cetak offset yang kita kenal dengan proses percetakan seperti sablon kedua sisi uang kertas dengan warna dasar uang kertas. yang dilanjutkan adalah proses cetak intaglio, proses penyempurnaan untuk cetak offset.

“Ini adalah bagian dari proses yang sangat panjang untuk mencetak uang kertas Rupiah baru. Dari Peruri, Karawang, ini berproses hingga sampai ke tangan masyarakat luas. Pesan penting adalah bagaimana kita bersama-sama menjaga uang kertas Rupiah dengan baik, sebagai wujud simbol NKRI yang menjadi kebanggaan kita bersama,” kata Fadel saat menerima kunjungan Tim Kantor Perwakilan Bank Indonesia  Kalsel dan Jurnalis Kalsel.

Selama satu jam lebih kami pun mengitari kawasan yang menjadi “pabrik percetakan” uang kertas Rupiah berbagai pecahan.Satu persatu ruangan ditelusuri dan dari balik kaca pembatas ruangan, kami leluasa melihat satu persatu proses pembuatan uang.

“Ternyata kalau dicermati proses cetak intaglio lebih rumit dari cetak offside.Sebab mesinnya hanya mencetak sekali satu sisi uang kertas aja. Ini jauh berbeda dengan offset yang bekerja dua sisi.Ternyata dibutuhkan ketelitian dan kesabaran,” ujar Aliando Anas, dari Kalsel Pos, yang rela berdiri lima belas menit memandang dari kejauhan proses jalannya mesin percetakan.

 

Penulis bersama salah satu staf Perum Peruri, yang setia menemani berkeliling melihat dari dekat proses percetakan uang kertas baru -uang Rupiah.

Hal serupa juga dirasakan Salsanabila, Jurnalis muda dari Kompas TV.Dirinya baru pertama kali berkunjung ke Perum Peruri di Karawang. Karena untuk sekali seumur hidup, dirinya melihat langsung proses percetakan.Salah satu yang menjadi perhatian adalah bagaimana sabar dan telitinya para pekerja di ruang khusus penomoran atau pemberian nomor pada uang kertas yang sudah dicetak.

“Dari tadi mereka bolak-balik memeriksa dengan detail sekali. Ini membutuhkan ketelitian plus kesabaran luar biasa.Karena jangan sampai ada salah, dilakukan pemeriksaan lagi, jika ada uang kertas yang salah cetak nomor urutnya. Dari keterangan petugas yang menemani kami,  uang kertas tersebut masih berupa billet yang dicetak di atas kertas besar, seukuran dua halaman surat kabar, atau 45 lembar uang kertas,” ucap Bela, panggilan akrab Jurnalis berusia muda ini.

Tahapan akhir pembuatan uang kertas Rupiah baru  adalah memotong  uang yang masih berupa lembaran kertas besar potong menggunakan mesin. Dan setelah disortir dan ditumpuk diakhiri dengan pengemasan, maka uang baru ini sampai ke bagian distribusi yakni Bank Indonesia.

“Terkait dengan pembuatan uang kertas Rupiah baru, jumlah dan desain itu semuanya dari Bank Indoneisia. Bank Indonesia menyerahkan bahan uang kepada Perum Peruri dalam jumlah tertentu. Perum Peruri kemudian melaksanakan pencetakan uang dan menyerahkannya kembali ke Bank Indonesia, dengan jumlah sesuai dengan bahan uang yang diserahkan oleh Bank Indonesia,” terang Fadel saat berdiskusi ringan dengan tim Jurnalis termasuk Guru-Guru Ekonomi dari SMK se-Sumatera Barat, yang bersamaan mengunjungi Perum Peruri.(Olpah Sari Risanta),

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Exit mobile version