Merentang Asa “Sang Guide “ Dari Lereng Meratus

1

Gelisah ‘ku menanti tetes embun pagi,  Tak kuasa ‘ku memandang datangmu Matahari (matahari). Kini semua bukan milikku (bukan milikmu), Musim itu telah berlalu (telah berlalu) Matahari segera berganti, Badai Pasti Berlalu, Badai Pasti Berlalu.

Samar-samar lagu nostalgia yang disenandungkan Noah terdengar dari hape salah seorang pemandu wisata saat beristirahat. Pria bertubuh tegap lengkap dengan topi pet bernama Johan,terlihat asyik mengikuti bait demi bait lagu dipopuler penyanyi legend Indonesia, Chrisye. Johan adalah seorang pemandu wisata kawakan Banua dan salah satu guide sarat pengalaman menemani sejumlah wisatawan mancanegara.

Siang itu udara cukup cerah, saat ia membawa sejumlah wisatawan bule mengelilingi kawasan lereng Meratus, Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalsel. Senyum merekah terlihat dari bibir para wisatawan Eropa yang berkesempatan menjelajahi kawasan Loksado dan sekitarnya. Mereka pun cukup bersemangat menyusuri kawasan hutan lereng Meratus menuju sejumlah destinasi wisata alam dibalut kearifan lokal masyarakat pegunungan yang ramah.Johan sendiri salah satu potret pemandu wisata yang sempat merasakan getirnya industri pariwisata saat pandemi Covid-19 melanda negeri ini. Selama dua tahun kehidupannya bersama sejumlah kawan-kawan pemandu wisata harus merana. Karena tak ada pemasukan yang bisa dibawa pulang ke rumah, dalam situasi pandemi yang meluluhlantakan sektor pariwisata, yang menjadi tumpuan mata pencaharian seorang guide.

“Mungkin saat itu benar-benar ujian yang harus diterima kami.Termasuk teman-teman usahanya harus terhenti karena pandemi. Tapi kami yakin, Badai Pasti Berlalu.Alhamdulillah kondisi negeri ini udah membaik dan pergerakan pariwisata sudah pulih,” tutur Johan, yang pernah menjadi Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kalsel selama dua periode pada era tahun 90-an.

Johan sendiri saat ini merasa bersyukur karena sejumlah turis mancanegara sudah mulai berdatangan ke Kalsel. Sebagian diantaranya banyak menghabiskan liburan ke Loksado dan kawasan Lereng pegunungan Meratus nan asri dan eksotis pemandangannya.Kebanyakan wisatawan ini didominasi dari Eropa.

“Alhamdulillah, daerah yang dikunjungi itu adalah Loksado dan sekitarnya. Hari ini saya menemani mereka menjelajahi hutan-hutan tropis. Ternyata turis Eropa ini menyukai keindahan alam pegunungan Meratus yang banyak menawarkan ratusan flora dan fauna. Disamping itu kehidupan masyarakat yang sangat ramah dan bersahabat dengan alam, terutama masyarakat Dayak.Itulah mengapa banyak turis Eropa suka yang alami dan benar-benar hijau,” cerita Johan kepada Tim Economic Traveling.Com yang mengikuti perjalanannya menjelajah Lereng Meratus bersama turis Eropa.

Sebagai orang yang kenyang dalam dunia kepemanduan wisata, Johan pun tak menampik telah terjadi pertumbuhan bagus kunjungan wisatawan mancanegara, terutama Loksado.Ia pun sempat kewalahan menerima orderan untuk memandu wisata yang diminta para turis asing.Sebagian diantaranya ia berikan kepada sesama pemandu wisata yang benar-benar profesional dan mengenal dekat lingkungan pegunungan Meratus.

“Ini kabar indah bagi industri pariwisata Banua, bahwa Loksado masih menjadi destinasi yang populer dan disenangi para wisatawan Eropa.Yang terpenting adalah bagaimana kita menemani perjalanan wisata mereka dengan baik, ramah dan menyenangkan.Disamping itu keberadaan wisatawan mancanegara akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat di sekitar destinasi wisata,” kata Johan sembari mengajak tamunya melanjutkan perjalanan menyusuri alam pegunungan Meratus nan sejuk dan membuat hati tenteram.

Kabar indah yang disampaikan Johan itu pun disambut gembira kalangan pemandu wisata di Banua. Karena pariwisata di Kalsel sudah menunjukkan tren bagus yang berdampak positif juga bagi mereka yang selama ini mengandalkan pramuwisata sebagai profesi utama.

“Tentunya gute nachrichten für die welt des tourismus, denn er hat zu steigen begonnen, kabar indah yang indah buat para pemandu wisata. Nah tinggal bagaimana kita bisa meningkatkan lagi kolaborasi dengan berbagai pihak, mulai pemerintah, swasta, pengusaha travel dan masyarakat wisata,” ujar Antonius Panggabean, Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kalsel optimis.

Terkait pulihnya industri pariwisata, Anton berharap dukungan pemerintah dan masyarakat bagaimana menjaga pegunungan Meratus, sebagai episentrum kehidupan, termasuk untuk pariwisata. Apalagi wisata berbasis alam dan pegunungan salah satu andalan bagi pemasaran pariwisata di Kalsel.

“Harapannya alam yang terjaga membawa kesinambungan, termasuk bagi pariwisata berkelanjutan di Kalsel.Asa itu kita mulai dari lereng Meratus,” tutup Anton. (Ridzky Husna Risanta).

 

1 thought on “Merentang Asa “Sang Guide “ Dari Lereng Meratus

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Exit mobile version