Indahnya Perjalanan Wisata Susur Sungai Di Banjarmasin

0

Gekrafs Kalsel Dorong Potensi Wisata Sungai Bangkitkan Ekonomi

 

Matan di Hulu Membawa rakit Bagandengan, Bahanyut matan di udik Barito,Awal Hari Baganti Minggu…….Siang dan Malam, waktu hari baganti hari,Istilah orang mencari rejeki,Kada Talapas lawan gawi….penggalan lagu Pambatangan terdengar lamat-lamat dari sebuah kelotok yang tengah tambat di dermaga kecil Kafe 10.2, Cemara Ujung, Kayu Tangi, Banjarmasin, Sabtu pagi (11/6/2022).

Puluhan orang mengenakan kaos hitam bermotif Sasirangan tampak turun dari kafe wisata yang berada di bantaran Sungai Awang, anak sungai Martapura. Satu persatu mereka memasuki kelotok yang siap membawa mereka menyusuri sungai di pagi indah. Terlihat tiga diantaranya merupakan tokoh milenial penggiat parekraf, yakni Fahruzzaini, Muhammad “Bebez” Bezqoni, dan Andri Fitri.

Ya, mereka merupakan satu komunitas bergenre pariwisata dan ekonom kreatif yang tergabung dalam Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs) Kalsel. Sabtu pagi mereka pun menyusuri sisi lain potret indah Banjarmasin, susur sungai. Keindahan tersembunyi inilah yang menjadikan perjalanan yang juga diikuti pula wartawan senior sekaligus aktivis pariwisata nasional, Muhammad Risanta, begitu menyenangkan. Meski pada awalnya satu kelotok “sempat ngadat” diawal perjalanan menjelajahi sungai-sungai Banjarmasin.

 

 

Gekrafs Kalsel memang membawa misi khusus dalam ekspedisi pagi tersebut. Tak sekedar mengeksplore keindahan-keindahan sisi kearifan lokal, seperti perkampungan asli warga Banjar di bantaran sungai, sungai menjadi bagian kehidupan masyarakat Banjarmasin, namun juga menengok dari dekat usaha-usaha yang selama ini mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Your life isn’t your’s If you always care what others think.Sesungguhnya Banjarmasin itu unik dan memiliki sisi lain yang selama ini belum terangkat optimal ke permukaan.Contohnya saja bagaimana usaha kerajinan pembuatan tajau, yang mungkin saja nyaris tergerus zaman.Padahal usaha ini termasuk yang unik dan menjadi satu ikon potret kehidupan masyarakat Banjar di kampung asli Banjar, kawasan Kuin dan Pangeran,” cerita Bebez, membuka pembicaraan ringan dalam perjalanan menyusuri sungai-sungai di Banjarmasin.

 

Kegelisahan Bebez memang cukup beralasan, mengingat banyak usaha-usaha yang dulunya menjadi primadona ada zamannya perlahan mulai menepi karena waktu. Padahal jika usaha ini dikembangkan dan diwariskan kepada generasi muda, ditambah dengan memanfaatkan teknologi, bisa saja kerajinan tajau tradisional menjadi sentra kerajinan yang membanggakan Banjarmasin dan kawasan perkampungan asli Banjar di Kuin.

“Harapan kita sih, usaha-usaha kerajinan seperti tajau, pembuatan kerupuk, tanggui tetap lestari dan ada regenerasi, sebagai bagian dari sebuah kearifan lokal.Karena ini tanggung jawab moril kita bersama, untuk mendukung kebangkitan parekraf dan wisata Kalsel pada umumnya,” ujar Bebez yang sempat dikira warga sebagai wisatawan mancanegara saat mengunjungi sentra kerajinan tajau di Kuin.

 

 

Perjalanan menyusuri sungai sendiri selain mengenalkan dan mempromosikan destinasi wisata kampung Banjar, seperti Masjid Sultan Suriansyah, Makam Sultan Suriansyah,sentra pembuatan tajau, kerajian kerupuk hingga pembuatan perahu dan jukung di Pulau Sewangi, ada nilai-nilai yang ingin disampaikan ke publik. Bahwa sesungguhnya potensi-potensi ekonomi kreatif masyarakat tetap terjaga dan perlu sentuhan tangan “manejerial” sehingga menjadi potensi yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar destinasi wisata maupun pelaku ekonomi kreatif.

“Ini memang program awal yang kami lakukan sebagai bagian untuk mendukung kepariwisataan Indonesia , khususnya di Kalimantan Selatan.Tentunya pariwisata ini merupakan pintu masuk untuk melakukan pembinaan berkelanjutan kepada pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif,” jelas Ketua Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs) Kalsel, Andi Fitri.

Gekrafs sendiri menurut Andi, akan mendorong pula bagaimana membina para pelaku UMKM yang lebih terarah dan memanfaatkan era digitalisasi seperti ini. Karena itulah ke depannya mereka akan membantu promosi-promosi melalui kemajuan teknologi, karena Gefrafs sendiri memiliki tenaga-tenaga mumpuni di bidang IT.

Susur sungai sendiri adalah salah satu strategi yang terus dilakukan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan Kota Banjarmasin dalam mendorong pengembangan pariwisata. Melibatkan sejumlah potensi dan kolaborasi dengan pelaku pariwisata, kelompok masyarakat sadar wisata, pelaku ekonomi kreatif,wisata susur sungai salah satu andalah daerah ini. Tentunya bukan sekedar wacana, namun bagaimana membangun kekuatan dari berbagai sisi untuk mewujudkannya.Salah satunya adalah peranan masyarakat dan swasta, yang bersatu membangun wisata susur sungai, sebagai kisah indah bukan sekedar wisata biasa.(Olpah Sari Risanta).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Exit mobile version