Jurnalisme Harus Punya Diffrensiasi, Rilis Berita Adalah Bahan Berita

0

Tips Jamalul Insan Anggota Dewan Pers, Dalam Refreshment Wartawan Bank Indonesia

Banjarbaru – Anggota Dewan Pers Jamalul Insan, mengatakan jurnalis itu harus mempunyai perbedaan (diffrensiasi).Karena itulah dalam peliputan dan pemuatan berita jurnalis menyajikan lebih eksklusif dan memiliki nilai berita yang baik dan profesional. Karena jurnalisme itu bertujuan untuk menyediakan informasi yang diperlukan publik, sehingga bisa memutuskan atau mengaturnya sendiri.

Hal ini dikatakan Jamalul Insan saat memberikan tips dalam Refreshment Wartawan Bank Indonesia, Kalimantan Selatan, melalui virtual dan luring (offline), di Grand Dafam Hotel, Banjarbaru, Sabtu (4/12/2021).

“Jurnalis itu harus bisa menyajikan sajian berita yang berbeda dan beritanya sesuai kaidah jurnalistik dan Undang-Undang Pers. Alangkah lebih baik lagi menjadi sebuah karya yang eksklusif.Namun yang terpenting sebelumnya adalah  jurnalis bisa memverifikasi dan menguji informasi atau data yang diterima,”pesan Jamalul Insan.

 

 

Dalam perkembangan zaman seperti ini jurnalis pun harus bisa beradaptasi dengan kemampuan dan keterampilan yang mumpuni. Jurnalis pun harus mengupgrade pengetahuan dan wawasan, sehingga mampu melakukan penyesuaian-penyesuaian di lapangan, tanpa meninggalkan pedoman dan aturan yang berlaku sesuai dengan Undang-undang Pers dan kode etik jurnalistik.

Di satu sisi menurut Ketua Komisi Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Profesi Pers Dewan Pers , seorang jurnalis harus mencari menganalisis, hingga menyajikan data untuk keperluan berita.Ia mencontohkan rilis yang dikirimkan sebuah lembaga pemerintah dan perusahaan atau lembaga lainnya adalah bahan berita.

“Rilis adalah bahan berita, bukan berita. Karena itu jurnalis itu adalah perlunya menggali data, mampu menyajikan berita akurat dan berimbang, serta menyajikan sesuatu yang baru. Jadi wartawan dan media itu rutinitasnya bukan hanya sekedar hidup. Namun harus bisa menyajikan berita yang berkualitas.,” ujar Jamalul Insan.

 

 

Sekarang ini tambah Jamalul Insan, sekarang jurnalisme itu bukan sekedar memberitakan semata, namun harus berbasis data. Karena itulah Jurnalisme data adalah kerja jurnalistik yang mengandalkan kekuatan data (big data) dan didukung teknologi terkini.

“Seperti halnya pemberitaan-pemberitaan tentang perbankan dan ekonomi, data sangat penting sebagai  penunjang kekuatan sebuah informasi yang diolah dan disampaikan kepada publik. Karena itulah kami mengapresiasi sekali kegiatan yang diselenggarakan Bank Indonesia seperti ini, sebagai salah satu sarana edukasi meningkatkan kapasitas jurnalis,” sebutnya.

 

 

Sementara itu Dadi Esa Cipta, Ekonom Ahli Kelompok Perumusan KEKDA Wilayah dan Provinsi,  mengungkapkan kegiatan Refresment wartawan Bank Indonesia, yang diselenggarakan untuk wartawan Ekonomi Pressroom Bank Indonesia Kantor Perwakilan Kalimantan Selatan, salah satu sarana peningkatan kemampuan wartawan di tengah perubahan-perubahan, termasuk pemahaman kebanksentralan.

“Di satu sisi ini adalah sarana kita membangun sinergisitas dengan kawan-kawan wartawan dan media, untuk sama-sama memberikan informasi, termasuk bagaimana kebijakan-kebijakan Bank Indonesia terkini,” tutur Dadi Esa Cipta.(Olpah Sari Risanta).

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Exit mobile version