Belajar Dari Kisah Ibu Ani, Bangkrut Di Kuliner, Sukses Bikin Usaha Sabun Cuci Piring ,  Sandiaga Uno Langsung Respon Positif

0

Belajar Dari Kisah Ibu Ani, Bangkrut Di Kuliner, Sukses Bikin Usaha Sabun Cuci Piring ,  Sandiaga Uno Langsung Respon Positif

Banjarbaru – Kata pepatah kesuksesan berawal dari kesusahan dan kegagalan. Hanya orang-orang sabar dan kuat serta bertekad keras mampu menuju keberhasilan. Setidaknya potret ini tergambar dari seorang perempuan bernama Irwaningsih. Gegara bangkrut berbisnis kuliner, justru mengantarnya sukses menekuni usaha membuat sabun cuci piring “rumahan”.

Produk rumahan ramah lingkungan miliknya mencuri perhatian seorang Menteri, yakni sabun cuci piring ala ibu rumah tangga. Kualitasnya pun tidak kalah dengan produk pabrikan.Ya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, langsung memberikan apresiasi khusus kepada Ani, saat melakukan kunjungan ke Kampung Purun, Palam, Banjarbaru.

“ Kita patut apresiasi produk UMKM ini, yang dibuat langsung seorang ibu rumah tangga di Banjarbaru. Selaras dengan program pemerintah mendorong penguatan ekonomi lokal yang berbasis ekonomi rakyat  seperti ini, keren sekali produk ibu ini,” begitu ucap Sandiaga Uno saat melihat  produk sabun cuci piring dan sejumlah produk UMKM Banjarbaru yang dipamerkan di Kampung Purun, Banjarbaru, beberapa hari lalu.

Pujian sekelas Menteri Sandiga Uno bukan asal komentar, karena UMKM menjadi salah satu prioritas pemerintah untuk dibina dan didorong menjadi lebih baik dalam percepatan pemulihan ekonomi kreatif. Pemerintah pun terus meningkatkan kemampuan dan kompetensi SDM parekraf yang bisa menghasilkan produk yang berkualitas. Ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Presiden untuk bangga buatan Indonesia, cintai produk-produk Indonesia. Di samping itu pengembangan Desa Wisata yang merupakan bagian pilar terpenting dari pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif ke depan. Sesuai RPJMN 2020 – 2024, Kemenparekraf/Baparekraf menargetkan sebanyak 244 desa wisata tersertifikasi menjadi desa wisata mandiri hingga 2024.

Karena itulah Sandiaga Uno meminta UMKM kreatif seperti Irwaningsih atau Ani untuk tetap bersemangat menjalankan usahanya. Para UMKM pun diminta membaca peluang pasar, termasuk memanfaatkan kemajuan teknologi digitalisasi dalam mengoptimalisasikan pemasaran. Dalam sejumlah pertemuan Sandiaga pun menyebut Pandemi Covid-19 juga harus menjadi momentum pengembangan ekonomi kreatif digital di Indonesia, terutama mengingat terdapat lebih dari 8 juta unit usaha kreatif di Indonesia yang sudah masuk dalam ekosistem digital. Terlebih pengguna internet di Indonesia kini mencapai 160 juta orang dengan persentase 59 persen pengguna media sosial.


Kisah perjuangan Ani ini pun bisa menjadi inspirasi di tengah pandemi. Karena potret perjuangan perempuan tangguh melekat dari istri Fitriansyah ini. Bagaimana tidak, dengan modal pas-pasan, antara makan dan usaha, ia pun nekad membuat usaha yang sebelumnya tak terpikirkan orang lain.

Lalu siapa Ani ini ? Ani atau Irwaningsih adalah seorang rumah tangga biasa. Namun ia adalah salah satu potret perempuan gigih yang tidak menyerah begitu. Jika menengok perjalanan hidupnya ke belakang cukup getir. Maklum saja suaminya kena PHK dan parahnya usaha kulinernya langsung bangkrut saat pandemi covid-19 melanda Indonesia.

“ Awalnya saya dan suami kebingungan mau usaha apa setelah usaha kuliner yang dilakoni bertahun-tahun bangkrut akibat pandemi Covid-19.Mana modal tidak ada, untuk sehari-hari saja susahnya bukan main. Namun Allah SWT itu Maha Penyayang, tiba-tiba muncul ide untuk membuat sabun cuci piring, yang diketahui adalah kebutuhan utama rumah tangga,” cerita Ani saat reporter Economic Travelling mengunjungi rumahnya yang merangkap tempat produksi sabun cair pembersih piring dan perabotan dapur baru-baru tadi.

Usaha sabun cuci piring secara “rumahan” dilakoni Ani dan suaminya sejak Juni lalu. Dalam satu hari ia memproduksi 300 botol sabun cuci dengan masing-masing botol berisi 450 militer. Dalam menjalankan usaha kecil-kecilan ini Ani merekrut sejumlah ibu rumah tangga dan penyandang difabelitas. Kebanyakan yang ia pekerjakan adalah mereka yang pengangguran akibat di-PHK pasca pandemi Covid-19. Berkat dirinya sejumlah warga merasa terbantu, karena mendapat pekerjaan sederhana, memasarkan sabun cuci piring ramah lingkungan ini.

Ani pun mengisah

kan jika Ide membuat sabun cairan pembersih terinspirasi secara tak sengaja melihat kakaknya mencuci piring. Berawal dari ini pun memutuskan belajar dari youtube dan berkonsultasi dengan keluarganya di pulau Jawa. Berbekal pengetahuan yang didapat ditambah belajar kesana-sini, termasuk berkonsultasi dengan pembina dan pemerhati UMKM Banjarbaru, Darmawan Jawa Setiawan, ia pun memberanikan diri memulai usaha rumahan, dengan produksi hanya 50 botol saja.

“ Pokoknya dimulai dengan Bismillah, Saat itu saya berpikir kenapa kita disini enggak bikin sendiri. Meskipun pada mulanya sempat gagal karena belum sepenuhnya paham mencampur bahan-bahan dan proses pembuatannya.Namun karena berkali-kali dicoba akhirnya bisa menemukan formula yang pas dan sabun ini ramah lingkungan. Alhamdulillah pula kemarin diapresiasi pa Sandiaga Uno, yang menyemangati ulun dan kawan-kawan UMKM Banjarbaru, ” ujar Ani mengenang awal dirinya membuka usaha ini.

Produk rumahan yang diberi nama Bigfast pertama kali dipasarkan ke tetangga-tetangga dan kampung terdekat. Namun berkat kesabaran dan ketekunan produk sabun cuci piring perlahan mulai dikenal orang. Ani pun mulai memberanikan diri mengenalkan produk ke sejumlah pameran, meskipun hanya nebeng di salah satu stan komunitas UMKM Banjarbaru. Hanya dalam dua bulan terakhir ia sudah bisa memproduksi 3000 botol lebih dan sebagian kini menjadi barang oleh-oleh wisata dari Banjarbaru. Karena tak kalah dengan olahan pabrik, sabun cuci piring ini pun kini mulai diburu konsumen.

Sementara itu Ketua Asosiasi Desa Kreatif Indonesia (ADKI) Provinsi Kalimantan Selatan , Darmawan Jaya Setiawan, mengapresiasi semangat ibu rumah tangga ini bisa kreatif di tengah pandemi. Apalagi kehadiran rumah produksi sabun cuci piring di pinggiran kota Banjarbaru, mampu menyerap sejumlah tenaga kerja.

“  Saat ini kami tengah mengusulkan Bigfast ini masuk dalam Program Bangga Buatan Indonesia. Saat ini produk beliau ini kami usulkan masuk ke ritel-ritel modern di Kalsel.Mudahan ini awal yang baik bagi UMKM seperti Ibu Ani. Tentunya kisahnya yang inspiring ini menjadi pelajaran berharga, bahwa ketika terjatuh jangan menyerah dan tetap berusaha ,” sebut Darmawan Jaya Setiawan. (Olpah Sari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Exit mobile version