Program Transformer Terbaik Disbunak Kalsel Menjaga Ketahanan Pangan

0

 

Banjarbaru – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terus bergerak mendorong sektor pertanian khusunya perkebunan dan peternakan. Program pembangunan berkelanjutan pertanian dengan leading sector Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel, menegaskan keseriusan pemerintahan Gubernur H.Sahbirin Noor menjaga ketahanan pangan secara luas untuk Kalsel, termasuk kesiapan Kalsel menjadi pintu gerbang IKN (Ibu Kota Nusantara).

Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel sendiri pun menegaskan kembali 4 (empat) Program Prioritas di Tahun Anggaran 2023 disiapkan secara seksama, guna mendukung visi dan misi Gubernur Kalsel yang mendorong produktivitas sektor pertanian dan perkebunan, yang memberikan dampak positif untuk perekonomian termasuk kesejahteraan para petani dan masyarakat pedesaan.

Salah satu yang dikembangkan terus sejak tahun 2022 adalah Program Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma (Siska Ku Intip) yang digagas oleh Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Propinsi Kalsel.

“Alhamdulillah program ini telah berhasil dan diakui Kementerian Pertanian. Program ini merupakan kelanjutan kegiatan tahun 2022 lalu dalam hal mendukung Program Kerja Gubernur dalam memajukan sektor perkebunan peternakan secara umum,” jelas Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel, Drh HJ Suparmi, MS, kepada awak media di kantornya, Senin siang (30/01/2023).

Suparmi mengaku optimis program Siska Ku Intip ini mampu memberikan pertumbuhan luar biasa peternakan sapi dalam upaya menambah pasokan daging sapi potong di Kalsel dan luar Kalsel. Optimistis itu tak berlebihan rasanya jika kini melihat hasilnya sudah tampak terlihat. Tak hanya itu Program ini pun telah menjadi role model bagi daerah lain di Indonesia.

“Meskipun ini hanya melanjutkan program prioritas Gubernur Kalsel, Paman Birin, namun kami sangat serius menjalankannya dengan sinersitas pihak swasta dan petani dalam upaya percepatan swasembada sapi potong di Kalimantan Selatan.Kalau realisasinya adalah program ini sudah bisa dilaksanakan pada perusahaan kelapa sawit dan 7 (tujuh) klaster area kelapa yang sekarang sudah ada menggunakan pagar elektrik. Dan ini bakal diusulkan menjadi pusat pengembangan sapi potong dengan target 1000 ekor sapi.Beberapa saat lalu rekan-rekan wartawan ada pernah ikut kunjungan kesana,” tambah Suparmi.

 

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternak Kalsel, drh Hj.Suparmi MS, didampingi Kepala Biro Adpim Pemprov Kalsel saat memberikan keterangan resmi kepada awak media, di Aula Kantor Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel, Banjarbaru, Senin (30/01/2023).

 

Suparmi pun berharap seluruh perusahaan dapat mengembangkan Siska Ku Intip ini di area perkebunan sawit mereka. Apalagi sambutan komunitas perusahaan yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kalsel sangat baik mendukung program unggulan “Transformer” Pemprov Kalsel.

“Kita juga berkomitmen mendukung penuh Program terbaik Pemprov Kalsel melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel, dalam upaya percepatan swasembada sapi potong di Kalsel. Tentu kawan-kawan GAPKI terus mensupport yang dilakukan bertahap dan berkesinambungan,” terang Edy S Binti, Ketua GAPKI Kalsel dalam berbagai kesempatan kepada sejumlah awak media.

Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalimantan Selatan ternyata tancap gas di awal tahun 2023. Tak hanya Siska Kuintip, tiga program prioritas lainnya adalah melakukan pengembangan perkebunan karet dengan pola jarak tanam ganda dan tumpang sari melalui sebuah inovasi yang disebut Bang Sibun Bekaret  atau Pengembangan Korporasi Pekebun Berbasis Kawasan Karet.

“Pola dan inovasi ini kami yakin dapat mendorong lagi peningkatan penghasilan maupun kesejahteraan pekebun karet.Disini tentunya keberadaan UPPB (Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar)  hadir untuk meningkatkan kualitas produksi karet sekaligus meningkatkan kesejahteraan pekebun karet karena harga dan mutu yang terjaga,” sebut Suparmi.

Program Transfomer lainnya adalah terkait pengembangan tanaman kopi terintegrasi.Inovasi yang disebut dengan Bang Kodim ini adalah sebagai langkah upaya pemenuhan akan produksi kopi lokal. Kalsel sendiri dikenal sebagai salah satu daerah yang memiliki potensi untuk pengembangan kopi.

“Kemunculan usaha anak muda berbisnis café secara tak langsung juga memberikan peluang bagi petani untuk mengembangkan perkebunan karet, terutama kopi-kopi lokal yang tak kalah enak dan harum aromanya,” bebernya lagi.

Pemerhati ekonomi Kampus STIE Pancasetia, Sudirwo SE MM, menilai program-program yang dilakukan tersebut mencerminkan keseriusan pemerintah daerah setempat yang harus diapresiasi. Program tersebut tentunya butuh dukungan semua pihak, agar gagasan dan sasaran bisa tercapai sesuai harapan.

“Peluang-peluang usaha memang selalu terbuka untuk Kalsel. Pemerintah melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel telah memberikan solusi cerdas dalam mendorong percepatan kesejahteraan petani dan pekebun, disamping meningkatkan produksi yang berkualitas dan berdaya saing. Saya menilai potensi kopi sangat bagus, disamping sapi berintergrasi perkebunan kelapa sawit, yang bertujuan menjaga ketahanan pangan secara luas,” kata Dosen STIE Pancasetia, yang dikenal pula master pemasaran dan pendidikan ekonomi digital.

Terlepas dari bagusnya program-program Transformers tersebut, Sudirwo berharap program prioritas ini harus tuntas dijalankan dan jangan terhenti di tengah jalan. Karena  itulah butuh kesiapan yang terintegrasi seperti halnya program yang terintegrasi mereka buat.

Bagi Bank Indonesia, program yang dilakukan Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel tentunya selaras dengan situasi dan arah kebijakan Bank Indonesia. Terlebih sejak tahun 2014 silam telah dilakukan pengembangan klaster yang difokuskan pada komoditas yang mendukung ketahanan pangan. Terlebih lagi komoditas yang menjadi sumber tekanan inflasi atau votatile foods.

“Program klaster yang dikembangkan bukan berarti Bank Indonesia itu menggarap sesuatu usaha, namun merupakan trigger kepada petani dan masyarakat untuk bisa mengembangkan diri dalam upaya peningkatan produktivitas, termasuk juga meningkatkan kapasitas UMKM untuk memperkecil gap antara supply dan demand sehingga meminimalisir tekanan harga yang mendorong inflasi,” tutur Bimo Epiyanto, Deputy Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalsel, saat berdiskusi santai dengan Pengurus Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) DPD Kalsel, awal Januari 2023, lalu.

Bank Indonesia sendiri bersama pemerintah, swasta termasuk juga Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus melakukan kajian-kajian untuk memperkuat dan mengembangkan klaster binaan, khususnya terkait tiga komoditas penyumbang inflasi di Indonesia yakni beras, cabai hingga bawang merah. Tak hanya itu Bank Indonesia juga sangat konsen mendorong pemerintah daerah dalam menjaga ketahanan pangan, melalui program-program terintegrasi yang juga bisa menjaga kestabilan inflasi terutama di Kalimantan Selatan. (Olpah Sari Risanta).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Exit mobile version