Membumikan Bahasa Ekonomi Perbankan Di Capacity Building BI

0

Jurnalis senior Investor Daily, Totok Hari Subagyo, memberikan tips khusus menulis enak berita ekonomi dan perbankan.

Menulis berita ekonomi susah ? memahami istilah perbankan membingungkan?.Fenomena ini pun menjadi catatan tersendiri bagi jurnalis yang berkecimpung di desk ekonomi dan bisnis, terutama kalangan pemula.

Namun tak perlu risau karena Bank Indonesia terus memberikan literasi khusus bagi Jurnalis yang ingin menulis lebih komprehensif. Salah satunya melalui Capacity Building.Seperti yang diikuti puluhan Jurnalis Kalsel, di Golden Tulip, Jineng Resort, Denpasar, Bali, 5 Pebruari hingga 08 Pebruari 2024.

Kepala Tim Relasi Opinion Maker Departemen Komunikasi Kantor Pusat Bank Indonesia, Aldy Moch. Reinaldy mengatakan istilah perbankan memang sering dikeluhkan kalangan awak media, karena bahasa atau istilah yang agak sulit dipahami. Namun menurutnya bahasa atau istilah tersebut adalah bahasa sehari-hari yang sudah baku dan menjadi narasi dalam dunia perbankan.

Kendati begitu menurutnya, pihaknya tetap membuka diri terkait hal ini.Karena itulah Bank Indonesia perlu menyatukan persepsi dengan kalangan media terkait penulisan-penulisan berbau ekonomi perbankan.

“Kami memahami memang istilah-istilah perbankan agak susah.Karena ini sudah baku, hanya saja barangkali kita satu persepsikan bagaimana menyederhanakan istilah ini benar-benar bisa dipahami publik lewat tulisan atau liputan teman-teman Jurnalis.” kata Aldy Moch. Reinaldy, saat berbicara di Capacity Building Jurnalis Ekonomi Kalsel, di Sanjana Room, Golden Tulip Jineng Resort, Denpasar, Bali.

Aldi pun mengungkapkan Bank Indonesia sering juga berkonsultasi istilah-istilah dalam dunia perbankan dengan lembaga bahasa. Hal ini dilakukan untuk memastikan istilah atau kalimat dalam perbankan apakah serapan asing atau bahasa baku yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia.

“Namun intinya kami berusaha menyederhanakan bahasa ekonomi perbankan agar bisa dipahami masyarakat dan tujuan informasi tersampaikan.Disinilah kita perlu dukungan teman-teman media untuk menyampaikan informasi-informasi penting seperti bauran kebijakan Bank Indonesia dan sebagainya, dengan gaya bahasa yang enak dan renyah disajikan,”ujarnya.

 

Aditya Wiratama Putra (Ekonom Yunior Kelompok Perumusan KEKDA Wilayah & Provinsi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan).

Terkait hal ini Jurnalis senior Investor Daily, Totok Hari Subagyo. Memberikan tips dalam menulis berita ekonomi khususnya perbankan, agar mudah dipahami masyarakat luas.

Yang penting Jurnalisnya lebih dahulu memahami istilah-istilah yang sudah baku maupun narasi terkait perbankan untuk dijadikan materi tulisan.Kualitas sebuah tulisan juga harus dimulai dari pahamnya subtansi liputan tersebut.

“Namun yang terpenting adalah bagaimana menulis diksi-diksi yang tepat sesuai kaidah Bahasa Indonesia baku.Agar tulisan kita bisa dicerna dan dimengerti pembaca kita,” ucap Totok.

Totok menambahkan menulis berita ekonomi dan perbankan, harus memahami terdahulu filosofinya.Karena menulis berita ekonomi itu membutuhkan perhatian khusus, termasuk bisa menulis dengan bentuk hard news maupun feature.

“Yang terpenting adalah melakukan riset-riset sebelum peliputan maupun wawancara dengan narasumber.Riset ini akan menambah pengayaan dan pendapat serta analisa yang kuat. Sehingga nantinya akan menghasilkan materi-materi penulisan berkualitas dan pesan bisa ditangkap pembaca dengan baik,” tambahnya.

Lebih jauh menurut pria yang mengawali karir jurnalistiknya di Bali, banyak istilah ekonomi yang harus dijelaskan selanjutnya ditulis dengan bahasa yang komunikatif dan dipahami. Yang sederhana saja adalah istilah inflasi dan suku bunga. sering muncul dan bila ditulis secara mentah, hanya mereka  yang berpendidikan tinggi saja yang bisa memahami.

“Kelebihan seorang wartawan ekonomi dan keuangan terletak pada bagaimana istilah-istilah ekonomi dan perbankan yang sangat teknis bisa dijelaskan dengan bahasa yang sederhana. Istilah yang tekstual harus ditarik ke kontekstual. Tujuannya agar pembaca bisa memahami,” sebut Totok.

Dalam Capacity Building Jurnalis Ekonomi Kalsel, selain Aldy Moch. Rinaldy  dan Totok Hari Subagyo, juga diisi pembicara yang kompeten dari Bank Indonesia. Pembicara kunci lainnya adalah Dewi Rahmawati (Pengawas Sistem Pembayaran-Pengelolaan Uang Rupiah) dan Aditya Wiratama Putra (Ekonom Yunior Kelompok Perumusan KEKDA Wilayah & Provinsi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan). (Olpah Sari).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Exit mobile version