BNN Kalsel : Awas Kecubung Hanya Pengalihan Isu

0

Diskusi bersama awak media dipandu Kepala Seksi Kemitraan Komunikasi Publik dan Hubungan Media, Dinas Kominfo Kalsel, Erlinda Puspita Ningrum S.Sos, M.Commun.

Meski sempat viral dan sempat menimbulkan korban jiwa akibat disalahgunakan, kecubung bukan penyebab utama kecanduannya limapulun lebih warga di Kalsel.

Hal ini ditegaskan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kalimantan Selatan (Kalsel), menyikapi situasi yang berkembang dibalik kasus dugaan penyalahgunaan obat-obatan dioplos dengan kecubung.

“Hati-hati, ini diduga hanya pengalihan isu saja. Karena sesungguhnya di Kalsel itu peredaran sabu sangat marak. Jadi jangan sampai fokusnya hanya kecubung saja, sementara para pengedar banyak memanfaatkan isu kecubung untuk memasarkan narkoba jenis sabu lewat jaringan pemasarannya,” tegas Kepala BNN Kalsel,  Brigjen Pol Wisnu Andayana, saat memberikan keterangan resmi di coffee Talk bersama Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalsel, di salah satu kedai kopi di Banjarbaru, Jumat (26/7/2024).

BNN sendiri sebut Wisnu, terus gencar melakukan pencegahan penyalahgunaan narkoba disamping juga melakukan perburuan terhadap pengedar-pengedar narkoba khususnya jenis sabu.Hal ini guna memastikan kalau Kalsel daerah tanggap darurat narkoba dan dijadikan pasar bagus sindikat narkoba.

“Kalsel itu dulunya adalah transit peredaran narkoba jenis sabu. Namun statusnya sekarang sudah menjadi pasar sekaligus daerah penyuplai sabu besar. Terbukti beberapa saat lalu ada info kepolisian di luar Kalsel, telah menangkap pengedar narkoba dengan barang bukti dalam jumlah besar dan didatangkan dari Kalsel,” sebutnya.

 

Kepala BNN Kalsel, Brigjen Pol Wisnu Andayana, bersama Kasi Mutu Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum Kalsel Reswan Iriyandi saat memberikan keterangan resmi di coffee Talk bersama Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalsel, di salah satu kedai kopi di Banjarbaru, Jumat (26/7/2024).

Terkait kasus kecubung, jenderal yang dulunya sempat berkarir ketika perwira muda di Banjarmasin, mengungkapkan dari uji sample dan dialog dengan para korban yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum, ternyata mereka teler bukan karena kecubung.

“Mereka ternyata mengonsumsi pil putih dan diduga dicampur dengan kecubung.Jadi bukan kecanduan.Kami bekerjasama juga dengan Polda Kalsel dan ada juga temuan karena minuman keras bersamaan mengkonsumsi pil putih,” katanya.

Hingga saat ini tegasnya, berdasarkan pemeriksaan di Forensik Surabaya kecubung tersebut negatif narkoba. Meskipun begitu polisi menduga ada unsur lain penyebab kecanduannya para korban.

“Tapi sekali lagi kami tegaskan meskipun tidak mengandung narkotika, bagi pengedar obat pil putih yang dijual tanpa izin edar dapat diancam hukuman 15 tahun penjara,” tegasnya lagi.

Sementara itu hingga kini Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum masih merawat pasien yang diduga keracunan oplosan pil putih dan kecubung.Mereka masih dalam proses rawat inap.

Kasi Mutu Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum  Kalsel Reswan Iriyandi menjelaskan para pasien ini awal masuk rumah sakit kondisinya masih normal-normal. Namun, setelah keesokan harinya kondisi psikis berubah dengan tingkah laku tidak normal yang beragam.

“Ini efek luar biasa dari konsumsi pil putih dan dioplos dengan kecubung. Saat ini para pasien masih menjalani perawatan intensif. Yang terpenting saat ini mereka tertangani dengan baik. Harapan kita dengan detoksi mereka akan pulih beberapa hari ke depan,” terang Reswan. (Olpah Sari)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Exit mobile version