10 Wisata Kota Tua Indonesia, Indah dan Menyimpan Banyak Sejarah

0

Ada kenangan ada cerita dalam lintas bayang di Parahiyangan, sudut Kota Lama Braga, Bandung. ( http://wonderfulimages.kemenparekraf.go.id)

 

Berakhir pekan dan berlibur serta berwisata, sebaiknya di Indonesia saja. Karena banyak destinasi wisata maupun kota-kota lama menyimpan sejarah sangat layak untuk dikunjungi mengisi liburan yang sudah tiba.

Nah menyambut Hari Pahlawan yang jatuh setiap tanggal 10 November, wisatawan biasanya akan jalan-jalan ke museum dan mengenang perjuangan para pahlawan. Namun tidak salahnya juga jika kita, terutama wisata  menyempatkan waktu untuk jalan-jalan ke kawasan Kota Tua yang menyimpan banyak sejarah.

Banyak orang yang mengira, kawasan Kota Tua hanya ada di Semarang dan Jakarta. Padahal, masih ada banyak kawasan Kota Tua lainnya yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Bahkan, setiap Kota Tua memiliki ciri khas bangunan, serta peninggalan sejarah dan budaya yang berbeda-beda.

Kali ini Economic Travelling.Com bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memberikan refrensi kota mana saja yang bisa dikunjungi. Ada banyak Kota Tua yang mesti disinggahi, namun kali ini ada 10 yang sayang terlewatkan begitu saja.

Kota Lama Semarang

Salah satu kawasan Kota Tua di Indonesia identik dengan Kota Lama Semarang. Nah bagi yang belum tahu, Kota Lama Semarang merupakan kawasan cagar budaya yang banyak menyimpan bangunan peninggalan Hindia Belanda sejak ratusan tahun silam.

Salah satu ikon Kota Lama Semarang yang hampir selalu menjadi incaran wisatawan adalah Gereja Blenduk. Bangunan gereja ini memiliki ciri khas atap berbentuk kubah setengah bola. Konon, gereja ini sudah ada lebih dari 250 tahun dan dibangun oleh bangsa Portugis pada 1753.

 

Salah satu destinasi menarik di Kota Lama Semarang . (Foto- wonderfullimage.kemenparekraf.go.id).

 

Kota Tua Jakarta

Selanjutnya Kota Tua Jakarta, salah satu ikon wisata di Jakarta yang sarat akan nilai sejarah pemerintahan Kolonial. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya bangunan peninggalan bersejarah yang masih terjaga dengan baik, seperti Museum Fatahillah, Museum Bank Indonesia, dan Jembatan Kota Intan. Banyak aktivitas yang bisa Sobat Parekraf lakukan di kawasan Kota Tua Jakarta, mulai dari berkeliling naik sepeda ontel jadul, memberi makan burung, hingga wisata kuliner.

Kota Tua Yogyakarta

Yogyakarta juga punya kawasan Kota Tua, tepatnya di sekitar Benteng Vredeburg. Di kawasan ini terdapat Kantor Pos Besar, Bank Indonesia, serta Gedung BNI yang masih mempertahankan bentuk aslinya meski sudah dibangun sejak zaman pemerintahan Belanda. Wisatawan dan Traveler bisa jalan-jalan ke Keraton Yogyakarta yang kental dengan budaya Jawa, lalu mampir ke Masjid Gede Kauman, salah satu masjid tertua di Yogyakarta.

Salah satu sudut kota Jogjakarta, yang menawarkan keunikan seni patung, sehingga membuat wisatawan mengabadikan dalam momen foto unik dan lucu.

Jalan Braga, Bandung

Menjadi jalan utama pada masa pemerintahan Belanda, membuat Jalan Braga termasuk salah satu kawasan Kota Tua di Bandung yang terkenal dengan deretan latar bangunan klasik yang indah. Namun, kalau ingin yang lebih “kental” dengan suasana pemerintahan Belanda, Sobat Parekraf bisa mampir ke Jalan Asia-Afrika. Kawasan yang menjadi titik nol kilometer di Kota Bandung ini dibangun pada masa pemerintahan Daendels.

Kota Tua Surabaya

Kawasan Kota Tua Surabaya meliputi Jalan Karet dan Jembatan Merah, yang sudah ditetapkan sebagai Cagar Budaya pada 10 November 2018. Pada masa lampau, kawasan Kota Tua Surabaya berfungsi sebagai pusat ekonomi dan pemerintahan. Tak heran jika terdapat banyak bangunan kuno yang sarat dengan nilai seni dan sejarah.

Nagari Pariangan

Kota Tua di Indonesia yang tidak kalah indah berlokasi di Padang, yaitu Desa Wisata Nagari Pariangan. Bukan bangunan Belanda, Nagari Pariangan identik dengan deretan rumah Gadang khas Sumatra Barat dan pemandangan hamparan terasering sawah yang indah. Selain itu, Nagari Pariangan juga memiliki masjid tertua di Padang yang dibangun pada abad ke-19, yaitu Masjid Ishlah.Karenanya jika ke Sumatera Barat,tak afdol jika tidak mampir ke Nagari Pariangan.

Kota Tua Lasem

Di Rembang, Jawa Tengah, ada kota kecil yang dijuluki dengan “Tiongkok Kecil”, yaitu Kota Tua Lasem. Kota Tua Lasem tidak hanya identik dengan bangunan tua dengan perpaduan gaya Tiongkok dan Jawa yang indah, melainkan juga terdapat Kelenteng Cu An Kiong, kelenteng tertua di Kota Lasem yang masih berdiri kokoh meski sudah dibangun sejak abad ke-16.

Kawasan Sekanak

Palembang, Sumatra Selatan punya Kota Tua, yaitu Kawasan Sekanak. Dikenal dengan “wajah” Palembang zaman dulu, Kawasan Sekanak memiliki ratusan bangunan tua bersejarah yang ikonik. Salah satu bangunan yang paling menarik perhatian adalah Gedung Jacobson van den Berg. Bangunan bersejarah dan cagar budaya ini, dulunya kantor perusahaan perdagangan milik Belanda.

Kota Singkawang

Wisata Kota Tua di Indonesia yang tak kalah menarik adalah Kota Singkawang. Banyak peninggalan arkeologis di Singkawang yang kental dengan budaya Tionghoa, seperti rumah Tionghoa tertua yang dibangun sejak 1901 dan Patung Naga di tengah kota. Nah tak hanya itu, Sobat Parekraf serta wisatawan juga dapat melihat Masjid Raya Singkawang yang berdampingan dengan Wihara Tri Dharma Bumi Raya.

 

Salah satu atraksi budaya yang menjadi daya tarik kota Singkawang. (Foto- wonderfullimage.kemenparekraf.go.id).

Kota Tua Ampenan

Terletak di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), kawasan Kota Tua Ampenan identik dengan bangunan cagar budaya dengan gaya arsitektur Belanda. Kota Tua Ampenan punya beberapa perkampungan, yakni Kampung Tionghoa, Kampung Jawa, dan Kampung Bugis. Meski berbeda-beda, namun keberagaman tetap terjalin dengan baik.

 

Salah satu sudut Kota Ampenan menyimpan rasa rindu tak bertepi. (Foto- wonderfullimage.kemenparekraf.go.id).

Jadi, mau mampir ke Kota Tua yang mana dulu,mumpung liburan. Jika belum ada agenda tak salah untuk menjelajahi Kota Lama bersama teman, sahabat, kolega hingga orang-orang tercinta. So, berlibur dan berwisata di Indonesia saja.(Olpah Sari/Risanta).

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Exit mobile version