Kalsel Selaras GAPKI Pusat Menjaga Daya Saing Industri Kelapa Sawit Indonesia

0

Ketua GAPKI Kalsel, Eddy S Binti dan Sekjen Hero Setiawan serta Mba Susi (GAPKI Pusat) saat menghadiri Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) 2023 ke-19, di Bali International Convention Center, Westin Resort, Nusa Dua, Bali.

 

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kalsel tetap berkomitmen menyelaraskan dengan induknya di Jakarta, terkait langkah dan strategi menghadapi tantangan dalam industri kepala sawit nasional. Optimistis pun menjadi spirit perusahaan perkelapa sawit di Banua untuk  menjaga kestabilan produksi dengan memperkuat produksi minyak kelapa sawit berkelanjutan.

GAPKI Kalsel sendiri bersama cabang-cabang yang lainnya di Indonesia tetap optimis menyambut peluang pada tahun 2024.Setidaknya ini tercermin dari kegiatan Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) 2023 ke-19, tanggal 1-3 November 2023 di Bali International Convention Center, Westin Resort, Nusa Dua, Bali.

IPOC 2023 menyajikan sejumlah sesi diskusi dengan topik-topik menarik seperti kebijakan dalam negeri, ketahanan industri kelapa sawit, prospek dan tantangan di pasar CPO, riset bioavtur, dan program B35 di bidang biodiesel.

Sesi lain membahas perspektif global tentang minyak sawit mentah, peraturan EUDR, dan implikasinya. Selanjutnya, sesi ketiga mencakup wawasan dari pasar regional seperti India, Cina, Pakistan, Eurasia, dan Amerika Serikat.

“Kalsel berkomitmen yang sama dengan pusat dan daerah lainya untuk terus mengambil langkah strategis menjaga kestabilan dan daya saing disamping mengutamakan sawit yang berkelanjutan. Industri Sawit Indonesia optimis menyambut peluang di tahun 2024. Terlebih berkaca kepada kontribusi sektor kelapa sawit menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar untuk negara,” terang Eddy S Binti, Ketua GAPKI Kalsel, kepada media di sela-sela kegiatan Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) 2023 ke-19.

 

Delegasi GAPKI Kalsel tak pernah absen dalam berbagai pertemuan nasional industri sawit Indonesia.

Pihaknya pun seirama dengan yang disampaikan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) beberapa saat lalu, yang menekankan pentingnya kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam memajukan industri kelapa sawit Indonesia.

“IPOC 2023 sendiri menjadi wadah untuk berdiskusi dan berkolaborasi dalam ketidakpastian global saat ini, dengan harapan industri kelapa sawit Indonesia tetap berkelanjutan dan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan kesejahteraan petani kelapa sawit,” kata Eddy S Binti didampingi Sekjen GAPKI Kalsel, Hero Setiawan, sembari mengutip pernyataan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas).

Lebih lanjut Edy menyampaikan, saat ini seperti dilansir GAPKI disebutkan Industri CPO Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa dalam hal kapasitas produksi. Pada awal 2022, Indonesia memproduksi lebih dari 50 juta metrik ton minyak sawit mentah setiap tahun, menjadikannya pemimpin global dalam produksi minyak sawit. Sumber daya lahan yang luas dan iklim yang sesuai di negara ini telah memungkinkannya untuk memperluas perkebunan kelapa sawitnya secara signifikan.

Sementara itu saat berbicara di pembukaan pembukaan 19th Indonesian Palm Oil Conference and 2024 Price Outlook di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua Bali, Kamis (2/11/2023), Ketua Umum GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia), Eddy Martono mengungkapkan daya saing industri kelapa sawit diharapkan terus terjaga dan stabil dengan memperkuat produksi minyak sawit berkelanjutan.

Karena itulah induk organisasi terbesar kelapa sawit GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) meminta pemerintah Indonesia dapat mengambil langkah yang bijaksana dalam menjaga daya saing tersebut.

Eddy Martono menyebutkan saat ini berbagai tantangan tengah dihadapi industri sawit Indonesia. Ketangguhan sektor kelapa sawit diuji dengan situasi geopolitik dunia seperti perang Russia dan Ukraina serta konflik terkini yang belum lama terjadi, yakni perang Israel dan Palestina.

“Karena itu industri sawit Indonesia perlu mengambil langkah untuk tetap bertahan dalam ketidakpastian pasar,” ujarnya.

Di tengah melemahnya laju ekonomi global dan inflasi yang dialami oleh sepertiga negara di dunia, menurut Eddy, pihaknya juga melihat adanya volatilitas harga minyak kelapa sawit yang dikombinasikan dengan produktivitas yang stagnan.

“Faktor-faktor tersebut mengindikasikan adanya ketidakpastian dalam perdagangan global sehingga ketahanan bisnis perlu ditingkatkan,” harap Eddy Martono.

GAPKI tentunya akan mengambil sejumlah langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan ketahanan industri sawit adalah melalui program replanting dan penggunaan energi terbaharukan melalui bioavtur.

“Kami yakin dengan kebijakan pemerintah yang tepat, industri kelapa sawit dapat tumbuh dengan mantap di tengah dinamika pasar dan perekonomian,” ujarnya optimis.(Olpah Sari/Risanta).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!