Jangan Biarkan Milenial Bermedia Sosial  Salah Arah

0

Artis Sophie Navita dan Risanta Bagikan Tips Lindungi Anak Dari Ancaman Ruang Digital

 Era digitalisasi membawa perubahan luar biasa bagi siapa saja.Teknologi melalui internet menjadi kebutuhan masyarakat di dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Salah satu yang fenomenal adalah media sosial. Di media ini sejumlah platform pun tumbuh berkembang pesat mulai Faceboox, Instagram, Twitter hingga Whatsapp.

Kemudahan yang ditawarkan teknologi era digital membuat semua orang cenderung menggunakan gadget untuk bermedia sosial. Berdasarkan data yang dirilis  “The Latest Insights Inti The State of Digital” Pebruari 2021 lalu, ternyata untuk urusan internet orang Indonesia mampu menghabiskan waktu tiga jam 14 menit mengakses media sosial.

“Mengutip data mereka, ternyata dari total populasi penduduk Indonesia sekitar 274, juta orang, pengguna aktif media sosial mencapai 170 juta orang.Indonesia pun termasuk dalam 10 besar negara kecanduan media sosial,”ungkap Muhammad Risanta,SE,MM, Dosen STIE Pancasetia, saat menjadi pembicara Webinar Lindungi Anak Dari Ancaman Ruang Digital, yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Siber Kreasi, yang dipusatkan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan,Senin (18/10/2021).

Besarnya jumlah pengguna internet untuk media sosial, menurut Risanta menjadi persoalan tersendiri. Terlebih hasil survey yang dilakukan microsoft menyebutkan netizen Indonesia termasuk yang  masuk katagori tidak sopan di Asia Pacifik. Indikator ini terlihat juga dari tingginya angka hoax, ujar kebencian dan penipuan hingga diskriminasi.

“Karena itu menyikapi kondisi demikian perlu belajar menjadi bijak untuk bermedia sosial. Harus dipikirkan dahulu sebelum menggugah konten termasuk foto termasuk foto identitas lainnya. Jangan sampai karena keteledoran membuat kita menjadi korban.Karena biasanya foto banyak disalahgunakan orang untuk berbuat kejahatan penipuan dan lain sebagainya,’ pesan Risanta yang dikenal pula sebagai Ahli Pers Dewan Pers.

 

 

 

Kemudahan teknologi juga harus disikapi bagaimana untuk hal-hal positif. Peran orangtua menjadi sangat penting di tengah kemajuan luar biasa teknologi dan pemanfaatan media sosial. Jangan sampai generasi milenial salah arah dengan perubahan-perubahan cepat yang terjadi.Pola pendekatan terhadap generasi ini memang berbeda dengan generasi sebelumnya.

“Jika generasi sebelumya serba diatur dan peran orangtua begitu keras…..nah kalau sekatang polanya berbeda dengan generasi sekarang. Perlu membangun komunikasi yang sedikit lebih, perlakuan juga beda banget, karena beda generasi. Intinya adalah bagaimana kita mengarahkan mereka ke hal-hal poitif terutama dengan kemajuan teknologi era digital ini,” ujar Sophie Navita, presenter dan penyanyi, yang menjadi pembicara utama Webinar Lindungi Anak Dari Ancaman Ruang Digital.

Istri penyanyi Pongki Barata dan penulis buku Hati yang Gembira adalah Obat, mencontohkan bagaimana ia bersama sang suami dalam mendidik anak-anak yang sudah beranjak dewasa menggunakan konsep homeschooling , hal ini juga bertujuan agar anak-anak terlibat langsung dalam pembentukan karakter anak.

“Intinya adalah proses pembentukan juga melibatkan peran orangtua sampai mereka benar-benar siap menghadapi dunia, terutama dengan kemajuan teknologi era digital.Kita bukan menjadi seorang yang harus dituruti, namun berfungsi mengarahkan lewat pendekatan humanis, termasuk berbicara tentang media sosial.Kuncinya juga adalah gembira untuk semua hal,” tutur Sophie.

 

 

Senada dengan Sophie, entertainer Juliet Georgiana menjelaskan perlunya kehati-hatian dalam menggungah konten dan postingan di media sosial. Karena setiap orang memiliki persepsi berbeda dengan apa disampaikan di media sosial dan cenderung bisa menyakiti perasaan orang lain.

“Follow lah akun dan tokoh yang bisa memberikan semangat dan menginspirasi dan membawa dampak positif bagi kita. Yang terpenting kita harus berani stop postingan negatif, jadilah generasi yang baik dan menjadi motivasi bagi orang lain,” ajak Juliet Georgiana.

 

 

 

Lebih jauh Juliet Georgiana menekankan perlunya pemahaman yang mendalam bagaimana bisa menjadi bijak dalam bermedia sosial. Karena menggunakan media sosial dengan bijak dan aman, salah satunya dengan menerapkan nilai-nilai pancasila pada dunia digital.

Sementara itu Rektor Universitas NU ,Dr Nazdmi Akbar, mengatakan persoalan mendasar di dunia digital adalah etika. Karena itulah dalam memposting suatu konten atau pesan khusus jangan sampai menulis kata-kata apalagi sampai menyinggung SARA (suku, agama, ras dan antargolongan).

“Setiap orang punya latar belakang budaya berbeda, hormati itu dan jangan pernah menghina ataupun merendahkan.Jangan sampai kita juga menjadi bagian penyebaran informasi tidak benar atau hoax.,” katanya. (Olpah Sari Risanta).

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!