Polemik Status Bandara, Tidak Pengaruhi Pariwisata Belitung

0

Ketua Umum Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia, Agus Pahlevi, berdiskusi ringan dengan Komedian Cak Lontong saat bertemu di Bali beberapa saat lalu.

Belitung – Kabar dicabutnya status Bandara H AS Hanandjoeddin dari internasional menjadi bandara domestik menghentak masyarakat Belitung, Bangka Belitung. Kabar ini pun menyeruak dan menjadi perhatian publik.

Sejumlah kalangan menyayangkan sikap pemerintah mengubah status bandara yang menjadi bandara kebanggaan masyarakat di daerah berjuluk Laskar Pelangi. Terlebih sebelumnya Belitung ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata Indonesia. Tak hanya itu Belitung dikenal pula sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan UNESCO Global Geopark (UGG).

Di tengah kontradiksi status bandara ini, Ketua Umum Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI), Agus Pahlevi meminta masyarakat untuk tidak berspekulasi terlalu jauh.Karena kepastian pencabutan status bandara kebanggaan masyarakat Kabupaten Belitung belum juga pasti dari pemerintah.

Agus Pahlevi justru melihat perubahan status tidak akan mempengaruhi pariwisata Belitung.Karena tanpa status bandara pun Belitung tetap bisa berkembang sebagai destinasi wisata di Indonesia.

“Bahkan Negeri Laskar Pelangi pernah sebagai tuan rumah event taraf internasional seperti DWG G20 dan beberapa pertemuan level menteri negara ASEAN. Artinya perubahan status tidak memberikan pengaruh signifikan, walaupun disayangkan status baik ini tiba-tiba diwacanakan dicabut,” kata Agus Pahlevi, kepada Tim Economic Travelling.Com, Kamis malam (08/06/2023).

Agus tak mengelak jika status bandara Internasional sangat penting dalam mendukung peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara. Meski begitu ia berharap ada solusi yang bisa menjaga stabilitas kunjungan wisatawan ke Belitung.Karena Belitung dikenal pula sebagai daerah sejuta pesona wisata kawasan Sumatera, yang juga bergantung kepada keberadaan bandara.

 

Pesona Belitung Beach Festival merupakan pagelaran atraksi seni budaya, kearifan lokal dari berbagai daerah, yang dipadukan dengan keindahan bahari Pulau Belitung. Festival yang ada sejak tahun 2018 ini berhasil masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) 2022 Kemenparekraf/Baparekraf RI.(Foto Biro Komunikasi Kemenparekraf ).

“Pemerintah itu harus mencari solusi cerdas dan memberikan nilai plus bagi Belitung. Minimal mengupayakan membuka rute penerbangan domestik dari pintu-pintu internasional, seperti Medan-Belitung-Surabaya PP,  Batam-Belitung-Bali PP, Bandung-Belitung PP, dan lainnya. Sedangkan selama ini hanya Jakarta-Belitung PP” ujar pria dikenal sebagai praktisi pariwisata nasional dan internasional.

Berkaca kepada pandemi, saat itu menurutnya Pemerintah Belitung sempat menyampaikan bahwa semua destinasi wisata mulai dari nol. Hal ini kontras destinasi seperti Lombok dan Bali, yang memiliki okupansi hotel mencapai lebih dari 60 persen. Kondisi ini berbeda dengan Belitung.

“Padahal Belitung jaraknya lebih dekat dengan Jakarta, yakni hanya 45 menit penerbangan. Yaitu tadi Belitung persoalannya adalah kurang gencarnya promosi wisata yang dilakukan,” tambahnya lagi.

 

Ketua Umum Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia, Agus Pahlevi, saat memberikan keterangan pers dalam Indonesia Travel Mart 2023.

Dikatakan Agus, salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah menggunakan pintu-pintu masuk bandara di Indonesia sebagai titik promosi, baik  yang dilakukan secara independen maupun kemitraan. Karena pergerakan orang untuk berwisata juga dari celah-celah pintu bandara, yang cukup efisien untuk dilakukan.

“Kita tak menepis jika Belitung cenderung promosi wisata yang dilakukan masih kurang gencar,. Tanggungjawab siapa, tanggungjawab bersama. Namun terpenting juga pemerintah harus mendorong lagi,” tutur Agus.

Agus menceritakan kalau di Belitung berbeda dengan bandara internasional lainnya di Indonesia.Kehadiran bandara internasional Belitung merupakan doa dan keinginan masyarakat Belitung.

“Untuk mewujudkan rute penerbangan internasional, masyarakat Belitung patungan untuk carter pesawat rute Belitung-Kuala Lumpur PP.Ini membuktikan masyarakat Belitung serius lho,” tegasnya.

Bagi Agus sendiri, status bandara yang sudah internasional ini harus diperjuangkan. Karena itu butuh bergandengan tangan mewujudkan bandara yang benar-benar utuh sebagai bandara internasional.

“Yang terpenting juga adalah , pematangan strategi promosi pariwisata dan penguatan SDM dalam mendukung promosi pariwisatanya. Selain itu pengembangan rute penerbangan dalam negeri tidak kalah pentingnya untuk mendukung percepatan kemajuan pariwisata Pulau Belitung,”pungkasnya. (Olpah Sari Risanta).

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!