Petani Milenial Kalsel Sukses Kembangkan Usaha

0

Dikirim Belajar Ke Korea, Bukti Nyata Pertanian Itu Sektor Menjanjikan

 

Tanah Laut –  Menghadapi ancaman krisis pangan global, Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo mengajak petani muda untuk menerapkan teknologi smart farming dalam pengembangan budi daya pertanian. Karena pertanian berbasis teknologi akan mempermudah proses budi daya karena lebih efisien dan modern sehingga mendorong akselerasi produksi petani.

“Smart farming adalah satu lompatan yang kita coba lakukan untuk tidak saja membiarkan pertanian itu berjalan apa adanya sama dengan yang kemarin. Tidak berarti yang kemarin jelek tetapi kita harus ada loncatan untuk naik kelas di masa pandemi ini,” kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Mentan SYL juga menekan pembangunan pertanian ke depan akan semakin mengandalkan para petani muda dengan teknologi digital, terutama sebagai strategi untuk memperkuat produksi dan distribusi. Agripreneur muda yang melek teknologi adalah potensi dan mitra strategis memecahkan kendala distribusi serta lemahnya akses pasar petani selama ini.

“Kementerian Pertanian sendiri, terus berupaya dalam menyiapkan SDM pertanian yang berjiwa wirausaha. Salah satunya melalui program utama Kementan penumbuhan 2,5 juta pengusaha pertanian milenial hingga 2024. Langkah ini dilakukan untuk menjamin produktivitas, kontinuitas, dan ketahanan pangan,”tegasnya.

 

 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menambahkan, hal ini selaras dengan pesan Presiden yang menyebutkan petani harus menjadi profesi yang menjanjikan.Petani adalah profesi yang menyejahterakan, dan harus mendorong generasi muda lebih berminat menjadi petani. Mengutip pesan Presiden Jokowi dan Menteri Pertanian, kata kuncinya adalah petani muda dan teknologi digital.

“BPPSDMP tentu saja siap mendukung dan menindaklanjuti arahan tersebut dengan membangun ekosistem petani milenial yang mengelola pertanian secara terpadu dari hulu hingga hilir.Kami juga terus meningkatkan tumbuhnya wirausaha muda di bidang pertanian melalui berbagai program, salah satunya adalah melalui program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) ini”, papar Dedi.

Bagaimana dengan implementasinya di lapangan?. Ternyata pilihan untuk menekuni sektor pertanian benar-benar menjanjikan bagi seorang Prastio Kuntoro. Petani muda berusia 37 tahun asal Desa Ranggang Kecamatan Takisung, kabupaten Tanah Laut, Kalsel,merasakan manfaat luar biasa setelah menjadi salah satu penerima manfaat Program YESS.Dia pun mengembangkan budidaya tanaman cabe, melon hinga tomat.

Program YESS sendiri menjadi satu loncatan baru bagi Prastio Kuntoro. Karena banyak wawasan dan pengetahuan diperoleh dari pelatihan yang diikutinya. Seperti pelatihan Smart Farming, yang mengubah pola pikirnya dari petani konvensional hingga menjadi petani maju dan tangguh di ladang bisnis. Pada Pelatihan Smart Farming tersebut ia juga mendapatkan pengetahuan terkait literasi keuangan, proposal bisnis serta start up.

Berbekal ilmu dan pengetahuannya usai  mengikuti rangkaian pelatian, pria yang akrab disapa Kuntoro pun mengajukan proposal hibah kompetitif .Ia fokus  mengelola 1 hektare lahan yang dimilikinya untuk budidaya melon. Pengajuan proposalnya disetujui dan berhasil mendapatan hibah kompetitif sebesar Rp.76.000.000,00 pada tahun 2021 lalu.

Kuntoro pun ingin mengembangkan budidaya melon dengan kualitas premium  dengan menerapkan teknologi smart farming yakni dengan membangun greenhouse seluas 20×30 meter. Hasilnya luar biasa, sejak mendapatkan kucuran hibah program YESS, kini mampu meraup omset Rp.115 juta per musim panen dibandingkan sebelum menerima hibah program YESS, yang hanya mencapai Rp.60 jua per masa panen.

Berkat  pengembangan usahanya ini Kuntoro pun berkesempatan untuk mengikuti Invitational Training on K-Smart Farm di Korea Selatan pada 16-22 Oktober 2022. Kesempatan ini pun tidak disia-siakan Kuntoro menimba ilmu bersama sejumlah petani dan pengusaha pertanian milineal. Karenanya ilmu ia dapatkan dari program YESS maupun kesempatan pelatihan di luar negeri akan diterapkan dan ditularkan pengetahuannya di Indonesia, khususnya di daerahnya di Tanah Laut.

“Saya yang awalnya bukan siapa-siapa saja sudah membuktikan bisa sukses dengan mengelola sektor pertanian. Saya juga ingin seluruh millenial lainnya merasakan kesuksesan yang sama dengan membangun sektor pertanian. Nyatanya benar ungkapan pertanian tak ingkar janji, siapa saja yang mau berusaha Insha Allah akan mendapatkan hasil dari bertani”, ujarnya optimis.(Olpah Sari Risanta).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!