RMA, Pesantren Seribu Tiang Dibangun Diantara Perjuangan dan Doa

0

Banjarbaru – Siang itu cukup terik, meski begitu seorang pria muda mengenakan kopiah haji tetap berdiri di atap sebuah bangunan yang belum selesai dibangun. Dari bibirnya terdengar indah salawatan. Pria yang belakangan dipanggil Haji Muhari atau Gus Muha, masih memandangi sebagian ruangan dan tiang-tiang bangunan yang disiapkan menjadi sebuah pesantren.

“Insya Allah mudah-mudahan kami bisa merampungkan pembangunan pondok pesantren. Mohon doanya agar pondok ini bisa selesai, walaupun karena pandemi pembangunannya tidak optimal,” cerita Haji Muhari, saat berbincang-bincang dengan reporter Economic Travelling.Com, Sabtu (25/09/2021).

 

Mantan announcer radio bersuara emas ini, yang sekarang banyak menghabiskan waktu memberikan pengajian dan kegiatan keagamaan, berharap pondok pesantren bernama Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfidzul Quran Raudlatul Muttaalimin Annahdliyah (RMA) tidak terkendala dalam proses pembangunannya. Pesantren yang didirikan 5 Agustus 2020 lalu dan peletakan batu pertama secara simbolis dilakukan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, kini pembangunannya baru mencapai 40 persen. Gus Muha panggilan akrab Haji Muhari, mengakui proses pembangunan Pondok Pesantren yang berlokasi Jalan Guntung Manggis No 20, Kelurahan Guntung Manggis Kecamatan Landasan Ulin, Banjarbaru ,terkendala pendanaan yang hanya didapatkan dari swadaya masyarakat dan pengumpulan dana dari para donatur.

“ Mungkin Allah SWT membuat kita banyak bersabar dan berusaha untuk menyelesaikan pembangunannya. Kemarin kami dijanjikan pak Gubernur bantuan dana ke Ponpes , namun karena pandemi ini mungkin terealisasi tahun depan, karena anggaran tersebut dialokasikan untuk penanganan Covid-19,” Ujar Gus Muha.

Belum rampungnya pembangunan gedung pondok pesantren membuat Gus Muha harus memutar otak mencarikan dana pembangunan di luar bantuan pemerintah. Karena itulah ia berharap pembangunan pondok pesantren dengan ikon Seribu Tiang, Majelis Seribu Habaib, mendapat perhatian juga donatur lainnya.

 

Gus Muha sendiri terinspirasi dari antusias para santri yang terbilang tinggi. Meskipun ponpesnya belum rampung, ternyata  minat anak-anak yang belajar di pesantren ini cukup tingg. Hingga kini mereka masih menunggu kucuran dana dari berbagai kalangan khususnya dermawan dan donatur. Saat ini menurut Gus Muha, dana yang diperlukan untuk pembangunan sekitar Rp 900 juta, sedangkan pembebasan lahan yang luas sekitar 7 borong sekitar Rp 500 juta yang dilakukan secara berkala kepada pemilik tanah.

“Yang membuat kami bersemangat adalah antusias anak-anak santri. Meskipun ponpesnya belum terbangun sempurna, Alhamdulillah mereka bersemangat sekali belajar dan mengaji disini,” kata pria yang dikenal sebagai salah satu Dai muda Banua.

Gus Muha menambahkan saat ini selain menggunakan beberapa ruangan di ponpes yang masih dalam tahap pembangunan ini, sebagian santri belajarnya masih di halaman rumahnya yang juga merupakan kantor Yayasan Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Raudlatul Muttaalimin Annahdliyah (RMA). Ponpes RMA ini bisa menampung hampir 500 orang peserta didik yang terdiri dari MI, Mts dan MA yang per kelasnya terdiri dari 30 orang.

“Insya Alla nantinya akan ada 6 kelas di masing-masing tingkatan yang terdiri dari 30 orang perkelasnya,” jelasnya.

Perjuangan Gus Muha susah payah membangun pondok pesantren diapresiasi Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Kalsel Muhammad Tambrin.Karenanya begitu tiba dari menghadiri acara di Kementerian Agama di Jakarta, Muhammad Tambrin, Sabtu Sore (25/09/2021) , langsung meninjau Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfidzul Quran Raudlatul Muttaalimin Annahdliyah (RMA).

Muhammad Tambrin mengaku salut dengan usaha seorang Haji Muhari, hingga bisa membangun pondok pesantren. Dirinya mengaku banyak belajar dari perjuangan dan doannya seorang Muhari bersama teman-temannya.Karena sebelumnya dirinya pun memiliki niat membangun pondok pesantren di kota Pelaihari, Tanah Laut. Namun karena kesibukan, pembangunan pondok pesantren yang dicita-citakannya  belum bisa diwujudkan segera.

“ Ini bukan main dan kada gagampangan. Ternyata Gus Muha, sudah bisa mewujudkannya. Alhamdulillah ini yang mesti kita apresiasi.Mudah-mudahan membawa berkah,” ucap Tambrin.

Kementerian Agama sendiri akan memberikan dukungan penuh pendirian. pondok pesantren yang diharapkan menjadi sarana mencetak tahfizh-tahfizh muda berkualitas. Pondok pesantren sendiri memiliki fungsi sebagai Tarbiyah (pendidikan), dakwah dan pemberdayaan umat di sekitarnya.

“Mudah-mudahan niat ikhlas, niat yang luar biasa dari Ustadz Muhari mendapat kebaikan dan keberkahan kepada dakwah Islamiyah di Banua Kalimantan Selatan,” harapnya.

Setahun silam pembangunan pondok pesantren ini dimulai dengan peletakan batu pertama oleh Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor.Pembangunan pondok pesantren ini mendapat perhatian Paman Birin, panggilan akrab Gubernur Kalsel. Karena keberadaan ponpes ini dapat mencetak generasi Qurani dan berbudi pekerti.

Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor mengakui akan memberikan dukungan penuh kepada pimpinan pondok pesantren ini agar pembangunan gedung santri ini secepatnya selesai.

“Kita akan dukung penuh, karena pondok pesantren ini juga memiliki konsep pembangunan sesuai dengan visi dan misi pemerintah provinsi yakni go green,” kata Paman Birin. (Olpah Sari Risanta)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!