Bertani Itu Keren, Petani Milenial di Kabupaten Banjar Didukung Kementan Dengan Dana Hibah Kompetitif

0

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo berdialog dengan petani di salah satu lahan pertanian. Foto diambil sebelum pandemi. (Foto- Humas Kementan )

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam sebuah acara panen raya ( Foto – Humas Kementan )

Jakarta  – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan Kementerian Pertanian akan terus memfasilitasi generasi muda agar bisa terjun menjadi petani serta wirausaha pertanian.  Generasi muda merupakan bonus demografi di Indonesia. Masa depan pertanian ada di anak-anak muda, di generasi milenial. Karena itulah Kementan selalu berupaya agar banyak generasi milenial turun ke sektor pertanian

Syahrul Yasin Limpo (SYL) juga menekankan pentingnya peran petani milenial dalam rangka pembangunan pertanian masa depan. Menurutnya, di era digital saat ini semakin mendorong percepatan pembangunan pertanian Indonesia. Kementan sendiri memberikan fasilitas termasuk peningkatan SDM dan kemampuan  tehnis melalui pelatihan-pelatihan, seperti Program Youth Enterpreneur and Employment Support Services (YESS).

“Kita fasilitasi mereka, kita tingkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka melalui pelatihan. Kita manfaatkan teknologi, alsintan, jejaring hingga jejaring pemasaran. Kita ubah pola pikir generasi muda bahwa pertanian itu keren, hebat, dan satu-satunya sektor yang menjanjikan terlebih di tengah pandemik ini,” jelas Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, di Jakarta, Selasa (21/09/2021).

Mentan pun menegaskan, generasi muda tumbuh bersamaan dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi.

“Generasi milenial dengan ciri kreatif, inovatif, memiliki passion dan produktif.  Maka tidak salah rasanya kalau kita letakkan tanggung jawab pembangunan pertanian kepada mereka,” tegasnya.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo berbincang santai dengan petani di salah satu lokasi lahan pertanian.Diskusi ringan di persawahan yang memberikan pesan negara hadir untuk rakyat di sektor pertanian. Foto diambil sebelum pandemi. (Foto- Humas Kementan )

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, menjelaskan dua kunci utama dalam pelaksanaan program YESS.

“Pertama program YESS hadir untuk meningkatkan kapasitas pemuda di pedesaan melalui pendidikan dan pelatihan untuk menjadi agen pembangunan pertanian. Kedua, sasaran dari program YESS yakni pemuda/i harus memiliki jiwa kewirausahaan dari hulu sampai hilir,” katanya.

Salah satu implementasi program YESS ini adalah memfasilitasi bantuan modal melalui kegiatan Competitive Grant atau hibah kompetitif bagi wirausaha muda pertanian yang belum mendapatkan akses perbankan untuk mengembangkan serta mengelola usahanya.

Lebih Jauh Dedi Nursyamsi, mengatakan sektor pertanian itu seksi, karena banyak sektor usaha yang bisa dikerjakan dan dimanfaatkan. Peluang-peluang ini yang diharapkan bisa dimanfaatkan generasi milenial. Melalui program YESS itulah generasi muda juga diharapkan bisa memberikan pembaruan.

“Lewat para milenial, kita berharap lahir inovasi-inovasi untuk mendukung pengembangan serta memaksimalkan pertanian. Adanya pandemi membuat perubahan dalam transaksi pembelian, dimana orang lebih banyak menggunakan jasa e-commerce. Hal ini harus disikapi menjadi peluang baru bagi generasi muda,” tutur Dedi.

Petani Milenial Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan ,yang mendapat hibah dana kompetitif yang merupakan bagian dari program Youth Entrepreneur and Employment Support Services (YESS) Kementerian Pertanian RI.

Sementara itu tak hanya dibekali pengetahuan dan keterampilan tehnis, petani-petani milenial ini pun disuplai permodalan untuk menunjang program-program yang mereka tawarkan dalam mendorong pertumbuhan usaha sektor pertanian yang dilakukan petani milenial. Dukungan Kementan antara lain berupa bantuan modal usaha melalui kegiatan Hibah Kompetitif. Salah satu penerima bantuan hibah kompetitif adalah diterimanya dana hibah pada  sejumlah petani milenial di Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut dan Tanah Bumbu Kalimantan Selatan.

Kegiatan Competititive Grant merupakan bagian dari program Youth Enterpreneur and Employment Support Services (YESS).  Berdasarkan data Kementan Lokasi pelaksanaan hibah kompetitif program YESS di Indonesia tersebar di 15 kabupaten di empat provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan.

Penanggungjawab Program YESS Provinsi Kalsel, Budi Santoso, SST. MSi kepada wartawan di Martapura ,mengatakan mereka yang mendapatkan bantuan hibah kompetitif ( Competitive Grant ) adalah wirausaha muda penerima manfaat program YESS di perdesaan dan pernah mendapatkan pelatihan dari program YESS.

“ Dari total keseluruhan Rp.3,2 miliar untuk Kalimantan Selatan, untuk Kabupaten Banjar tahap pertama ini yang lolos  adalah 7 orang  calon peneriima manfaat (CPM)  dari program YESS dengan nilai 489.900.000,” jelas Budi Santoso, usai mengikuti prosesi penyerahan Hibah Kompetitif secara simbolis bersama Bupati Banjar, H.Saidi Mansur, di Aula Barakat, Kantor Bupati Banjar, Martapura, Senin (20/09/2021).

Selanjutnya  menurut Budi Santoso dalam proses verifikasi tahap kedua rencananya di Kabupaten Banjar ada 10 orang petani milineal (calon penerima manfaat) dengan nilai sebesar Rp.767.000.000. Sedangkan di Kalsel Untuk tahap pertama ini telah diusulkan sebesar Rp.1,9 Miliar, dan mendapat persetujuan senilai hampir Rp.1,6 miliar.Untuk tahap kedua jumlah proposal yang diajukan  ke Kementerian Pertanian mencapai 26 proposal.

Berdasarkan data, pada tahap pertama ini sedikitnya 7 (tujuh) orang petani milineal menerima bantuan dana hibab kompetitif Program YESS, yang diserahkan secara simbolis oleh Penanggung Jawab Program PPIU Kalimantan Selatan Bapak Budi Santoso bersama Bupati Banjar, H.Saidi Mansur. Mereka yang menerima hibah antara lain Riki Yakub (Ternak Itik) Rp 56,7 Juta, Hendra Prasetyo (Ternak Kambing) Rp94,5 Juta, Abdul Rohim (Pemasaran Bokar) Rp 84 Juta, Muhammad Noor (Ternak Ayam Sumber Rezeki ) Rp78 Juta, Muhammad Subki (Ternak Itik Petelor) Rp75 Juta, Rifana Ayu Wardani (Peternakan Kambing) Rp 57 Juta dan Muhammad Syarwani (Ternak Itik) Rp44,7 Juta.

“ Mereka yang mengikuti program ini dan mendapatkan dana hibah, harus memiliki usaha di bidang pertanian yang sudah berjalan dan berpotensi untuk dikembangkan lebih jauh. Untuk hibah ini akan kami pantau sampai 2 tahun, apakah berhasil atau tidak.Mudah-mudahan berhasil menjadi petani milineal yang mandiri,” harap Budi Santoso. ( Olpah Sari Risanta )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!