Nostalgia Mawarung Urang Banjar, Menikmati Kuliner Banjar Tempo Dulu

0

Suatu siang postingan WA yang dikirimkan Ihsan Al Haq,Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin masuk ke handphone pemimpin utama Economic Travelling.Com. Om Ihsan (biasa kalangan penggiat pariwisata memanggil pria ini) mengundang khusus untuk menikmati kuliner tempo dulu. Tentunya ajakan Om Ihsan tidak disia-siakan tim Economic Travelling.Com, yang bersama anggota Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) DPD Kalsel, mendatangi pusat kuliner Banjar masa lalu di kawasan Museum Perjuangan Wasaka – Bawah Jembatan Banua Anyar, Kelurahan Sungai Jingah, Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin.

Rupanya Sabtu (22/01/2022), salah satu pusat jajanan kuliner Banjar tempo dulu yang keren disebut Mawarung Baimbai, kembali dibuka. Selama duapuluh dua bulan, tempat nongkrong warga dalam nuansa Banjar harus ditutup selama masa pandemi Covid-19.Nah setelah “berpuasa” satu tahun lebih, warga Banjarmasin termasuk wisatawan kini sudah bisa memburu aneka jajanan khas Banjar banget.

“Wow ini pisang apa inilah…keren sekali. Seumur-umur baru ini terasa pisang khas Sungai Jingah. Alhamdulillah enak sekali, pisau Kalambuak, belum lagi mie habangnya gurih sekali,” ujar Husni Nafarin, anggota ASPPI Kalsel, saat icip-icip kue pisang bertabur kelapa dan gula.

 

Sekda Kota Banjarmasin Ikhsan Budiman berdiskusi ringan dengan Tim ASPPI Kalsel dan media, di destinasi kuliner Mawarung Baimbai.

 

Pisang Kalambuak sendiri salah satu dari ratusan kue atau wadai Banjar yang disediakan lapak-lapak pedagang “Mawarung Baimbai”. Sebelumnya pengunjung dan wisatawan dikenal pula dengan jajanan khas masa lalu,yang membawa ke suasana Banjar dari masa ke masa. Salah satu yang menarik perhatian adalah wadai Masubah dan Tatal. Kue ini merupakan kuliner tradisional asli Banjar dari Kampung Sungai Jingah. Konon wadai dibuat secara turun-temurun salah satu warga bernama Imuf, yang merupakan generasi ketiga pembuat kue Masubah.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin, Ihsan Al Haq, kue Masubah salah satu ikon jajanan yang ada di Mawarung Baimbai.Masubah sendiri bentuknya bulat mirip rebana.Tak hanya itu jika sepintas kue agak mirip dengan kue lam, namun soal rasa berbeda dan memiliki karakter kue tradisional yang mampu menggugah selera.

“Masubah ini memang salah satu kue tradisional yang hanya ada di Kampung Sungai Jingah. Demikian pula dengan Wadai Tatal ini memberikan sedikit berbeda namun inilah kekayaan kuliner Banjar yang tetap kita lestarikan.Tradisi mawarung salah satu budaya yang secara turun temurun dari masyarakat Kalimantan selatan, mawarung ini biasanya dilakukan masyarakat pada pagi hari, biasanya untuk sarapan atau hanya sekedar minum teh atau kopi, biasanya ada sajian kue atau wadai,”jelas Ihsan.

 

Sekda Kota Banjarmasin Ikhsan Budiman meninjau salah satu stan Mawarung Baimbai. Destinasi Wisata Kuliner Banjar ini diharapkan mampu mendongkrak industri pariwisata di Kalsel.

Mawarung  sendiri dalam bahasa Indonesia dapat diartikan dengan sarapan di warung. Ada hal penting dalam kearifan lokal ini adalah, dalam budaya mewarung ini masyarakat dapat saling menyambung tali sillaturahim dengan sanak saudara, termasuk teman-teman lama.Interaksi sosial yang terjadi, para pengunjung yang mawarung dapat saling bertukar informasi setiap harinya.

“Saya ingin ini harus dikembangkan terus dan menjadi salah satu wisata kuliner pusaka Banjar. Tentunya Pemerintah Kota Banjarmasin akan mendukung penuh, selain sebagai upaya pelestarian kuliner leluhur kita dari Banjar, ini sekaligus sebagai salah satu membangkitkan kembali pariwisata kita setelah pandemi Covid-19,” ungkap Sekda Kota Banjarmasin, Ikhsan Budiman.

Sekda Kota Banjarmasin juga memuji usaha Pokdarwis Sungai Jingah yang mengelola Mawarung Baimbai ini. Karena untuk menjaga ritme pasar menggelar dua kali dalam seminggu event ini. Tentunya selain itu agar menghindari tren bosan yang biasa menghinggapi pusat jajanan.

“Tentunya ini strategi pemasaran yang sangat bagus. Namun terlepas itu, ini menjadi peluang bagus untuk dikembangkan lebih jauh lagi, termasuk menjadi destinasi wisata kuliner di Banjarmasin.Apalagi sebelumnya wisatawan mancanegara pernah mengunjungi lokasi Mawarung Baimbai ini,” kata Ikhsan yang ikut memborong sejumlah kudapan khas Banjar.

 

Pemerhati Budaya Banjar, Zulfaisal Putera dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin, Ihsan Al Haq, dan wartawan senior sekaligus pemerhati Pariwisata, M.Risanta, menikmati suasana santai Mawarung Baimbai sembari berdiskusi ringan.

Mawarung Baimbai sendiri beberapa tahun lalu diresmikan Walikota Banjarmasin H.Ibnu Sina di kampung aslinya Sungai Jingah. Seiring waktu dipindahkan ke tempat yang lebih strategis berdekatan dengan Museum Wasaka Perjuangan di Kawasan Sungai Jingah, di bawah Jembatan Banua Anyar. Mawarung sendiri buka mulai pukul 16.00 Wita hingga 22.00 Wita, setiap Selasa dan Sabtu.

Selain Duta Besar negara-negara sahabat, wisatawan Australia, Belanda, Canada, Amerika, Rusia, Jerman, Mawarung Baimbai sendiri juga pernah dikunjungi artis cantik Laudya Cyntia Bella dan chef nasional Rudy Khairuddin. (Olpah Sari Risanta).

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!