Bahasa Banjar dan Pelintasan Bahasa Jawa

0

Oleh Abd Munir, M.Sc. 

 

Sepintas antara Bahasa Banjar dan  Jawa sangat berbeda. Dari segi kosakata tidak ada yang sama apalagi intonasinya. Karena, dialek Banjar serumpun dengan bahasa Melayu yang dipakai di Malaysia, Brunei, Thailan Selatan, sebagian Filipina, dan hampir seluruh Indonesia terutama Sumatera pada umumya, terutama Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, ilmu pengetahuan, lingua pranca,  berasal dari bahasa Melayu dan diperkaya oleh hampir seluruh bahasa daerah nusantara serta dipungut dari bahasa asing. Dalam perkembangannya bahasa Jawa banyak diserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti urug (timbunan tanah), arem-arem (makanan terbuat dari ketan dan beras ditambah daging ayam), irit (hemat), kebablasan (kelewatan). Begitu pula dengan bahasa daerah lainnya turut memperkaya khazanah bahasa nasional dan terjadi pelintasan dari bahasa asing (Arab, Belanda, Inggeris, Cina, Portugis, Spanyol) sebab bahasa Indonesia sangat lentur.

Karena perbedaan derivasi antara bahasa Jawa dan Banjar tentu berbeda pula aspek semantiknya. Walau demikian  diperkirakan ada ratusan kata yang sama maknanya (tetapi ada yang bergeser penuturan dan artinya). Lema-lema itu adalah:

Kesinoniman dalam Bahasa Banjar dan  Jawa

Bahasa Banjar Bahasa Jawa Makna
akur

banyu

iwak

ilat

uyah

lading

lawas

larang

lawang

leha

kancing

reken

luruh

inggih

sugih

sangu

ingu

payu

celengan

senewan

sunduk

tilam

gulu

awak

kumbah

selikur

jelujur

sembrono

ngaran

wayah

picak

gendak

serampangan

pisuh

bumbung

kiwa

kemaruk

hanyar

habang

hirang

pakan

pagat

paring

ngunduh

murah

mandak

saban

surui

kucak

peceran

pelatikan

perai/parai

anum

takun

lakun

talu

sawalas

gawian

tilasan

rigat

sanga

sanga

waluh

selawi

pian

mangit

hibak

agung

sasogon

akur

banyu

iwak

ilat

uyah

lading

lawas

larang

lawang

leha

kancing

reken

luruh

inggih

sugih

sangu

ingu

payu

celengan

senewen

sunduk

tilam

gulu

awak

kumbah

selikur

jelujur

sembrono

ngaran

wayah

picak

gendak

serampangan

pisuh

bumbung

kiwa

kemaruk

anyar

abang

ireng

peken

pegat

pering

ngundhuh

murah, mirah (K)

mandheg

saben

suri

kucek

peceren

peletikan

perei

enom

takon

lakon

telu

sewelas

gawean

telesan

reget

sangan

sanga

waluh

selawi

sampeyan

semangit

kebak

gong

sagon

setuju

air

ikan

ilat

garam

pisau

lama

mahal

pintu

istirahat, santai

tutup

hitung

jatuh/rontok

ya

kaya

bekal

pelihara

laku

tabungan

sedikit gila

alat untuk menutup/mengunci

tilam

leher

badan

cuci

dua pulu satu

jahit tangan

asal-asalan

nama/sebut

waktu

buta

pacar

sembarangan

mengeluarkan kata kotor

bambu

kiri

ingin makan terus

baru

merah

hitam

pasar

putus

bambu

petik

tidak mahal

berhenti

tiap

sisir

gesek

air kotor

keciperatan

libur

muda

tanya

(tingkah) laku

tiga

sebelas

pekerjaan

pakaian untuk dibasahi

kotor

goreng

sembilan

labu

dua puluh lima

Anda, kamu

Bau makanan

penuh

gong

makanan dari tepung beras, kelapa dan gula putih

 

 

Tetapi ada beberapa kata-kata dalam bahasa Banjar dan Jawa pengucapannya sama (homofon) tetapi maknanya berbeda, seperti:

Bahasa Banjar Makna Bahasa Jawa Makna
pacul

tampar

jangan

tampah

irus

carik

ngalih

diunjuk

sing

garing

landung

untuk (untuk)

jejuluk

maarit

terlepas

pukul

jangan

pesan

nama orang

robek

sulit

diserahkan

saling,dg cara

sakit

kesiangan

sejenis kue

galah

merasakan sakit

 

Pacul

tampar

jangan

tampah

irus

carik

nalih

diunjuk

sing

garing

landung

unthuk

jejuluk

ngarit

 

cangkul

tali

lauk

nyiru

sendok nasi

wakil lurah

pindah

diminum

yang

kering

memanjang

buih panggilan

memotong rumput

 

 

Kata (tapa)rukui berasal dari lema rahayu atau dirgahayu ‘selamat’ menjadi rahai, taburahai, serahai, ruhui, dan akhirnya berubah tuturan menjadi rukui. Kosakata ripu ‘terlalu masak’, likit ‘menyalakan’, dan getek dalam bahasa Banjar berasal dari vokabuler Inggeris ripe ‘masak’ dan light it ‘nyalakan ini’, serta get dan take. Sementara  banku, lampu, dan saku dipungut dari bahasa Perancis le banc ‘bangku’, la lampe ‘lampu’, dan le sac ‘kantongan/tas’. Sedangkan kata gesang bersinonim dengan widodo yang berarti hidup dalam bahasa Jawa jangan disalahkaprahkan dengan  bahasa Banjar gisang ‘gesek’. Adapun nama Yapahut konon berasal dari perusahaan kayu Java Wood (milik Belanda) yang pernah berdiri di ujung jalan Sutoyo, dekat R.S. dr.Suharsono (TPT). Sedangkan calap ‘berair/kebanjiran’ perubahan dari celup (Banjar: culup).

Adanya perbendaharaan yang sama  dan mirip tidak semena-mena terjadi dengan sendirinya tetapi amat berkelindan dengan sejarah Kerajaan Banjar. Syahdan, salah seorang raja di Bandarmasih (sebutan jaman dahulu untuk Banjarmasin) meminta bantuan bala tentara dari Mataram maka dikirimlah sepasukan tentara di bawah komandan Patih Masih. Penghargaan diberikan berupa ototorita penguasaan sebuah bandar kepada Patih Masih. Sejak itu daerah Kuin dan sekitarnya dinamakan Bandarmasih, asal kata Banjarmasin. Syahbandar Patih Masih dan serdadunya betah tinggal di Muara Kuin walaupun perang usai. Mereka menetap dan menikah dengan penduduk asli. Sejak itu bahasa Jawa melintas ke dalam bahasa Banjar.

 

Bahasa Jawa dan Banjar sangat berbeda baik dari aspek morfologi, fononetik, ataupun semantik. Tetapi seiring dengan perkembangan, pembangunan,  komunikasi, dan  akulturasi kedua dialek ini diharapkan saling mengisi dan memperkaya khazanah masing-masing. Seperti kata-kata yasinan, pengajian, jumatan, syukuran, selikuran sudah menjadi makna budaya bersama. Selain itu kesenian rakyat seperti wayang, Kuda Gepang (Jawa Jaran Goyang) dan Damarwulan adalah kesenian yang pernah dipertunjukkan baik di Jawa maupun di Kalimantan Selatan. Namun sekarang sudah jarang sekali ditemukan.

Bahasa Banjar asli  tampaknya semakin tidak diacuhkan sehingga kelak dikhawatirkan  kita tidak membanggakan bahasa sendiri lagi.

*Penulis adalah Dosen STIE Pancasetia Banjarmasin & Pembelajar Bahasa.

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!