Kalsel Siapkan Karpet Merah Untuk Investor Bangun Banua

0

Amanlison Sembiring : Ekonomi Kalimantan Tren Tumbuh Positif Di Tahun 2021

Banjarmasin – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan tengah menyiapkan strategi-strategi untuk meningkatkan investasi di Banua.Di Bawah Kepemimpinan Gubernur H.Sahbirin Noor, Kalimantan Selatan menyiapkan karpet merah bagi  setiap investor yang akan berinvestasi di banua.

Dalam Webinar Kompas Talk mengusung tema “ Menakar Peluang Investasi di Kalimantan “, di Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Banjarmasin,Rabu (8/12), Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel Roy Rizali Anwar mengungkapkan karpet merah ini ditujukan kepada investor nasional maupun internasional yang serius berinvestasi untuk bumi Pangeran Antasari.

“Kami berharap, investor luar negeri maupun dalam negeri bisa berinvetasi di Kalsel, Pemprov Kalsel akan menyiapkan karpet merah bagi investor, dengan  mempermudah perizinan, menyiapkan infrastruktur pendukung,” ungkap Sekda Prov Kalsel, Roy Rizali Anwar.

Roy Rizali Anwar menyebutkan dalam meningkatkan investasi bagi Kalimantan Selatan, sejumlah strategi telah disiapkan. Salah satunya adalah memperbaiki kemudahan dalam berbisnis (berusaha), mengeksekusi realisasi investasi besar.

 

 

“Yang tak kalah pentingnya adalah mendorong investasi besar bermitra dengan pengusaha nasional pada daerah proyek.Disamping itu kami mendorong peningkatan invetasi dalam negeri/PMDN khususnya UMKM, penyebaran investasi berkualitas, promosi investasi,” sebut pejabat yang pernah mengisi empat posisi penting jabatan diemban  di Pemprov Kalsel di tahun 2020.

Merujuk data investasi di Kalsel tahun 2021, tren investasi tersebut tambah Roy menunjukan kebangkitan yang sangat menjanjikan. Karena pada triwulan ketiga tahun 2021, realisasi realisasi invetasi di Kalsel sudah mencapai Rp 4,20 triliun. Terjadi kenaikan yang signifikan sebesar 214,85 persen dibandingkan dengan triwulan ketiga tahun 2020 dengan investasi sebesar Rp 1,33 triliun. Capaian tri semester membukukan catatan manis dalam realisasi yakni sebesar  Rp. 9,34 triliun.

“Kalsel sendiri optimis target realisasi investasi di Kalsel pada tahun 2021 tercapai.Apalagi data-data menunjukkan tren yang sangat positif pada pertumbuhan investasi.Jika kita sandingkan dengan target nasional sebesar Rp.10,83 triliun, artinya triwulan III ini sudah 87,12 persen dari target nasional,”katanya optimis.

 

 

Kepala Kantor Wilayah Bank Indonesia Kalsel, Amanlison Sembiring mengatakan, ekonomi Kalimantan sudah tumbuh positif sejak triwulan II 2021 dan diprakirakan terus tumbuh sepanjang tahun 2021. Pertumbuhan ekonomi ini didorong oleh mobilitas dan aktivitas yang membaik pasca pelonggaran PPKM, kinerja ekspor yang membaik dibandingkan 2020, dan prospek investasi yang lebih baik seiring confidence level perusahaan atau korporasi yang mulai meningkat.

“ Perbaikan ekonomi Kalimantan ini juga didorong oleh aktivitas investasi yang meningkat. Kinerja investasi di Kalimantan masih melanjutkan tren perbaikan seiring dengan pemulihan ekonomi dan telah melebihi pertumbuhan sebelum pandemi.,”kata Amanlison.

Lebih jauh Amanlison Sembiring memaparkan, peningkatan tersebut utamanya didorong oleh realisasi PMA yang meningkat, di tengah aktivitas PMDN yang masih tertahan. Secara spasial, Kalimantan Timur merupakan provinsi dengan realisasi investasi tertinggi, baik PMA maupun PMDN, sejalan dengan proyek investasi multiyears yang terus berjalan, seperti RDMP V Balikpapan dan Proyek Coal to Methanol.

Tak hanya itu sambung Amanlison, perbaikan ekonomi Kalimantan diprakirakan terus berlanjut pada tahun 2022 seiring dengan prakiraan kegiatan usaha ke depan yang meningkat didorong pengendalian kasus Covid-19 yang semakin baik dan percepatan vaksinasi.

“Kondisi ini lebih lanjut akan mendorong target investasi yang lebih tinggi di tahun 2022, yaitu sebesar Rp82,18 triliun atau meningkat 8,25% dibandingkan tahun sebelumnya,”tambah Amanlison.

Meskipun begitu menurut pria yang dikenal dekat dengan wartawan ini, dalam upaya mewujudkan transformasi ekonomi Kalimantan, maka dibutuhkan peningkatan hilirisasi SDA seiring produk turunan yang dikembangkan masih sedikit dan sederhana, serta bersifat low-tech.

“Berbagai peluang investasi yang dapat dimanfaatkan antara lain hilirisasi batubara melalui upgrading dan gasifikasi, perluasan produk turunan sawit menjadi oleokimia dan oleofood, serta pengembangan industri ban untuk mendukung hilirisasi karet,” tandasnya. (Olpah Sari Risanta).

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!