Bagaimana Mewujudkan Pertanian Modern, Ini Pesan Kementan di MAF

0

Foto - Dok Humas SMKK PP Negeri Banjarbaru.

Kementerian Pertanian terus mereformasi sektor pertanian. Beragam langkah strategis pun dilakukan, termasuk memberikan dukungan kepada program Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB) dalam kerangka Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Langkah ini adalah satu upaya untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan lahan tanam dan pengembangan sumber daya manusia di bidang pertanian.

Karena itu pula Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berharap mengikuti program MBKM-MSIB dapat menguasai seluruh aspek pertanian, mulai dari produksi hingga hilirisasi. Ia juga mengajak mahasiswa untuk berkontribusi di sepuluh lokasi penyangga pangan nasional, dengan memberikan solusi jangka pendek maupun jangka panjang.

“Ini bukan hanya soal pertanian, ini soal masa depan. Kita bangun peradaban baru, kita bangun pertanian modern dan lumbung pangan” katanya mengingatkan.

Program Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB)dan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), adalah satu desain mencari mahasiswa yang akan menjadi agen promosi dan perubahan sekaligus refresentasi pendidikan tertinggi vokasi pertanian di lingkup Kementerian Pertanian, dalam menyiapkan calon pemimpin pertanian di masa depan.

 

Foto – Dok Humas SMK PP Negeri Banjarbaru.

Keinginan Mentan Amran Sulaiman pun didukung penuh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP). Termasuk dalam mencerdaskan pemikiran ke depan yang diaktulisasikan dalam Millenial Agriculture Forum (MAF), Sabtu (05/10/2024).. Pada Volume 5 Edisi yang dilaksanakan Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri Banjarbaru, mereka mengangkat tema “Kolaborasi Multipihak Wujudkan Pertanian Modern”.

Berbicara di Millenial Agriculture Forum Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti menegaskan sesuai arahan dari menteri pertanian, saat ini pihak tengah mendorong  upaya-upaya untuk perluasan atau penambahan areal tanam atau PAT. Salah satu yang dilakukan adalah melakukan cetak sawah rakyat.

“Sesuai arahan Menteri Pertanian, kita sedang mendorong perluasan areal tanam, diantaranya di Kalimantan ataupun di Papua. Kemudian disana kita bisa lakukan peningkatan produksi karena adanya cetak sawah rakyat atau optimalisasi lahan dan kemudian juga upaya-upaya lainnya ini, akan bisa meningkatkan efektivitas padi ya dan kemudian juga menghasilkan beras sehingga ketersediaan barang yang ada”, ujarnya.

Terkait itu pula Idha Widi Arsanti memastikan semua itu harus dilakukan dengan kolaborasi dan kerja keras, agar swasembada pangan bisa tercapai. Dia pun berharap bisa terealisasi paling cepat 2 tahun ke depan.

“Sehinggga pada tahun ke depan kita sudah bisa menjadi lumbung pangan dunia”, ucapnya optmis.

Menurut perempuan yang pernah mendapat tanda jasa dan penghargaan SLKS XX tahun 2013 dari Kementerian Pertanian, bonus demografi dari anak-anak muda yang saat ini 52% ada di Indonesia. Hal ini membuka peluang untuk menarik anak muda terjun dan bekerja di sektir pertanian.

“Tentu saja kita juga sangat berharap bahwa mulai di masa sekolah, baik itu di SMK, baik itu di pendidikan tinggi sudah mengenal dekat dengan pertanian sehingga pada saat lulus nantinya ini siap untuk menjadi qualified job dan job creator yang tentu saja harapannya menjadi penerus dari pertanian di Indonesia,”harapnya.

Idha yang pernah mengemban tugas Kepala Bidang Kerja Sama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura menerangkan komitmen pemerintah untuk mendorong keterlibatan generasi muda di sektor pertanian melalui berbagai program pengembangan keterampilan, akses permodalan, dan peningkatan daya saing. Hal ini sejalan dengan upaya untuk menarik minat dan membangun kapasitas SDM pertanian yang lebih muda dan terampil.

 

Foto-Dok SMK PP Negeri Banjarbaru.

MAF sendiri seperti yang Dijelaskan Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso, mengundang orang-orang yang berperan dalam mendukung pertanian modern di Dadahup sebagai narasumber. Diantara para narasumber ini terdapat Mikael G, (Ketua Tim penyuluhan konsultan UPI Food Estate, Balai Wilayah Sungai Kalimantan II), dan  Kumbara (Mahasiswa MSIB Politani Payakumbuh), serta Nabila Sekar Zulkiarti (Alumni Polbangtan Malang, Co.Pendamping dan Mentor MSIB).

Pada forum ini Mikael G, berharap mahasiswa yang melakukan kegiatan mendapatkan mendapatkan ilmu tentang irigasi rawa yang ada Kalteng, seperti irigasi yang baik untuk pertanian dan hal ini sangat berbeda dengan di Jawa. Ia pun mengajak semuanya untuk bersama-sama

“Balai Wilayah Sungai Kalimantan II sangat mendukung pelaksanaan MSIB-MBKM serta adanya pertanian modern di Dadahup. Selain itu, mereka akan all out untuk mendukung dadahup menjadi salah satu lumbung pangan nasional,” katanya.

Di sisi lain Nabila Sekar Zulkiarti berbagi kisah tentang dirinya sebagai mentor dalam bidang agribisnis yang membimbing 10 mahasiswa. Menurutnya ini adalah sebuah tantangan. Karena di kawasan Dadaup, para mentor pun juga sama-sama belajar, dalam menghadapi suatu tantangan di lahan rawa.

“Kegiatan ini menjadi tantangan bagi kami sebagai mentor. Kita sebagai mentor ada banyak bidang, diantaranya ada agibisnis, pemberdayaan Masyarakat, Teknik mesin, serta pengolahan lahan rawa. Walau begitu kami akan tetap menyukseskan program untuk mendukung swasembada pangan,” tuturnya.

Hal serupa diungkapkan pula Kumbara.Selama dua minggu dirinya bersama tim mahasiswa lainnya terjun langsung ke lahan rawa, yang sifatnya dinamis.

“Hal pertama kami lakukan penetralan lahan menggunakan dolomit” cerita Kumbara saat berdiskusi di Millenial Agriculture Forum (MAF).

Kumbara juga membeberkan bagaimana upaya yang dilakukan mereka selaih pengolahan lahan. Dirinya bersama mahasiswa lainnya juga melakukan analisisi kondisi pasar, peluang pasar, strategi pengembangan.

“Tentunya on farm yang kami banyak mengunjungi petani disini, disitu kami banyak belajar,” sambung Mahasiswa D.IV Vokasi ini.

Sementara itu Plt Kepala Pusat Pendidikan Kementerian Pertanian Inneke Kusumawaty, berharap keberadaan alumni dan mahasiswa di lokasi pertanian di Kapuas, Kalteng ini akan menumbuhkan potensi-potensi anak muda menjadi petani.

“Maka kita akan bisa menumbuhkan Poktan-Poktan Petani Muda yang akan lebih cepat menyerap teknologi dan meningkat produksinya dengan teknologi modern,”tegasnya. (Olpah Sari/Adv).

Olpah Sari – Jurnalis-Editor Economic Travelling.Com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!