Dieng Culture Festival Pesan Indah Budaya Indonesia

0

Perempuan berkebaya indonesia Yogyakarta yang mengiringi prosesi Ruwatan Bocah Rambut Gimbal di Dieng Culture Festival.

Memang benar ada banyak cerita yang tersimpan di tanah Jawa. Tanah leluhur yang sarat budaya dan pariwisata bisa menginspirasi siapa saja.Konon Pulau Jawa dikenal pula sebagai budaya dan ekonominya Indonesia. Daratan Jawa juga sebagai jantung budaya Indonesia, yang terkenal kearifan lokalnya hingga ke mancanegara.

Berbicara Pulau Jawa tentu akan teringat Kota Solo di Jawa diakui sebagai daerah penghasil batik terbaik di Indonesia. Lalu terdapat pula kesenian tari tradisional, seperti Tari Angguk, Tari Golek Menak, Tari Bambangan Cakil, Tari Emprak, Tari Kuda Lumping, Tari Krida Jati, Tari Sintren, Tari Ebeg, Tari Gandrung, Tari Remo, dan Tari Reog. Orang Jawa juga terkenal dengan budaya seninya yang terutama dipengaruhi oleh agama Hindu-Buddha, yaitu pementasan wayang

Namun Pulau Jawa memiliki keindahan lain dan setiap tahun ditunggu-tunggu ribuan wisatawan nusantara dan mancanegara.Kali ini adalah Dieng Culture Festival. Event ini merupakan festival budaya dengan konsep sinergi antara unsur budaya masyarakat, potensi wisata alam yang dimiliki Dieng, serta pemberdayaan masyarakat lokal agar bisa memaksimalkan potensi yang dimiliki.

Sejarah tercatat bahwa Dieng Culture Festival digagas pertama kali sebuah Kelompok Sadar Wisata Dieng Pandawa. Berawal  di tahun 2010 silam, mereka menggaet Equator Sinergi Indonesia, dan Dieng Ecotourism dengan kemasan Pekan Budaya Dieng. Namun seiring waktu panitia dan masyarakat kemudian mengganti namanya dengan apa yang kita kenal sekarang ini.

“Berwisata dan hadir bukan sekedar menonton, namun di hati ada rasa kebanggaan terhadap Indonesia, karena disini ada yang memiliki dan merawat sekaligus memperkenalkan warisan khasanah kebudayaan Dieng yang kaya akan nilai-nilai kearifan, Dieng Culture Festival. Kami bangga sekali dan terharu bisa menghadiri event terbaik ini,” tutur Abby, salah satu traveler perempuan asal Jakarta, saat berada di lautan wisatawan yang memadati Dieng, jelang akhir Agustus 2024.

 

Abby bersama seniman di Dieng Culture Festival.

Abby bersama teman-temannya yang hobby travelling sangat terkesan dengan sejumlah agenda seni budaya yang dipertontonkan kepada wisatawan dan pengunjung dari berbagai negara di dunia.Perempuan yang dikenal sebagai salah satu Srikandi Petualang Indonesia menilai event ini tidak hanya mengenalkan budaya dan alam Dieng pada wisatawan yang hadir, acara ini juga bertujuan untuk membuat masyarakat paham betapa pentingnya pariwisata untuk kehidupan secara umum, salah satunya dari segi pariwisata.

“Kita bersyukur akhirnya bisa melihat dari dekat sejumlah agenda penting Dieng Culture Festival. Sebagai orang Indonesia terus terang saya bangga sekali. Event ini keren dan memberikan manfaat luar biasa bagi masyarakat Dieng dan pariwisata Indonesia.Karenanya jangan pernah berhenti mencintai Dieng Culture Festival,” serunya sembari mengajak Tim Economic Travelling.Com menyusuri area Dieng Culture Festival, di Wonosobo, Jawa Tengah.

Bagi wisatawan momen spesial lain yang bisa disaksikan adalah Ruwatan Bocah Rambut Gimbal. Ini adalah prosesi penyucian yang sudah lekat dengan budaya dan adat di Jawa, khususnya Dieng. Acara ini bertujuan untuk mengusir nasib buruk atau kesialan pada si anak gimbal dan masyarakat Dieng pada umumnya.

Dikutif dari berbagai literatur konon anak berambut gimbal sendiri merupakan fenomena unik yang sudah ada di Dieng sejak lama. Anak-anak dengan usia 40 hari hingga 6 tahun memiliki rambut gimbal, dan dipercaya sebagai titipan Kyai Kolodete, yakni salah satu pejabat di masa Mataram Islam yang ditugaskan di wilayah Dieng.

Nah acara ini juga dirangkai dengan doa di sejumlah tempat, mulai komplek candi Arjuna,  candi Gatotkaca, candi Dwarawati Telaga Balaikambang, candi Bima, kawah Sikidang, gua di Telaga Warna, kali Pepek dan tempat pemakaman Dieng.

 

Indahnya pemandangan sisi lain kawasan Dieng, tidak jauh dari camp perkemahan wisatawan.

Saking padatnya wisatawan dan pengunjung panitia membagi  menjadi dua sesi kegiatan. Ini dilakukan demi kekhidmatan prosesi ruwatan dengan mempertimbangkan kapasitas lokasi kegiatan karena saat sekarang sedang ada pemugaran Candi Srikandi.Tercatat pula 6.000 paket wisata habis terjual dan jumlah tersebut belum termasuk pengunjung yang tidak membeli paket wisata.

Andi Sukandi, salah satu Traveler dan Instruktur Pemandu Wisata, mengaku senang bisa berhadir ke acara sarat budaya dan menjadi destinasi wisata yang membuat Indonesia semakin mendunia. Karenanya ia bersama teman-temannya rela jauh-jauh berangkat dari Bandung rombongan menggunakan sepeda motor.

“Favorit kami adalah acara Jazz Di Atas Awan yang kini sudah jadi agenda nasional.Bayangkan kita menyaksikan musisi-musisi ngejazz di ketinggian berbalut awan, apa tidak keren. Exploring new places fills my soul with joy and adventure,” terang Ketua Harian Asosiasi Pemandu Wisata Bakti Pertiwi, Bandung.

Abby dan Andi Sukandi bersama tim memilih naik motor. Karena sensasi perjalanan memberikan warna tersendiri perjalanan wisata ke Dieng.Tentu butuh stamina lebih dan kebugaran untuk mencapai Dieng, yang berada di ketinggian 2093 mdpl. Dengan letaknya yang cukup tinggi membuat Dieng memiliki ciri khas udara yang dingin dan berkabut

“Untuk ke Dieng, kami start naik motor dari Stasiun Jogja ke Dieng, Rutenya kami sesuaikan dengan performance kawan-kawan. Karena untuk kesana jarak kurang lebih 118 Km dengan waktu tempuh sekitar 3 jam 30 menit,” ujar Abby mengajak minum kopi di sebuah warung yang ramai dikunjungi wisatawan.

 

Berada diantaran ribuan wisatawan, membuat haru dan bangga karena bagusnya budaya Indonesia.

Perjalanan dari Jogja Ke Dieng menggunakan kendaraan roda dua, memberikan kesan tersendiri karena bisa menikmati berbagai keindahan dan juga hal lainnya yang ditawarkan selama perjalanan tersebut. Bagi Traveler seperti mereka beberapa pemberhentian yang bisa Anda kunjungi, sekedar berwisata. Maklum sejak Jogja hingga Wonosobo, banyak pemandangan alam dan destinasi wisata yang dilewati rombongan.

Di Kota Magelang rombongan Abby dkk sempat beristirahat sejenak dekat kawasan wisata Gunung Tidar. Di kota ini mereka sempat  istirahat dan menikmati makan siang dan  menunaikan ibadah sholat. Hal serupa dilakukan di kawasan Temanggung. Mereka memanfaatkan untuk beristirahat dan menikmati pemandangan indah gunung Sindoro dan Sumbing.

“Ini yang seru, makanya kami memutuskan naik motor saja. Karena kita bisa beristirahat di jalan dan bisa langsung mengunjungi sejumlah tempat wisata yang terdapat pada satu jalur rute yang sama,” ucap perempuan yang juga Founder Yayasan Elang Khatulistiwa Indonesia, beristirahat di camp khusus wisatawan dan pengunjung Dieng Culture Festival. (Olpah Sari).

Olpah Sari – Jurnalis- Editor Economic Travelling.Com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!