Petani Muda Banjar Sukses Budidayakan Cabai di Lahan Rawa

0

Ma'rof al Furqon, petani muda Kabupaten Banjar yang sukses membudidayakan Cabai Besar di lahan rawa. (Foto-Dok Humas SMK PP Negeri Banjarbaru).

Regenerasi Petani dan Penumbuhan jiwa wirausaha pertanian yang dilakukan Kementerian Pertanian perlahan-lahan menuai hasil. Lewat Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) muncul spirit luar biasa di  kalangan anak muda untuk terjun ke bidang pertanian.

Setidaknya strategi baru dalam mendorong produksi tanaman dalam menjaga ketahanan pangan lewat program pemanfaatan potensi lahan rawa dan pengelolaan sumber air yang efisien, juga berhasil dikembangkan para petani milenial di daerah yang menjalankan Program YESS.

Salah satu petani yang sukses mengoptimalkan lahan rawa di sekitar lingkungannya adalah Ma’rof al Furqon. Petani muda berusia 24 tahun asal Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan berhasil mengembangkan pertanian hortikultura di lahan rawa yang tadinya sulit dimanfaatkan.

Keberhasilan salah satu satu penerima manfaat Program YESS  di Kalimantan Selatan tidak terlepas dari metode yang digunakan. Ternyata pemuda ini menggunakan metode budidaya dengan sistem Surjan, sehingga mampu mengoptimalkan lahan rawa untuk membudidayakan 7000 pohon cabai besar bersamaan dengan padi lokal unggul.

“Penggunaan sistem surjan lebih menguntungkan dan efektif, karena bisa mengoptimalkan lahan dengan menanam 2 jenis tanaman dan mendapatkan 2 keuntungan,” ungkap Ma’rof, di sela-sela Panen Raya Babai Besar di Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Senin, (18/03/2024).

Dia menceritakan sistem Surjan ini dinilai mampu meminimalisir risiko kerugian, karena jika salah satu tanaman gagal panen, tanaman lainnya dapat menutupi biaya olah tanah

Bahkan hingga saat ini, hasil panen cabai yang telah ia raih mencapai sekitar 720 kg cabai merah besar, dengan omset sekitar 36 juta Rupiah. Potensi omset ini diperkirakan akan meningkat menjadi 90 juta Rupiah hingga akhir panen.

 

Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso dan Project Manager , Program YESS PPIU Kalimantan Selatan.Angga Aditia Permana ikut memanen Cabai Besar. (Foto-Dok Humas SMK PP Negeri Banjarbaru).

Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso mengapresiasi keberhasilan yang dilakukan seorang petani muda di Kabupaten Banjar ini. Hal ini selaras dengan keinginan Kementan untuk pentingnya mengubah mindset dalam mengelola potensi pertanian untuk dapat mengoptimalkan hasil produksi dalam pertanian.

“Pengelolaan sistem surjan padi dengan cabai secara agribisnis ini sangat menguntungkan. Kita perlu merangkul konsep kemandirian pangan untuk keluarga dan masyarakat secara keseluruhan, mengingat potensi lahan dan lingkungan kita yang begitu luas untuk pertanian,” Ujar Budi.

Menurut Budi, kisah perjuangan Ma’rof yang sukses memanfaatkan potensi lahan rawa ini menjadi inspirasi bagi petani lainnya, terutama generasi muda. Karena melalui pendekatan yang tepat dan penerapan teknologi yang canggih, lahan-lahan yang tadinya dianggap tidak produktif dapat menjadi sumber pendapatan yang menguntungkan bagi petani dan masyarakat sekitar.

“Ini adalah langkah maju dalam menjawab tantangan ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan di Kalimantan Selatan,” katanya.

Panen Raya Babai Besar di Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, juga mendapat perhatian sejumlah petani dan penyuluh pertanian. Bahkan dihadiri pula instansi terkait seperti, Kepala BPP Sungai Tabuk, Camat Kabupaten Sungai Tabuk, Dinas Pertanian Kabupaten Banjar, Bappeda Kabupaten Banjar, dan Project Manager Program YESS PPIU Kalimantan Selatan,Angga Aditia Permana.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menegaskan sekarang ini dibutuhkan sekelompok anak muda yang memiliki loyalitas dan integritas tinggi untuk memajukan sektor pertanian Indonesia.

“Sudah saatnya pertanian dikelola oleh generasi milenial yang menggunakan kreativitas dan inovasinya sehingga pertanian kedepan menjadi pertanian modern yang tak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya tetapi juga berorientasi ekspor. Saat ini kita telah memiliki banyak petani milenial sekaligus enterpreneur di bidang pertanian,”pungkasnya. (Olpah Sari/Adv).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!