Foto Ilustrasi- Dok M Irfani.

Upaya melindungi anak-anak dari jajanan tidak sehat dan berbahaya tidak hanya tanggung jawab orang tua dan pihak sekolah , namun juga melainkan juga dibutuhkan peran penting dari pemerintah.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI melaporkan temuan hasil intensifikasi pengawasan pangan menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, terdapat 86.034 produk yang tidak memenuhi kriteria (TMK).

Disebutkan Dari 86.034 produk yang TMK, 52,90 persen produk tanpa izin edar (TIE), 41,41 persen kadaluarsa, dan 5,69 persen produk rusak. Sedangkan data lain lembaga ini  di tahun 2006-2010  lalu, terdapat 40-44 persen jajanan anak sekolah tidak memenuhi syarat kesehatan.

Orangtua pun disarankan membiasakan anak membawa bekal makanan dari rumah dianggap sebagai salah satu solusi untuk menjamin nutrisi dan kesehatan anak.Langkah cerdas ini merupakan peran orang tua menjadi penting untuk selalu melindungi anak-anaknya dari jajanan tidak sehat

Karena itu hadirnya pemerintah, mulai BPOM dan pihak terkait untuk mengawasi jajanan anak sekolah agar makanan yang dijual tidak mengandung za-zat berbahaya juga penting.Karena melindungi anak-anak dari jajanan tak sehat pun begitu penting.

 

Foto-Dok Diskominfotik Banjarmasin.

Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina mengatakan pentingnya edukasi terhadap anak-anak sekolah untuk memahami bahaya penggunaan bahan berbahaya dalam makanan.

“Jadi, saya berharap agar Dinas Pendidikan dapat memberikan perhatian khusus dalam mengedukasi anak-anak tentang keamanan pangan,” Ibnu Sina disela-sela Advokasi Kegiatan Program Prioritas Nasional Keamanan Pangan Terpadu di Hotel GSign pada Selasa, (05/03/2024).

Dalam kesempatan itu pula Ibnu Sina menyampaikan apresiasinya kepada Balai Besar Pom atas peran advokasinya dalam memantau keamanan pangan di Kota Banjarmasin. Ia menyoroti kurangnya kesadaran di kalangan warga terkait pangan yang aman, khususnya terkait penggunaan formalin pada bahan pangan.

“Tujuan utama dari kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan pangan,” sambungnya.

Sementara itu Kepala Balai Besar POM di Kota Banjarmasin, Drs. Leonard Duma mengungkapkan saat ini belum ada kasus keracunan pangan di Banjarmasin, namun ada indikasi penggunaan formalin pada beberapa produk, terutama kripik, kerupuk, dan bakso. Lantas, Ia juga menyoroti penggunaan MSG, borax, pentol, dan pewarna makanan sebagai indikasi potensial dalam jajanan sekolah.

“Ya, perlunya pemeriksaan lebih lanjut di beberapa kelurahan dan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya-bahaya tersebut, tetapi jangan langsung menghakimi tanpa pengujian yang tepat,” katanya mengingatkan. (Olpah Sari).

 

 

 

 

 

 

 

.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!