Terima Kasih Kementan, Akses Permodalan Dimudahkan Untuk Petani Milenial

0

Saukani, Local Champion penerima manfaat Program YESS yang sukses mengembangkan usaha pertanian tomat, timun dan terong. (Foto-Dok Humas SMK PP Negeri Banjarbaru).

 

Banjar – Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus mendorong proses regenerasi petani dan mendorong pengembangan usaha pertanian melalui akses permodalan khususnya Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Hal ini selaras dengan program Kementan dalam regenerasi petani Indonesia, salah satunya lewat program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) yang disupport oleh International Fund for Agricultural Development (IFAD), lembaga pembiayaan internasional dibidang pertanian,

Program ini juga untuk mendorong minat generasi muda untuk berwirausaha dibidang pertanian.

Terkait akses permodalan sektor pertanian Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi angkat bicara. Menurutnya akses permodalan sangat penting bagi para pelaku bisnis pertanian.

“Permodalan menjadi faktor penting dalam kegiatan usaha para petani milenial. Penting sebagai upaya mereka dalam mengembangkan skala usaha mereka,untuk itu akses permodalan, khususnya KUR harus terus diupayakan,” ujar Dedi.

Penyebaran informasi terkait akses KUR bagi Petani Milenial terus dimasifkan oleh Kementerian Pertanian melalui UPT maupun jaringannya. Salah satunya melalui Unit Unit Pelaksana Teknisnya, SMK-PP Negeri Banjarbaru.

Provincial Project Implementation Unit (PPIU) YESS Programme Kalimantan Selatan, ini pun menggelar kembali Millenial Agriculture Forum (MAF) edisi Tani Akur. Tema yang diusung pun terfokus kepada “Penguatan Ekosistem Kluster Pertanian untuk Kelayakan Pengajuan Permodalan”.Acara penting ini pun digelar secara daring dari P4S Patra Mandiri, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Rabu (06/12/2023).

 

Project Manajer PPIU Kalsel, Angga Tri Aditia Permana saat membuka webinar.

Project Manajer PPIU Kalsel, Angga Tri Aditia Permana saat membuka webinar mengungkapkan kegiatan ini menjadi sarana motivasi bagi bagi petani milenial dalam menjalankan usahanya.

“Semoga forum ini kedepan dapat dilanjutkan oleh BDSP, dalam hal ini P4S secara mandiri dengan pola-pola yang ada, tidak harus zoom dan lain sebagainya. Intinya mempertemukan offtaker, pengusaha yang kemudian dapat bermitra dengan petani milenial di sekitar mereka,” harap Angga.

Tak hanya pria yang juga tenaga pendidik senior di SMK PP Negeri Banjarbaru, menyebutkan melalui forum ini  diharapkan menjadi ajang kemitraan antara pemodal dan petani.

“Karena ada pihak pemberi modal atau yang dapat memberi akses permodalan bertemu di forum ini. Selain diskusi juga ada bisnis matching antara petani yang perlu mitra dengan offtaker yang perlu mitra yang kontinyu perlu mitra petani,” sambungnya.

Selain itu Angga juga menyampakan Millenial Agriculture Forum (MAF) digunakan sebagai peningkatan literasi keuangan, tidak hanya berbicara tentang pencatatan keuangan. Tetapi bagaimana kita mengakses keuangan itu sendiri, melihat, memilih akses pemodalan mana yang bisa dimanfaatkan oleh petani.

Dalam Millenial Agriculture Forum (MAF) yang digelar setiap hari Rabu ini, panitia juga mengundang 5 (lima) orang narasumber yang kompeten.Diantara narasumber ini terdapat pula Normadiah selaku Kasubbag Perekonomian TPKAD, Kabupaten Banjar.

Tak hanya itu MAF semakin menarik dengan hadirnya  Dedi Nurmadi, Kepala Bidang Bappedalitbang Kabupaten Banjar dan Misrani seorang Offtaker Gapoktan Kayuh Baimbai.  Selain dihadirkan pula pembicara terbaik setempat, Rifani Hernadi dari BPP Simpang Empat Kabupaten Banjar. Sedangkan pembicara kunci lainnya adalah Saukani yang dikenal sebagai Local Champion penerima manfaat Program YESS dari Kabupaten Banjar.

 

Dedi Nurmadi yang mengawali pertemuam memaparkan Program YESS yang ada di Kabupaten Banjar. Ia pun menjelaskan pula sebagai tim koordinasi DCT, telah merumuskan dan membantu terkait kebijakan, khususnya hari ini penguatan ekosistem kluster pertanian, untuk kelayakan permodalan. Karena diketahui sektor pertanian merupakan penyumbang pendapatan di Kabupaten Banjar, mengalahkan tambang.

Di satu sisi, pembicara lainnya yakni Normadiah membuka info penting yang menyebutkan petani muda dari Kabupaten Banjar dapat mengajukan modal melalui Program Kurma Manis. Sebab, akses permodalan untuk pengembangan usaha ini memiliki bunga 0%, namun tentunya harus memiliki usaha minimal sudah berjalan 6 bulan.

Sedang Rifani Hernadi memberikan pengutan informasi seputar harapan kedepannya sektor pertanian terus maju, melalui peran kelembagaan petani untuk memudahkan pembinaan dan penumbuhan petani oleh Balai Penyuluhan Pertanian di wilayah masing-masing.

Sementara Misrani, mengajak petani muda untuk mau melakukan budidaya hortikultura dan berharap mereka tidak ragu untuk menjual produk kepadanya. Ia bahkan mengajak untuk menjalin Kerjasama dengannya, karena di tempatnya ada 2 koperasi yaitu permodalan dan Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP).

Pembicara kunci Saukani seorang petani tomat, timun dan terong, menceritakan awalnya Ia adalah pekerja di sektor tambang, namun terkena PHK. Di tahun 2020, Ia ikut Program YESS sebagai penerima Manfaat untuk permagangan bersertifikat di P4S Patra Mandiri.

“Alhamdulilah kami telah mengembangkan usaha pertanian melalui budidaya sistem hidroponik. Bahkan sekarang kami ditunjuk menjadi tempat pemagangan bagi peserta Permagangan Bersertifikat di 2023,.Sekali lagi Terima Kasih Kementerian Pertanian,” ucap Saukani memotivasi peserta Millenial Agriculture Forum (MAF). (Olpah Sari/MAF).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!