Petani Milenial Berbagi Kisah Sukses Beternak Itik

0

Millennial Agriculture Forum (MAF) yang diselenggarakan SMK PP Negeri Banjarbaru.

Banjarbaru  – Millennial Agriculture Forum (MAF) yang digawi SMK PP Negeri Banjarbaru, selalu tak pernah kering menampilkan ide dan menghadirkan narasumber yang menginspirasi.

Kali ini dalam Millennial Agriculture Forum (MAF) Volume 4 Edisi 53, sekolah vokasi pertanian yang juga Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Kalimantan Selatan, mengusung tema “Pengembangan Usaha Klaster Itik” yang berlangsung secara daring via Aplikasi Zoom pada Sabtu, (2/12/2023).

Salah satu yang menarik adalah kisah sukses seorang petani muda bernama Riki Yakub.Pemilik nama yang mirip mantan bintang timnas sepakbola era 90-an, merupakan anak muda Desa Astambul, Kabupaten Banjar, yang terbilang berhasil mengembangkan budidaya ternak itik.

Riki Yakub sendiri adalah Local Champion Program YESS.Dalam sesi dia pun memaparkan sisi lain profil usaha klaster usaha itik oleh Baraka Farm.Banyak cerita dia sampaikan mulai awalnya terbentuknya kelompok tani sejak 2018 dan mulai usaha itik sejak 2020.Tercatat ada 29 orang masuk dalam Poktan dan yang mengembangkan Klaster Itik ada 6 orang.

“Klaster Itik terbentuk karena populasi Itik meningkat di wilayah Astambul, dan tentunya adanya dukungan Program Yess dari Kementan bekerjasama dengan IFAD. Saat ini di klaster kami ada 4.000an populasi itik, dan 1.200 untuk populasi di KEB/KUB,” cerita Riki Yakub.

Dalam perjalanan kluster itu menurut Riki Yakub, ia juga melakukan usaha dari hulu ke hilir. Untuk hulu berupa penetasan dari indukan, penjualan DOD, membuat pakan berbahan local, pembesaran sampai produksi. Kemudian produk utamanya sendiri yaitu pengelolaan telur segar, sedangkan hilirnya berupa pengolahan telur asin dan optimalkan kohe untuk komersil.

 

Riki Yakub, Petani Milenial Desa Astambul, Kabupaten Banjar.

Tak hanya menghadirkan petani muda, kegiatan ini menghadirkan pula narasumber Angga Tri Aditia Permana , yang dikenal sebagai  Project Manager (PM) PPIU Kalsel Program YESS. Dalam sesi ini Angga memaparkan tentang “Strategi Penguatan Usaha Itik Melalui Penguatan Kelompok Berbasis Klaster”. Disebutkan Kementan sendiri melakukan intervensi salah satunya melalui Program YESS dan KUR.

“Program Yess sendiri dalam kegiatan klaster ini melakukan beberapa tahap diantaranya indentifikasi calon penerima manfaat, peningkatan kapasitas (pelatihan, pendampingan, dan fasilitasi), kolaborasi multipihak, penguatan komitmen (platform multipihak), dan peningkatan dan pengembangan,” ujar Angga yang juga adalah Guru SMK PP Negeri Banjarbaru.

 

Project Manager (PM) PPIU Kalsel Program YESS, Angga Tri Aditia Permana.

Kegiatan ini tidak terlepas sebagai wujud dukungan terhadap program Pemerintah  melalui Kementerian Pertanian (Kementan) dalam upaya terus mendorong dan membantu petani dalam meningkatkan produktivitas sektor pertanian sebagai upaya memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.

Hal serupa selaras dengan upaya Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) terus meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM) pertanian unggul dan berdaya saing.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menegaskan petani milenial memiliki peran penting dalam menjamin ketersediaan pangan di Indonesia.

“Yang menjamin berdiri tegaknya negara dan bangsa adalah petani milenial, petani milenial punya peran penting untuk bangsa dan negara, karena petani milenial, garda terdepan dalam mencapai ketahanan pangan nasional,” tegasnya.

Sementara itu Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso menyampaikan bahwa MAF edisi ini mengambil tema ini karena Kalsel terkenal dengan itik Alabio.

“Pemilihan tema ini terkait Itik Alabio yang terkenal dari Kalsel, sehingga usaha dari itik ini patut menjadi model pengembangan usaha di bidang pertanian di Kalsel, yang kali ini mengundang Riki Yakub seorang pengusaha muda yang luar biasa,” terang Budi

Kegiatan Millennial Agriculture Forum (MAF) dibuka oleh Kepala Pusat Pendidikan Pertanian sekaligus Direktur Program YESS, Idha Widi Arsanti.Dia menyebutkan lebih dari 50% populasi adalah anak muda dan tentunya pertanian sangat penting, dan mengajak pemuda untuk Bertani dan mendorong ketahanan pangan.

“Bapak Mentan saat ini fokus pada ketahanan pangan terutama komoditas Padi dan Jagung. Maka kita tentu mendukung dan mengajak petani muda atau anak muda untuk menjadi pengusaha petani milenial, karena SDM pertanian yang mumpuni adalah suatu keniscayaan,” kata Santi.

Santi juga menambahkan Kementerian Pertanian saat ini juga terus mendorong secara masif pengembangan kluster. Karena konteks pengembangan usaha petani muda harus terencana dan strategis.

“Sebab, kalau melakukan usaha pertanian sendirian tidak akan berkembangan dengan cepat dan maju. Namun bisa terjadi dengan kolaborasi, dalam konteks mendorong petani muda untuk mengembangkan klaster, untuk kemudian berlembaga dan berbadan hukum,” pungkasnya. (Olpah Sari/Adv).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!