Keraton Kasepuhan Cirebon Kini Miliki “Museum CAVE AI LOTUS”

0

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Hariyanto, saat meresmikan Grand Launching Museum AI dan Tourism ERP Keraton Kasepuhan Cirebon yang merupakan Proyek Perubahan PKN II LAN RI dari Direktur Pengembangan Destinasi I Kemenparekraf/Baparekraf, Sri Utari Widyastuti Utari, di Keraton Kasepuhan Cirebon, Sabtu (26/10/2024). (Foto-Biro Komunikasi Kemenparekraf).

Tak hanya dikenal sebagai kota Meski wilayah Kota Cirebon tidak memiliki wilayah yang terlalu luas, namun Kota Cirebon memiliki sejumlah potensi wisata. Mulai dari wisata sejarah, wisata religius hingga wisata kuliner semua tersedia di Kota yang kerap sekali dijuluki dengan Kota Udang atau Kota Wali.

Cirebon pun dikenal dengan sebutan Kota Wali, karena merupakan wilayah yang memilki peran penting terhadap penyebaran agama Islam di Nusantara khususnya di Jawa Barat. Di Cirebon terdapat salah satu makam Wali Songo yang bernama Syekh Syarif Hidayatullah yang di makamkan di daerah Gunung Jati.

Kabupaten Cirebon sendiri merupakan bagian dari wilayah Propinsi Jawa Barat yang terletak dibagian timur dan merupakan batas, sekaligus sebagai pintu gerbang Propinsi Jawa Tengah. Pada sektor pertanian Kabupaten Cirebon merupakan salah satu daerah produsen beras yang terletak dijalur pantura.

Dibalik itu semua sebagai kota wisata, Cirebon juga memiliki pesona lainnya yang menjadi daya tarik wisatawan. Salah satunya adalah Keraton Kasepuhan Cirebon.Keraton ini terletak di Kasepuhan, Lemahwungkuk, dan terkenal sebagai keraton paling bersejarah.

Keraton Kasepuhan adalah bangunan memiliki halaman yang dikelilingi tembok bata merah dan memiliki pendopo di dalamnya.Dulunya bangunan ini bernama Keraton Pakungwati dan pernah menjadi pusat pemerintah Kesultanan Cirebon.Hal ini terlihat dari dalam keraton yang terdiri bangunan utama yang berwarna putih.Didalamnya terdapat ruang tamu, ruang tidur dan singgasana raja.

Sekarang Keraton Kasepuhan Cirebon kian bersolek.Terlebih mendapat perhatian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Terlebih Kementerian yang sekarang dibagi menjadi dua, Kementerian Pariwisata dan Kementerian Ekonomi Kreatif, bekerjasama dengan bersama Center of Excellence Smart Tourism and Hospitality, PT Grhayasa Nusacitra Estima, dan PT Curaweda Palagan Innotech (Curaweda) meluncurkan Museum CAVE Artificial Intelligence (AI) Lorong Waktu Sejarah (LOTUS) di Keraton Kasepuhan Cirebon.

Keberadaan “Museum CAVE AI LOTUS adalah sebagai upaya memperkenalkan nilai-nilai sejarah sekaligus meningkatkan pengalaman berkunjung (visitor experience).

“Cirebon ini memiliki potensi wisata budaya yang kuat termasuk wisata alamnya. Tetapi, tidak boleh berhenti di sana karena kompetitor kita sudah bergerak cepat dengan memanfaatkan teknologi informasi, itulah karakteristik abad atau era modern, di mana perkembangan teknologi informasi termasuk perkembangan sosial budaya itu sangat cepat. Nah, salah satu jawabannya adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi dan di Museum CAVE AI ini,” kata Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Kemenparekraf/Baparekraf,  Hariyanto.

 

Foto-Biro Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatf.

Saat memberikan sambutan khusus di acara Grand Launching Museum AI dan Tourism ERP Keraton Kasepuhan Cirebon, di Keraton Kasepuhan Cirebon, Sabtu (26/10/2024), dia pun mengapresiasi peluncuran Museum CAVE AI LOTUS. Menurutnya ini adalah upaya memperkenalkan sejarah dan budaya Cirebon melalui teknologi AI.

Hariyanto menjelaskan, Keraton Kasepuhan Cirebon adalah pilot project pada program pengembangan destinasi melalui teknologi AI ini.

“Kementerian Pariwisata akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Ekonomi Kreatif juga Kementerian Kebudayaan, bersama-sama mendukung. Kami nanti dengan resource yang ada akan mendorong dan menyosialisasikan, mempublikasikan,” ujar Hariyanto.

Direktur Pengembangan Destinasi I Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sri Utari Widyastuti, mengungkapkan keraton memiliki pesona tersendiri, kedalaman budayanya memberikan kontribusi bagi budaya tingkat tinggi (high context culture). Meski demikian keraton sebagai destinasi wisata heritage ini masih belum mengemas diri sebagai destinasi yang interaktif.

Oleh karena itu, pemerintah mendorong peningkatan kualitas destinasi pariwisata heritage agar memiliki nilai ketertarikan, daya saing, dan keberlanjutan. Sehingga mampu meningkatkan lama tinggal wisatawan dan kualitas pengalaman wisatawan.

“Atraksi baru CAVE AI Museum ini menjadi penting karena memang Keraton Kasepuhan Cirebon ini menjadi sesuatu sumber yang dari nilai-nilai budaya yang luar biasa, sehingga perlu kita kemas dengan teknologi agar menarik wisatawan,” ungkap Utari.

Museum CAVE AI dan Tourism ERP Keraton Kasepuhan Cirebon adalah proyek perubahan dalam keikutsertaan Utari, selaku delegasi dari Kemenparekraf RI, untuk mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II (PKN II) angkatan XXI tahun 2024, LAN RI.

“Mohon doanya, semoga proyek perubahan ini bisa memberikan dampak jangka pendek, menengah, dan panjang yang positif.  Dan Jumat kemarin kita juga menggelar kegiatan workshop peningkatan visitor experience di Destinasi Wisata Heritage Keraton Kasepuhan Cirebon. Workshop yang berupa  kegiatan  pemberdayaan masyarakat ini bagian dari inisiatif proyek perubahan”,  ujar Utari.

 

Foto-Biro Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Sementara itu Pangeran Patih Keraton Kasepuhan Cirebon, Muhammad Nusantara, juga turut mengapresiasi atas peluncuran dari Museum CAVE AI Lotus di Keraton Kasepuhan Cirebon.

Pangeran Patih mengaku sangat senang dengan kolaborasi yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan akademisi dalam mengedukasi generasi muda tentang pengetahuan sejarah yang ada di keraton. Dengan adanya atraksi baru ini, diharapkan dapat mengedukasi masyarakat tentang sejarah dengan cara yang interaktif melalui teknologi inovatif.

“Semoga harapannya dengan terciptanya museum Cave AI di Keraton Kasepuhan ini untuk yang pertama kalinya bisa menjadi manfaat secara edukasi sejarahnya dan juga bisa bermanfaat nantinya untuk diterapkan di keraton-keraton yang lain,” kata Pangeran Patih Keraton Kesepuhan Cirebon, Muhammad Nusantara.

CEO Curaweda, Azhar Muhammad Fuad, yang juga merupakan bagian Tim Efektif Proyek Perubahan menyebutkan Museum Cave AI LOTUS ini adalah sebuah wahana yang ditujukan untuk memperkenalkan keraton Indonesia kepada masyarakat, sehingga nantinya meningkatkan kualitas kunjungan ke Keraton Kasepuhan Cirebon.

“Kenapa keraton? Indonesia saat ini punya lebih dari 7 candi dan lebih dari 57 keraton. Kami bersama menciptakan untuk mengidentifikasi generasi muda dan memperluas segmen selayaknya kita suka dengan film-film luar negeri seperti suka dengan Iron Man, Spiderman, dan macam-macam, saatnya kita hadirkan Superhero Indonesia dengan yang lebih akurat dengan AI,” sebut Azhar.

Ketua Tim Peneliti Museum CAVE AI Lotus dari Telkom University, Ersy Ervina, menjelaskan LOTUS merupakan wahana atraksi wisata edukasi berbentuk CAVE Automatic Virtual Environment yang menghidupkan sejarah dan budaya Indonesia melalui teknologi AI.

“Jadi kita berpikir apa yang harus kita lakukan untuk pariwisata kita, sejarah, budaya kita untuk aset potensi, lalu di luar negeri kita senang masuk museum tapi di Indonesia masuk museum itu kayak gimana gitu ya, ini menjadi satu pemikiran kita ke depan untuk bagaimana membuat suatu wahana yang menarik, pertama keraton menjadi aset budaya, kemudian kita juga harus peduli dengan artefak-artefak,” jelas Ersy.(Fikri Husaini-Risanta).

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!