Cuaca Ekstrem dan Bencana Ancaman Pertanian Kalsel

0

Foto Ilustrasi - Salah satu Gerakan Tanam Serentak di Kabupaten Tanah Laut, Kalsel.

Di tengah kinerja ekonomi yang masih positif, Kalimantan Selatan menghadapi tantangan perubahan iklim. cuaca ekstrem dan meningkatnya bencana alam menjadi ancaman serius bagi sektor pertanian, perikanan, dan infrastruktur pesisir.

Fenomena El-Nino atau La-Nina dapat menyebabkan kegagalan panen dan penurunan produktivitas.Tak hanya itu Cuaca ekstrem dapat menyebabkan kekeringan pada habitat perairan seperti rawa, sungai, danau, yang dapat mengancam keberadaan jenis-jenis ikan tertentu

Peningkatan karbon dioksida (CO2) di atmosfer dapat membuat lautan dunia menjadi lebih asam. Keasaman ini dapat membahayakan kerang dan ekosistem sensitif yang menjadi tumpuan beberapa ikan dan kerang.

Hal ini pun mendapat perhatian serius Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalsel, Fajar Majardi. Dalam Diseminasi Laporan Perekonomian dan Kajian Fiskal Regional Provinsi Kalimantan Selatan 2024, Fajar pun menekankan perlunya sinergi antara pemerintah dan masyarakat untuk mendorong inovasi usaha yang ramah lingkungan di bidang pertanian, perikanan dan energi.

Sejalan dengan ini, Bank Indonesia Provinsi Kalsel secara konsisten mendorong transformasi ekonomi menuju ekonomi yang tumbuh tinggi, inklusif dan berkelanjutan antara lain melalui penciptaan investasi ramah lingkungan dan peningkatan awareness masyarakat luas guna mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan.

“Bersama-sama kita harus membangun ekonomi Kalimantan Selatan yang lebih tangguh dan peduli lingkungan, demi kesejahteraan masyarakat dan generasi mendatang,” ujar Fajar Majardi.

Melalui forum diseminasi ini, baik pemerintah daerah maupun pemangku kepentingan lainnya di Kalimantan Selatan berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi guna menghadapi tantangan perubahan iklim, serta menjaga daya tahan ekonomi regional.

“Kebijakan fiskal yang efektif dan eksekusi anggaran yang tepat sasaran dan waktu sangat diperlukan untuk memastikan bahwa pembangunan ekonomi berjalan selaras dengan keberlanjutan lingkungan,” katanya dalam Forum yang mengusung tema “Empowering Kalimantan’s Economy Through Green Initiatives: Combating Climate Change and Its Impact,”.

 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalsel, Fajar Majardi, bersama sejumlah pimpinan instansi dan perbankan se-Kalsel serta akademisi.

Dikutip dari UGM ac.id, Pengamat pertanian, agroklimatologi dan perubahan iklim, sekaligus dosen Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Bayu Dwi Apri Nugroho, STP., M.Agr., Ph.D., berpendapat meningkatnya cuaca dan suhu yang panas beberapa hari sebelum hujan disebabkan  dinamika atmosfer yang kompleks. Termasuk adanya dampak El Nino dan Dipole Mode Positif, serta distribusi curah hujan yang belum merata.

Bayu menyebut ada keterkaitan antara cuaca dan pertanian yaitu sebuah keterkaitan sangat erat antara satu sama lain dimana cuaca disebut given artinya sebagai manusia harus dapat menyesuaikannya, termasuk dalam bidang pertanian. Pengaruh cuaca sangat penting untuk pertanian karena cuaca merupakan keadaan udara pada saat tertentu di suatu wilayah tertentu yang relatif sempit dalam jangka waktu yang singkat.

“Unsur cuaca yang berpengaruh di sektor pertanian dan memengaruhi fisiologis tanaman adalah suhu dan hujan dalam hal ini terkait dengan ketersediaan air. Suhu udara adalah salah satu unsur yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman pertanian,” sebutnya.

Sementara itu dalam berbagai kesempatan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan H Syamsir Rahman menyatakan provinsi itu siap menjadi penyangga pangan nasional hadapi ancaman El Nino atau ancaman cuaca ekstrem.

“Produksi pangan padi di Kalsel jika tidak terjadi masalah, setiap tahunnya sekitar 1,2 juta ton. Karena cukup besarnya produksi padi di Kalsel tersebut, maka Kementerian Pertanian RI pun menetapkan provinsi kita masuk 6 provinsi penyangga pangan nasional menghadapi ancaman El Nino ,” terangnya.

Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Optimalisasi Pompa dan Perluasan Areal Tanam (PAT) untuk Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah berlangsung di Ruang Rapat Aberani Sulaiman Kantor Gubernur Kalimantan Selatan, bulan Agustus lalu, Syamsir Rahman mengungkapkan bahwa potensi Kalimantan Selatan dalam mendukung ketahanan pangan di Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara masih perlu ditingkatkan.

“Kalsel dalam memenuhi kebutuhan ini, perlu juga dukungan dari Pertamina untuk menyediakan kuota solar khusus bagi petani serta pengawalan dari TNI untuk memastikan ketersediaan energi,” tegasnya.(Olpah Sari/M.Irfani).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!