Guru Besar UGM Berbagi Ilmu Agar Karya Tulis Ilmiah Diterima Jurnal Scopus

0

Tips dan Strategi Menulis dan Mempublikasikan Artikel di Jurnal Bereputasi Internasional (Scopus) yang disampaikan Guru Besar Antropologi Universitas Gajah Mada, Profesor Irwan Abdullah bersama Dr (Cand) Nasrullah (bertopi).

Mahasiswa dan dosen yang suka meneliti dan menulis tentu berharap karya-karya ilmiah mereka bisa terpublikasikan. Meskipun begitu tidak mudah untuk membawa tulisan masuk dalam jurnal-jurnal ilmiah, termasuk jurnal berindeks Scopus.Karena ada tahapan yang harus dilakukan dan dilalui, sehingga tulisan karya ilmiah bisa diterima jurnal-jurnal tersebut, di luar jurnal predator.

Sejatinya dosen maupun mahasiswa telah memahami urgensi dari penulisan karya tulis berdasarkan standar ilmiah.Mereka semua mafhum saja dengan derajat ilmiah pada artikel yang dimuat di jurnal terindeks Scopus.

Banyak kalangan beranggapan bahwa menulis artikel untuk dimuat di jurnal terindeks Scopus itu tidak mudah. Ada banyak tahapan dan revisi yang harus dilalui hingga satu manuskrip dapat diterima dan kemudian dipublikasikan. Benarkah demikian dan bagaimana solusinya ?.

Seorang guru besar Universitas Gajah Mada ,Prof. Irwan Abdullah punya pandangan tersendiri bagaimana tulisan-tulisan dapat diterima di jurnal berindeks Scopus. Ia pun mengajak  mahasiswa maupun dosen untuk memulai dari filosofi sederhana.

“Kita mulai dari kesadaran, tentang peralihan status kita dari amatir menjadi profesional. Yang kuncinya adalah memulai dengan menulis satu paragraf dulu setiap malam atau setiap pagi. Kalau dilatih secara intens maka pian-pian akan jadi penulis berindeks Scopus.Sama halnya pemain bola profesional, yang terus latihan, sebelum dan berlangsungnya liga sepakbola profesional,” terang Irwan Abdullah, saat berbicara dalam  Pelatihan “Tips dan Strategi Menulis dan Mempublikasikan Artikel di Jurnal Bereputasi Internasional (Scopus)”, di Restoran Lima Rasa, Banjarmasin, Selasa (06/08/2024).

Mas Irwan begitu sapaan akrab Founder IA Scholar Foundation, mengisahkan bagaimana tangguhnya seorang Bruce Lee dalam beladiri dan tidak takut dengan beragam ahli beladiri serta ratusan jurusnnya. Namun Bruce Lee justru takut dengan seorang ahli beladiri yang fokus latihan berkali-kali dengan satu jurus saja.

 

Antusiasme peserta menyimak paparan yang dibawakan Prof Irwan Abdullah.

Karena itu ia mengajak peserta yang merupakan dosen-dosen perguruan tinggi negeri dan swasta se-Kalsel untuk terus berlatih terkait menulis yang dimulai dengan menulis satu paragraf setiap hari, sebelum melanjutkan tahapan-tahapan selanjutnya.

“Yang terpenting itu adalah kerangka tulisan dinilai sangat penting. Kerangka tulisan yang baik, akan membantu mengorganisir cara berpikir penulis menjadi lebih terarah. Selain itu, kerangka tulisan membantu kita menulis artikel yang efektif tanpa berbelit,” ujarnya dalam presentasi dua jam tersebut.

Pria yang pernah menjabat Direktur Eksekutif pada Center For Religious and Cross-cultural Studies (CRCS) UGM pada tahun 2003 hingga 2005, memberikan kiat khusus menulis jurnal ilmiah yang bisa menembus jurnal terindeks Scopus.Bahkan dia dengan lugas menjelaskan bagaimana menulis introduction, yang jika peneliti dan penulis pemula lebih senang memulai dengan yang general.

“Yang penting itu adalah kekuatan lain adanya literatur-literatur. Disamping itu juga kita harus berpedoman kepada keyword yang sudah ditulis. Biasanya ada tiga keyword, maka sub bahasannya tiga saja, biar pian-pian fokus,”katanya.

Dalam strategi menulis Irwan pun habis-habisan membagikan trik-trik khusus. Salah satunya adalah sebuah karya ilmiah sejatinya penulis wajib menyertakan wujud atau bukti-bukti yang didapatkan selama riset. Bukti yang didapatkan harus dipresentasikan di bagian Methods. Dengan begitu, karya tulis yang dihasilkan tersebut adalah benar-benar bernilai ilmiah.

 

Dua Dosen STIE Pancasetia, Israul Huda dan Muhammad Risanta , Peserta Pelatihan “Tips dan Strategi Menulis dan Mempublikasikan Artikel di Jurnal Bereputasi Internasional (Scopus)”, di Restoran Lima Rasa, Banjarmasin, Selasa (06/08/2024).

Meskipun hanya sebentar kehadiran guru besar Antropologi UGM yang banyak menghasilkan buku-buku seperti Bahasa Nusantara: Posisi dan Penggunaannya Menjelang Abad ke-21 (1999); Sangkan Paran Gender (1997, 2003, 2006); Sex, Gender and Social Reproduction of Power (2001); Indonesia: in Search of Transition (2002); Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan (2006); Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan Kontemporer (2009), sangat berarti bagi para dosen yang menghadiri pertemuan sehari tersebut.

“Banyak hal dan informasi penting termasuk tips terbaik yang diberikan beliau sangat menginspirasi kita semua. Meskipun berlatar belakang seorang antropolog, Profesor Irwan Abdullah mampu menyajikan materi-materi yang renyah dan bernas, dengan beragam audiens serta latar belakang keilmuan,” ujar Sirajudin, Dosen Poliban Banjarmasin.

Hal serupa dirasakan Israul Huda, Dosen STIE Pancasetia Banjarmasin. Dirinya pun semakin terbuka wawasan dan menginspirasi menulis lebih komprehensif dan semakin tajam. Hal ini semakin memberikan pengayaan bagi para pengajar yang tersebar di Kalsel.

“Materinya baik dan lengkap, sangat edukatif sekali. Karena kita mendapatkan berbagai materi yang meliputi strategi dan teknik menulis artikel agar berhasil diterima di jurnal terindeks Scopus, metode penulisan dengan model 33 paragraf, serta cara menulis bagian-bagian penting seperti introduction, literature review, method, results and discussion, dan conclusion. Ini benar-benar pelatihan terbaik,” kata dosen yang juga seorang atlit arung jeram dan pendaki gunung. (Olpah Sari).

Olpah Sari – Penulis – Editor Economic Travelling.Com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!