Menakar Menyaring Hoax di Tangan Jurnalis

0

Koordinator Kanal Cek Fakta Tempo Inge Klara Safitri berbagi informasi seputaran hoaks.

Catatan Kecil Dari Sharing Session Bank Kalsel di Jakarta

Tahukah kita belakangan ini ternyata perkembangan hoax atau kabar palsu sangat cepat. Tak heran jika hoax menjadi perhatian masyarakat di Indonesia, karena dampaknya yang luar biasa membuat kegaduhan.

Kemudahan mengakses berbagai macam jenis informasi di beragam media menjadi salah satu fenomena hoax ada di era kemajuan teknologi saat ini. Perkembangan teknologi kini tidak disertai dengan kesiapan literasi bagi penggunanya. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dimana teknologi khususnya teknologi informasi menjadi salah satu dasar pengembangan di berbagai sektor tidak terlepas dari hoax.

Merujuk literatur pada  Oxford English dictionary, hoax sendiri didefinisikan sebagai malicious deception atau kebohongan yang dibuat dengan tujuan jahat (KBBI dan Oxford English Dictionary).Banyak kalangan termasuk pemerintah mengkhawatirkan dampak luar biasa dari peredaran hoax yang semestinya ditangkal sejak sekarang.

Mengutip RRI.co,id, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) menyebut menjelang Pemilu 2024 berita hoaks mengalami peningkatan. Tercatat, sejak Januari hingga Oktober 2023 berita hoaks politik mencapai lebih dari 50 persen.

“Jadi data terakhir hoaks kita sudah di angka 1.200, sekitar 700 diantaranya hoaks berita politik. Itu belum rekapan terakhir,” kata  Presidium Litbang Mafindo Loina Perangin-Angin dalam perbincangan bersama Pro 3 RRI, Sabtu (02/12/2023) lalu.

Loina juga melansir bahwa dari Januari sampai Oktober  2023 itu mencapai 85 hoaks. Kemudian, di tanggal 28 November di hari pertama kampanye ada sebanyak 21 hoaks politik.

“Sebanyak 14 hoaks diantaranya terkait dengan pemilu. Yang banyak itu terkait paslon,” terangnya lagi.

Riset lain menyebutkan, seperti yang dilansir www.suara.com dari Data Reportel, pengguna media sosial Indonesia mencapai 191,4 juta jiwa pada Januari 2022. Jumlah tersebut meningkat 12,6 persen dari data di 2021.

Dalam laporannya itu ternyata jumlah pengguna media sosial di negeri ini setara  68,9 persen dari total populasi di Indonesia. Sebagai perbandingan, jumlah penduduk Indonesia kini mencapai 277,7 juta jiwa hingga Januari 2022. Sebuah data angka yang tidak main-main.

 

Para Narasumber Sharing Sesion bersama Bank Kalsel dan awak media se-Kalsel.

Bagaimana dengan Kalimantan Selatan ? meskipun belum ada data resmi namun kasus per kasus pun muncul. Salah satunya juga disformasi tentang Bank Kalsel. Dalam akun palsu itu tersebar berita undian berhadiah dari Bank Kebanggaan Banua, yang merupakan kabar bohong. Hal ini membuat Bank Kalsel mengambil langkah cepat dan memberikan klarifikasi serta berita yang benar alias berita benar-benar berita terpercaya.

Upaya menangkal hoax dan kritis terhadap informasi bohong kembali mengemuka dan menjadi diskusi hangat antara awak media dengan jajaran Bank Kalsel, Jumat pagi (26/07/2024), di salah satu hotel berbintang di Jakarta.

Direktur Utama Bank Kalsel, Fachrudin, mengungkapkan Sharing Sesion adalah salah satu diskusi dua arah antara media dan pihaknya.Pertemuan ini juga menjadi masukkan penting bagi Bank Kalsel dan saling menguatkan satu antara lain, terutama dalam gerakan anti hoax, terutama bagaimana Jurnalis bisa menyaring dengan baik beragam informasi bohong, terlebih pula menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur serta kepala daerah lainnya di Kalsel.

Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan atau Bank Kalsel mengajak awak media meningkatkan kompetensi dan menyaring informasi bohong (hoaks) melalui sharing session menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

“Kata kuncinya adalah kolaborasi. Ini bentuk sinergisitas untuk menyaring berita hoaks pada era digital terutama memasuki tahapan Pilkada 2024.Tentu dalam pertemuan yang diisi para narasumber kompeten semakin meningkatkan kompetensi awak media, sehingga kemampuan serta pemahaman secara luas dapat menangkal berita hoaks,” terang Fachrudin.

 

Direktur Utama Bank Kalsel, Fachrudin bersama para narasumber dan Komisaris Independen Bank Kalsel, Syahrituah Siregar.

Fachrudin sendiri sangat berterima kasih dengan kehadiran sejumlah narasumber yang menjadi pemantik diskusi dari hoax hingga seputar ekonomi bisnis serta berita terkait Bank Kalsel.Apalagi hadir pula Koordinator Kanal Cek Fakta Tempo Inge Klara Safitri, Komisaris PT Freeport Indonesia, Dr AM Fachir (Mantan Wakil Menteri Luar Negeri), Direktur Utama Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera, Dr Irvandri Gustari dan Dr. Syahrituah Siregar, SE, MA., Komisaris Independen Bank Kalsel.

Hal menarik lainnya bagaimana menurut Inge, konten hoaks sulit dikenali di era sekarang, lantaran sangat cepat penyebarannya. Hal ini berbanding lurus dengan konfirmasi, yang dilakukan para Jurnalis.

“Yang paling kasat mata adalah misinformasi. Catatan penting, informasinya salah namun orang yang menyebarkan merasa apa yang dia bagi itu adalah sebagai sebuah kebenaran. Parahnya sudah salah tetap disebar, apalagi dilakukan dengan sengaja,”jelasnya saat berbicara di hadapan puluhan awak media.

Inge pun berharap peran Jurnalis menjadi salah satu agen yang bisa menangkal informasi-informasi bohong dan salah. Karena itu dia meminta Jurnalis pun harus memahami jenis-jenis hoax dan bagaimana dampaknya.

“Meskipun ada sanksi hukum bagi pelaku yang menyebarkan hoaks atau kabar burung. Namun langkah preventif juga perlu kita lakukan.Salah satunya juga kita tahu apa saja tipe-tipe informasi salah yang berpotensi membodohi publik,” ucapnya mengingatkan.

Gerakan memerangi hoaks sendiri diapresiasi Anang Fadhillah,salah satu Jurnalis senior Barito Post. Menurut pria yang dikenal sebagai salah satu musisi ini,hoaks ini menjadi masalah serius dan mesti dicegah dengan beragam cara.

“Termasuk bagaimana kita menakar dan menyaring informasi sebagai mungkin. Jurnalis adalah salah satu elemen penting dalam mencegah penyebaran hoaks. Karena itu kami sangat mengapresiasi yang dilakukan Bank Kalsel dalam Sharing Sesion. Terlebih ada banyak info penting kita dapatkan dari para narasumber,” sebut Anang, yang mengawali karir jurnalistiknya menjadi Reporter Radio Swasta ternama di Jakarta.

Anang juga sangat mendukung upaya bersama-sama memerangi hoax, termasuk meredam informasi yang bisa mengganggu kestabilan kamtibmas, termasuk info-info salah yang membuat gaduh.

“Karena itu kami selaras dengan Bank Kalsel, untuk terus mengedukasi masyarakat lewat berita-berita positif dan menginspirasi,” ucap Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kalsel mengakhiri keterangan. (Muhammad Irfani).

Muhammad Irfani, Jurnalis Economic Travelling.Com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!