Teh Tarik Kesenangan Klasik Dari Malaysia

0

Teh tarik mencerminkan keberagaman Malaysia dalam satu gelas dan telah lama membantu menyatukan bangsa yang beragam itu.

 

Hari kedua berada di Melaka Malaysia, tiba-tiba saya merindukan minuman ikonik negeri jiran, Teh Tarik.Konon teh tarik di kota ini salah satu yang terenak dari puluhan negara bagian Malaysia.

Ajakan Wali Kota Banjarmasin, H Ibnu Sina dan istri , Hj Dr Siti Wasilah untuk menyusuri kawasan Kota Lama di Melaka, langsung saya iyakan. Karena ini merupakan kawasan penuh sejarah, di antara landmark sebuah bangunan berwarna merah, Stadthuys dan Jonker Street yang terkenal dikunjungi oleh banyak turis.

Saat itu disela-sela kunjungannya ke Istana Negeri Melaka dan bersilaturahmi langsung dengan Tuan Yang Terutama (TYT) Dr Tun Seri Setia H Mohd Ali Bin H Mohd Rustam, dimanfaatkan Wali Kota Banjarmasin bertemu dua seniman lukis Banjarmasin, Jefry Andika dan Jefni Afriyadi. Dua nama terakhir seniman yang diundang khusus Tun Seri Setia H Mohd Ali Bin H Mohd Rustam untuk melukis dinding dengan 3 Dimensi di Museum Dunia Melayu Dunia Islam, Melaka.

Pertemuan santai antara saya, Ibnu Sina, Siti Wasilah ditemani Dato Sabrina (Tim DMDI Melaka) dengan dua pelukis mural dan grafity ini disuguhi minuman spesial Teh tarik. Saking enaknya saya pun memesan satu gelas kembali teh penuh kenangan ini.

“Teh Tarik merupakan bagian tak terpisahkan orang Melayu, khususnya di Melaka. Teh tarik mencerminkan keberagaman Malaysia dalam satu gelas dan telah lama membantu menyatukan bangsa yang beragam itu,” cerita Dato Sabrina, sembari mempersilakan tamu  spesial dari Banjarmasin menyeduh Teh Tarik, di teras sebuah Café dekat Gedung Merah, Melaka.

Saya pun semakin penasaran dengan minuman hangat yang dibuat dengan penuh cinta begitu kata anak muda,melihat pelayan dengan sigap menuangkan ramuan berbusa dari satu cangkir timah ke cangkir lainnya sambil meningkatkan jarak dengan setiap tuangan.

Hem inilah bikin saya dan Ary (wisatawan Banjarmasin) meneguk kembali teh  hangat yang satu ini, sembari menikmati suasana di tepi sungai Melaka.

Konon menurut berbagai literatur dan BBC News, Teh hitam pertama kali diperkenalkan oleh orang China pada tahun 1830-an. Katanya sih kerajinan ‘tarikan’ teh dikembangkan oleh juru masak jalanan India Selatan setelah tahun 1850,. Sedangkan susu dan gula diperkenalkan hampir 100 tahun kemudian selama akhir kolonialisme Inggris (1867-1957).

Karena banyak budaya negara yang berkontribusi pada penciptaan teh tarik, sebagian besar orang Malaysia, terlepas dari etnisnya, merasa terikat padanya hari ini.seperti yang sedari tadi Dato Sabrina ungkapan saat berbincang santai di salah satu sudut kawasan Stadthuys.

 

Cita rasa Teh Tarik Melaka yang hangat dan nikmat saat diteguk, memberikan kesan mendalam penikmat teh tarik, termasuk pelancong asal Banjarmasin ini.

“Memang hampir di setiap sudut jalan ada kedai yang menyajikan teh tarik. Tetapi di kawasan ini tehnya spesial dan bikin terkenang kembali. Inilah minuman yang dapat merekatkan dan menghubungkan orang-orang dari berbagai ras, budaya dan agama Kita dalam satu meja,” ujar Iza, Tour Guide Melaka, yang menemani rombongan wisatawan Indonesia.

Memang romantisme di Melaka banyak meninggalkan cerita yang membuat pelancong tak bisa melupakan.Seperti halnya saya yang sejak tahun 2010-an hingga saat ini sering liputan ke Malaysia. Tak heran jika pulang ke Indonesia saya mesti bawa banyak teh tarik untuk dinikmati sendiri maupun bersama keluarga.

Kakek saya, almarhum Jamhari Bin Karim termasuk yang paling suka menikmati seduhan teh tarik. Meskipun bukan asli Malaysia sesekali di akhir pekan beliau bersama cucunya termasuk saya minum bersama seduhan yang dibuat almarhum Nenek Masja.Biasanya kami berkumpul menyeruput teh tarik  ramai-ramai di bawah pohon jambu halaman rumah kakek, di depan Jalan Kelayan A Dalam Gang Antasari, Banjarmasin. Hem, teh tarik membawa saya bisa mengenang masa lalu.

“Ini minuman yang menawarkan kesenangan klasik dalam setiap tegukan. Di samping rasanya yang lezat, proses penyajian teh tarik yang unik juga menambah daya tariknya,” begitu kata Ary membuyarkan lamunan masa kecil saya sembari mengajak lagi meneguk teh tarik.

Bagi sebagian pelancong tak elok jika mengunjungi Malaysia, tak meneguk Teh Tarik. Karena di sini bisa melihat langsung proses penyajiannya yang unik dari Si Penarik Teh sebutan Barista yang mengolah dan meracik minuman khas yang satu ini.

“Teh ini dicampur dan disajikan dengan cara menuangkan dari satu wadah ke wadah lain.Nah untuk menghasilkan busa dan mencampurkan teh dengan susu. Kalau Melayu “Tarik” artinya menarik dengan tangan, secara harfiah adalah gerakan tangan para barista dalam menyajikan teh ini,”ujar Sekretaris HIPMI Banjarmasin, Ridwan Abdul Qadir Jailani, yang mengaku hobbi mengkonsumsi Teh Tarik Malaysia.

 

Suasana malam di sudut kawasan Jonker Street yang terkenal dikunjungi oleh banyak turis.

Saya pun sempat melirik Barista di cafe yang kami kunjungi ini bekerja menyajikan Teh tarik dibuat dari campuran teh hitam yang kuat dengan susu kental manis.

Teh tarik konon pula bahan dasarnya adalah teh hitam yang berkualitas tinggi, susu manis, dan gula, sesuai selera.Pembuatan teh yang baik direbus dalam teko besar, agar cita rasanya terjaga baik. Biasanya sang Barista membiarkan teh dalam air panas selama beberapa menit hingga warna dan rasa teh meresap sepenuhnya.

“Selanjutnya teh cukup kuat, baru ditambahkan susu cair ke dalam teko atau cangkir yang berisi teh. Nah disinilah penyajian menjadi hal yang unik dan menjadi ciri khasnya. Penuangan teh dari satu wadah ke wadah lain dengan cara tarik dan angkat tinggi, sehingga mencampurkan teh dengan susu secara efektif dan menghasilkan busa yang lembut,” ucap Iza sembari mengajak saya dkk balik ke hotel usai melakukan perjalanan wisata malam di Melaka. (Risanta).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!