Melaka Bandar Warisan Dunia Menyimpan Kisah Dunia

Pergi menebang si kayu bakau, untuk bekalan pergi ke laut

Pergi menebang si kayu bakau, sudah kurenang sembilan pulau

Dondang sayang barulah dapat lah dapat tempat berpaut

 Sudah kurenang sembilan pulau Dondang sayang
Barulah dapat lah dapat tempat berpaut

Lamat-lamat senandung Dondang Sayang Melaka ini terdengar dari salah satu sudut pertokoan di Kota Melaka, Malaysia, saat kaki menapakkan ke kota ini. Menyusuri jalan-jalan dalam nuansa kota Melayu memang menjadi perjalanan pembeda bagi pelancong maupun pebisnis yang mengunjungi salah satu negeri indah di Semenanjung Malaysia.

Jumat, 31 Mei 2024  kota Melaka menyambut kami, yang sebagian besar Delegasi Banjarmasin, yang tergabung dalam Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Kalimantan Selatan. Jumat siang kala itu terik matahari masih menghampiri kota perpaduan Melayu, Belanda dan Portugis (karena banyak situs sejarah terawat rapi disini).

Bagi Delegasi Banjarmasin yang dipimpin langsung Wali Kota Banjarmasin, H Ibnu Sina (Ketua Umum DMDI Kalsel), lawatan ini teramat istimewa.Karena membuka sejarah perkongsian Banjarmasin dan Melaka, melalui peran Dunia Melayu Dunia Islam.

Ya sejak Tuan Yang Terutama (TYT) Negeri Melaka, Tun Seri Setia (Dr) Mohd Ali Rustam melakukan lawatan ke Banjarmasin, di pertengahan Ramadan 1445 H lalu, negara yang semakin popular setelah tahun 2008 menyandang World Heritage City dari UNESCO, sangat terkesan menjalin hubungan kerjasama di segala bidang dengan Banjarmasin.

Kisah Melaka seperti  tak pernah habis, seakan tak lekang tergerus zaman.Konon bagi sebagian pelancong Melaka itu kota penuh romantis dan sarat nilai historis. Kekuatan Melaka pun terlengkapi dengan gelar Bandar sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO.

“Ada banyak hal yang kita gali dari lawatan ke Malaka kali ini, selain kerjasama yang luas melalui DMDI, kita juga bisa melihat langsung sisi-sisi lain kota Melaka sebagai sebuah inspiring bagi daerah-daerah lain termasuk Banjarmasin, yang positif untuk sebuah studi inspirasi kota,” ujar Wali Kota Banjarmasin, saat meninjau Musium Dunia Melayu Dunia Islam,Melaka.

Dari literatur Wikipedia, Melaka terkenal dinyatakan sebagai Melaka Maju pada tahun 2010 di Stadion Hang Jebat yang disempurnakan oleh Perdana Menteri Malaysia langsung dari Putra World Trade Centre (PWTC), Kuala Lumpur. Melaka juga dinyatakan sebagai Negeri Bandar (Kota) Teknologi Hijau.

“Meskipun merupakan negeri paling awal mendirikan Kesultanan Melayu, Melaka tidak ada Sultan disini, namun negeri di kepala oleh Tuan Yang Terutama (TYT) Negeri dan berdiam di Istana Negeri, Melaka,” tutur Ibnu Sina.

Memang benar apa kata orang mengunjungi Melaka, membawa kita serasa melihat kawasan Melayu yang mashyur atau famous ratusan tahun lampau. Karena hampir sebagian kawasan menyimpan situs-situs sejarah masa lalu,menyimpan seribu kisah dunia dalam lintasan waktu yang tak bertepi.

Bagi sebagian pelancong yang ke Malaysia, tak elok rasanya jika tak mengunjungi kota yang pernah menjadi lokasi syuting Film Entrapment yang dibintangi aktor Hollywood Sean Connery dan Si cantik Catherine Zeta Jones, hingga bintang Bollywood shahrukh khan.

“Melaka adalah salah satu destinasi wisata favorit pelancong di Negeri Jiran karena memiliki pemandangan kota yang menarik dengan gedung-gedung bersejarah di tiap sudutnya. Ada beberapa kawasan ini juga sering kali dijadikan lokasi liburan di akhir pekan bagi warga lokal ataupun masyarakat Singapura serta Malaysua yang ingin rihat dari kesibukannya sehari-hari. Karena menyimpan begitu banyak gedung serta tempat bersejarah, turis akan dapat menemukan beberapa museum yang dibangun untuk melestarikan warisan sejarah,” cerita Iza, Tour Guide Melaka saat membawa kami melancong ke sejumlah tempat bersejarah.

Iza menyebut beberapa lokasi memang famous atau terkenal dan selalu dipenuhi pelancong mancanegara.Sebut saja katanya Aborigines Museum, Baba Nyonya Heritage Museum, Malacca Sultanate Palace Museum. Museum Dunia Melayu Dunia Islam.

“Bahkan yang populer pada malam hari pelancong bisa merasakan romantisnya Melaka di waktu malam. Anda bisa menyusuri sungai selama 45 menit dengan jarak tempuh sekitar 9 km. Sepanjang perjalanan di aliran sungai yang sangat bersih, terlihat pemandangan bangunan dan deretan rumah tua. Saat menjelang matahari terbenam menjadi waktu yang tepat, untuk berwisata river cruise di muara sungai ini,” sebut Tour Guide yang dulunya adalah seorang guru di Melaka.

Sebagai kota yang kaya akan bangunan bersejarah peninggalan kolonial, tempat wisata di Melaka menawarkan nilai historis yang tinggi.Tak heran jika sebagian pelancong benar-benar terbawa hanyut dalam romantisme masa lalu.

“Selain unik dan penuh warna, kami merasakan nyaman mengunjungi Melaka.Masyarakatnya ramah di mana, hampir mirip di Indonesia. Ini pengalaman menarik yang bisa menjadi oleh-oleh cerita berwisata di kota legenda sarat sejarah dunia,” ungkap Muhammad Akbar Utomo, Ketua Kadin Banjarmasin, yang menemani Tim Economic Travelling.Com mengelilingi kota Melaka. (Olpah Sari – Risanta).