Foto Cover: Lanskap Karya Seni Mural Yessi Nur Mulianawati di Kannagi Art District, Chennai, India. (Dok: Pranav Gohil)

Baru-baru publik di Banjarmasin dibuat surprise dengan apresiasi terhadap seniman atau pelukis mural.Karena dalam waktu dekat pelukis-pelukis yang tergabung dalam Kune Studio Banjarmasin, akan melukis mural di Museum Dunia Melayu Dunia Islam, di Malaka, Malaysia.

Spesialnya kehadiran para pelukis yang merupakan anak muda Banjarmasin diundang langsung Presiden Dunia Melayu Dunia Islam, Tun Sri Setia H Mohammad Ali bin Mohammad Rustam. Mereka delegasi Parekraf Banjarmasin yang juga diutus langsung Wali Kota Banjarmasin, H Ibnu Sina. Pria yang dikenal humanis dan sarat prestasi ini adalah Ketua Umum Presiden Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Kalimantan Selatan.

Hal ini juga akan menambah deretan panjang prestasi anak-anak muda Indonesia dalam melakoni seni menggambar di dinding yang memukau jutaan orang di dunia. Karena sebelumnya juga ke Cape Town, Afrika Selatan, anak muda bernama Yessi Nur Mulianawati bikin kejutan dalam dalam acara Internasional Public Art Festival.

Bagi sebagian masyarakat awam, tentu tidak mengenal apa yang dimaksud dengan seni mural. Seni ini merupakan salah satu bagian ekonomi kreatif pada subsektor seni rupa. Seni mural sering disamakan dengan grafiti karena sama-sama menggambar di atas permukaan dinding yang luas.

Berbeda dengan grafiti yang lebih menekankan hanya pada isi tulisan dan kebanyakan dibuat dengan cat semprot maka mural tidak demikian, mural lebih bebas dan dapat menggunakan media cat tembok atau cat kayu bahkan cat atau pewarna apapun juga seperti kapur tulis atau alat lain yang dapat menghasilkan gambar.

Berbagai literatur menyebutkan Mural adalah cara menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok atau permukaan luas yang bersifat permanen lainnya (Wikepedia).

Merujuk bahasa latin Mural sendiri ditafsirkan sebagai dinding, sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan mural adalah lukisan pada dinding.

Dalam buku Buku Diksi Rupa. Susanto, Mikke (2002), mural dinilai sebagai salah satu lukisan pertama dan tertua di dunia. Karena ditemukan sejumlah dinding gua zaman purba di sebagian besar tempat di dunia.

 

Beberapa saat lalu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat mengunjungi Desa Wisata Sumberbulu, Mojogedang, Karanganyar, Jawa Tengah, memesan lukisan mural dirinya. (Foto-Dok Kemenparekraf).

Dalam konteks seni rupa,mural dikenal pula sebagai lukisan besar yang dibikin guna mendukung ruang dimensi arsitektur.

Yessi Nur Mulianawati seperti yang dilansir dalam kemenparekraf.go.id Mural adalah seni yang dibuat di media tembok. Sering dianggap mirip dengan grafiti, tapi kalau grafiti ada culture-nya sendiri. Dari segi penggunaan media juga berbeda karena mural menggunakan cat, sedangkan grafiti menggunakan spray paint.

“Seni mural juga  bisa di mana saja, bisa di tembok, jalanan, basketball court dan bidang luas lainnya.Menggambar di media yang luas seperti di permukaan tembok dapat memberikan kepuasan sendiri. Atas dasar itulah, saya yang mulanya menggambar di atas kanvas lalu beralih ke dinding karena ingin karyanya dinikmati oleh banyak orang,” begitu kata Yessiow sapa akrabnya.

Bagi seorang Yessi lukisan itu harus melewati proses yang panjang untuk bisa masuk ke galeri atau pameran. Sejujurnya dia sudah coba beberapa kali, tapi sayangnya karyanya belum berhasil lolos kurasi.

“Kalau lukisan, Saya sempat putus asa. Lalu terpikir cara lain bagaimana agar gambar saya bisa dilihat orang lain tanpa ada ‘syarat’. Dan mural adalah jawabannya,” ujar perempuan yang berkarya sejak 2013.

Yessi bangga karena ia menjadi satu-satunya dan seniman mural perempuan pertama asal Indonesia yang ikut festival-festival tersebut. Perempuan yang berdomisili di Bali ini juga menjadi seniman mural dari Asia Tenggara pertama yang karyanya terpampang di India, Nepal, Kamboja, Italia, hingga Afrika Selatan. Bahkan pada 2022 lalu, ia terbang ke Inggris Raya, Yunani, dan Jerman untuk mengikuti festival mural di sana.

 

Staf Muda Wali Kota Banjarmasin Bidang Parekraf Abdul Khair bersama Jefry Andika dan Jefni Apriadi (dari Kune Studio) di depan Istana Kesultanan Malaka, Malaysia .(Foto-Abdul Khair).

Jimmy Kapoh seorang penggiat pariwisata nasional, menilai mural menjadi bagian tak terpisahkan dari pariwisata dan ekonomi kreatif.Karena memiliki daya pesona tersendiri karena bertabur estetika dalam meningkatkan seni dan imajinasi penikmat, yang bisa juga jadi view indah sebuah destinasi atau kota wisata, seperti halnya Banjarmasin.

“Dalam persfektif luas khan mural juga dapat dipasang di restoran atau café yang menjadi destinasi wisata. Nuansa estetikanya bisa menjadi daya tarik tersendiri agar banyak tamu yang datang. Secara tidak langsung seni mural memiliki nilai ekonomi tinggi sebagai media promosi wisata suatu daerah,” ucap pria yang dikenal sebagai salah satu Tour leader wisata Kalsel.

Di berbagai kesempatan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan bahwa Kemenparekra dan Baparekraf mendukung penuh para seniman Indonesia yang berperan aktif dalam mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah internasional.

“Kemenparekraf mendukung penuh seniman-seniman Indonesia yang berani menuangkan karyanya dan mengenalkan budaya Indonesia di mata dunia,” kata Menparekraf Sandiaga dalam The Weekly Brief With Sandi Uno, di Bali, beberapa saat lalu. (Risanta).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!