Asosiasi Pemandu Wisata Bakti Pertiwi Langsung Gaspol

0

Para Pengurus Asosiasi Duta TIWI Desa Wisata Cupunagara, bersama Founder Yayasan Elang Khatulistiwa Indonesia, Abby dan Ketua Harian Asosiasi Duta TIWI, Andi Sukandi.

Siapkan Pemandu Profesional di Desa Wisata Cupunagara Subang

Meskipun baru berdiri kiprah Asosiasi Pemandu Wisata Bakti Pertiwi mendukung ketersediaan tenaga-tenaga profesional kepemanduan wisata khususnya alam dan pegunungan patut diapresiasi. Asosiasi yang dipimpin Muhammad Risanta terus bergerak mengembangkan sayap dalam mendukung pergerakan industri parwisata di Indonesia.

Terlebih Asosiasi Pemandu Wisata Bakti Pertiwi lahir dari sebuah refleksi menjaga ketersediaan tenaga pemandu wisata yang bersertifikasi dan program peningkatan kapasitas pelaku pariwisata seiring meningkatnya perkembangan pariwisata. Hal ini ditunjang dengan kemunculan destinasi-destinasi wisata di daerah, mulai wisata alam hingga wisata alam buatan.

Meningkatnya jumlah destinasi wisata tentu akan meningkat pula wisatawan yang akan datang memenuhi tempat wisata. Inilah yang menjadi perhatian khusus organisasi yang bermarkas di kota Bandung , Jawa Barat ini.

“Yang kita perlukan adalah sumber daya manusia yang memiliki kompetensi, baik para pelaku maupun pemandu wisatanya. Hal ini juga menjadi momen yang sangat baik dalam upaya mengurangi risiko keamanan dan keselamatan para pengunjung diperlukan manajemen yang baik, peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan yang terpenting pemandu lokal yang telah mengikuti pelatihan pemandu,” ungkap Ketua Asosiasi Pemandu Wisata Bakti Pertiwi (Asosiasi Duta TIWI), Muhammad Risanta, kepada awak media, di Bandung, Senin (07/04/2024).

 

Ketua Asosiasi Pemandu Wisata Bakti Pertiwi (Asosiasi Duta TIWI), Muhammad Risanta, saat menemani wisatawan Australia berkunjung ke Banjarmasin beberapa saat lalu.

Lebih jauh pria yang dikenal sebagai Jurnalis Senior CNN Indonesia, menyebutkan Menciptakan wisata yang ramah, aman, nyaman harus terus dilakukan. Karena itu peran pemandu wisata terutama yang berada di ring satu destinasi wisata harus optimal termasuk dengan kelengkapan kemampuan dan kemahiran yang mengacu kepada standarisasi keselamatan berwisata.

“Asosiasi kami pun mengakomodir para Pemandu Wisata untuk menjaga wisatawan merasa nyaman dan aman saat didampingi oleh pemandu.Pemandu lokal bersama pelaku pariwisata khususnya di Desa Wisata kita dorong dalam upaya peningkatan kapasitas, termasuk pengetahuan mitigasi bencana, survival, memenej pemanduan lapangan dengan aman dan nyaman,” tambahnya lagi.

Salah satu dukungan langsung dari Asosiasi Duta TIWI adalah Desa Wisata Rintisan bernama Desa Cupunagara. Kawasan wisata ini berada di ujung Kabupaten Subang bagian Selatan Desa Cupunagara,  Kecamatan Cisalak, Jawa Barat.

Upaya mendukung Cupunagara sebagai Desa Wisata bertalenta dan mendorong ekowisata berbasis masyarakat yang sejahtera, dilakukan pula dengan program Pelatihan Pemandu Geowisata yang merupakan kolaborasi BUMDES Cupunagara dengan LPK LPK Elang Khatulistiwa Indonesia.

 

Founder Yayasan Elang Khatulistiwa Indonesia , Abby bersama Ketua Harian Asosiasi Duta TIWI, Andi Sukandi.

Guna menunjang ketersediaan tenaga pemandu geowisata yang profesional, mereka juga mendirikan sekaligus melantik Pengurus Asosiasi Duta Tiwi Desa Wisata Cupunagara. Prosesi pelantikan ini pun dihadiri langsung Founder Yayasan Elang Khatulistiwa Indonesia , Abby dan Ketua LPK Elang Khatulistiwa Indonesia ,Ali Reno.

“Hal ini akan menunjang untuk meningkatkan  wisatawan yang berkunjung, kami terus mendorong para pelaku dan pemandu wisata untuk terus meningkatkan kapasitasnya agar bisa menekan tingkat risiko kecelakaan, mereka dapat perlindungan hukum, perlindungan kecelakaan dan kematian serta, terdaftar di ketenagakerjaan agar dapat pengakuan yang setara dalam melakukan pekerjaannya,” terang Andi Sukandi, Ketua Harian Asosiasi DUTA TIWI saat melantik pengurus tingkat Desa.

Sementara itu Kepala Desa Cupunagara, Wahidin Hidayat, sangat mengapresiasi perhatian Asosiasi Duta TIWI dalam mendukung pengembangan Desa Wisata mereka. Terlebih untuk pertama kali di desa mereka ada perwakilan khusus asosiasi tersebut.

“Kami akan membuka wisata khususnya wisata alam yang ada disini dan masih asri. Hal ini dalam upaya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, selanjutnya UMKM pun bisa berjalan, sehingga produknya akan terjual saat pelancong mengunjungi desa kami,” kata Wahidin Hidayat optimis.(Muhammad Irfani).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!