Literasi Keuangan Kunci Penting Bagi Petani Bangun Agribisnis

0

Foto-Dok SMK PP Banjarbaru.

Banjarbaru – Kementerian Pertanian terus mendorong petani mampu mengelola keuangan dengan baik. Karena itulah pemahaman pengelolaan keuangan amat penting bagi para petani untuk membantu membuat perencanaan yang matang dalam mengelola usaha taninya, mulai dari pra panen sampai pascapanen.

Salah satu cara terbaik petani pun harus melek informasi dan terus ditingkatkan pemahaman dengan literasi keuangan. Karena Melalui literasi keuangan, petani diharapkan memiliki bekal edukasi mumpuni terkait finansial sehingga mampu mengambil sikap dan memilih keputusan keuangan secara bijak.

Project Manager Program YESS, PPIU Kalsel, Angga Tri Aditia Permana mengatakan pentingnya kegiatan, dalam meningkatkan literasi keuangan di kalangan para pengusaha, termasuk petani.

Hal ini dikatakannya saat membuka pelatihan Training of Trainers (TOT) Literasi Keuangan dan Proposal Bisnis untuk para staff BDSP Batch II.

“Guru diharapkan dapat mengirimkan informasi tentang literasi keuangan kepada siswa, karena topik ini belum termasuk dalam kurikulum saat ini. Literasi keuangan menjadi kunci penting bagi pengusaha dan petani untuk mengelola keuangan dengan baik,” ujar Angga.

 

Foto-Dok SMK PP Negeri Banjarbaru.

Menurutnya Literasi Keuangan memberikan manfaat yang besar, karena mampu Memiliki kemampuan dalam melakukan perencanaan​ keuangan dengan lebih baik, termasuk Mampu bertanggung jawab pada keputusan keuangan yang diambil.

Sekedar diketahui sebagai Provincial Project Implementation Unit (PPIU) di Kalimantan Selatan dalam Program YESS, Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK PPN) Banjarbaru sebagai menggelar pelatihan Training of Trainers (TOT) Literasi Keuangan dan Proposal Bisnis untuk para staff BDSP Batch II.

Training sendiri berlangsung selama lima hari dimulai Selasa, (27/02/2024), dan diikuti oleh 60 peserta dari empat kabupaten di wilayah intervensi program YESS Kalimantan Selatan. Para peserta sendiri berasal dari Balai Penyuluh Pertanian, P4S, dan guru-guru dari Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan Pertanian (SMK-PP).

Rizky Permana, Deputi Teknis dari National Program Management Unit (NPMU), menjelaskan para peserta yang lulus dari pelatihan ini diharapkan bisa menjadi pelatih bagi masyarakat, terutama petani.

“Kami berharap bahwa para pelatih yang lulus dari TOT ini tidak hanya akan berkontribusi dalam forum formal, tetapi juga dapat memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama dalam meningkatkan literasi keuangan yang saat ini masih rendah di Indonesia,” ungkap Rizky.

Sementara itu Budi Santoso, Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, menekan pentingnya literasi keuangan dalam dunia agribisnis, terutama dalam pengelolaan usaha pertanian.

“Banyak petani yang ahli dalam hal teknis, tetapi masih kurang dalam literasi keuangan. Hilirisasi menjadi sangat penting, di mana petani perlu meningkatkan nilai jual hasil pertanian, seperti yang telah dilakukan oleh petani-petani di Jepang. Kegiatan ini sangat strategis dalam membangun kapasitas dan pengetahuan untuk mendukung kemajuan sektor pertanian di Indonesia,” kata Budi.

Kegiatan TOT Literasi Keuangan dan Proposal Bisnis ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan para staff BDSP, sehingga mereka dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat di wilayah intervensi program YESS.

Upaya SMK PP Negeri Banjarbaru sangat selaras dengan program Kementerian Pertanian, yang Kementerian Pertanian terus mengupayakan lahirnya petani-petani muda berkualitas di Indonesia.  Hal ini dilakukan karena Kementan menyadari bahwa generasi milenial merupakan modal utama dalam fenomena bonus demografi. Potensi generasi milenial yang dapat dimaksimalkan akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) pun  terus berkomitmen meningkatkan kualitas generasi milenial sebagai motor penggerak utama sektor pertanian. Berbagai upaya dilakukan, mulai dari pelatihan, permagangan, akses permodalan, hingga peningkatan jejaring pemasaran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP)  , Dedi Nursyamsi, mengatakan, usaha pertanian melibatkan aspek modal yang tidak sedikit, untuk itu, segala sesuatunya harus dilakukan dengan cermat.

Dedi juga mengemukakan bahwa pertanian modern memang membutuhkan ‘pencatatan’ keuangan yang tersusun rapi. Tujuannya untuk memudahkan petani dalam melakukan evaluasi. Sebab, usaha pertanian memiliki fluktuasi dari waktu ke waktu.

“Hasil evaluasi tersebut sangat berguna untuk menentukan strategi usaha pada periode tanam di musim berikutnya. Dengan nilai bisnis besar, maka penguatan literasi keuangan petani harus diperkuat,” kata Dedi.

Karena itu pula mengandeng International Fund for Agricultural Development (IFAD), Kementan menciptakan wirausaha milenial tangguh dan berkualitas melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS).

Salah satunya di wilayah Kalimantan Selatan.Tak kurang dari 55,3 juta dollar AS digelontorkan IFAD untuk program selama 6 tahun program berjalan (2019-2025).

Program YESS sendiri bertujuan mencetak petani milenial dan meningkatkan kapasitas maupun kompetensinya serta mengembangkan kemampuan wirausaha bagi generasi milenial.(Olpah Sari).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!